Inilah Beda Demam Dengue dan DBD serta Cara Pengobatnnya

Demam berdarah dengue (ist)

Musim hujan biasanya menjadi saat paling produktif nyamuk berkembang biak, termasuk nyamuk jenis aedes aegypti yang menjadi penyebab demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD).

Mengutip aladokter, demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) penjelasannya sebagai berikut . Gejala demam dengue umumnya sama seperti DBD, yakni demam, sakit kepala, sakit perut, mual, muntah, diare, serta ruam kulit.

Namun pada DBD, penyakit ini disertai gejala dan tanda perdarahan, misalnya mimisan, gusi berdarah, muntah atau buang air besar berdarah, kadar trombosit menurun, kadar hematokrit meningkat, tekanan darah rendah, dan takikardia.

Baca Juga:

Walau berbeda, demam dengue maupun DBD dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk yang sama, yaitu Aedes aegypti yang membawa virus Dengue.

Jenis Obat DBD dari Sisi Medis

Hingga saat ini, belum ada obat DBD yang dapat membasmi virus Dengue dan menyembuhkan DBD sepenuhnya. Pemberian obat hanya bertujuan untuk meredakan gejala yang muncul serta mencegah dan menangani komplikasi DBD, seperti perdarahan hebat dan sindrom syok dengue.

Selain itu, pemberian obat DBD oleh dokter biasanya disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala dan kondisi penderita secara umum. Nah, berikut ini adalah beberapa jenis obat DBD yang kerap digunakan:

1. Obat pereda demam
Penggunaan obat pereda demam, misalnya paracetamol, cukup efektif untuk mengatasi gejala demam yang muncul akibat penyakit DBD. Selain untuk meredakan demam, paracetamol juga bisa digunakan untuk mengatasi nyeri akibat DBD, seperti nyeri tulang dan otot atau sakit kepala.

2. Cairan infus
Penderita DBD umumnya dianjurkan untuk makan dan minum air putih yang cukup guna mencegah dehidrasi. Namun, DBD terkadang menyebabkan gejala mual, muntah, dan diare, sehingga penderitanya sulit untuk makan dan minum.

Jika penderita kesulitan memenuhi asupan cairan tubuh dan nutrisi dari makanan dan minuman, dokter biasanya akan memberikan cairan infus.

3. Transfusi darah
Transfusi darah pada penderita DBD umumnya jarang dilakukan. Pengobatan ini biasanya ditujukan kepada penderita yang mengalami perdarahan berat, misalnya muntah berdarah, mimisan berulang, atau buang air besar berdarah, yang tidak kunjung berhenti.

Pemberian transfusi darah juga berfungsi untuk meningkatkan jumlah trombosit yang kerap menurun akibat DBD. Tromobsit ini merupakan sel darah yang berperan penting dalam menghentikan perdarahan di dalam tubuh.

4. Obat-obatan pendukung
Selain pengobatan di atas, dokter biasanya juga akan memberikan pengobatan antimual, misalnya domperidone atau ondansentron, guna mengurangi keluhan mual dan muntah agar penderita DBD dapat makan dan minum dengan lebih baik. Namun, pemberian obat ini harus sesuai dengan anjuran dari dokter.

Pemberian vitamin juga dapat menjadi pilihan guna meningkatkan imunitas tubuh penderita DBD dalam melawan virus Dengue, misalnya vitamin D atau suplemen multivitamin.

Penting diketahui bahwa selama sakit DBD, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi obat golongan antiradang nonsteroid (NSAID), misalnya ketorolac, diclofenac, ibuprofen, dan aspirin.

Ini karena jenis obat-obatan tersebut dapat memperparah perdarahan sehingga bisa berbahaya bagi penderita DBD.

Obat DBD dari Tanaman Herbal


Selain obat-obatan medis, ada juga obat-obatan herbal yang diduga dapat mengobati DBD, seperti ekstrak daun pepaya. Sejumlah penelitian mengatakan bahwa konsumsi ekstrak daun pepaya bisa mengatasi DBD dengan meningkatkan trombosit dan jumlah sel darah merah dalam tubuh penderitanya.

Beberapa jenis tanaman herbal lainnya, seperti daun jambu biji, ketumbar, adas manis, bunga Echinacea, dan rumput gandum, juga diyakini bekhasiat mengatasi DBD.

Meski begitu, penggunaan tanaman herbal sebagai obat DBD ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas, keamanan, dan dosis penggunaannya yang tepat pada penderita DBD.

Perlu diketahui bahwa masa pemulihan penyakit DBD umumnya berlangsung selama 1–2 minggu. Selama masa tersebut, Anda disarankan untuk mengurangi aktivitas fisik, memperbanyak istirahat, mengonsumsi makanan bergizi, dan minum air putih yang cukup.

Berbagai Tips Pencegahan DBD
Agar terhindar dari penyakit DBD, penting untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya. Anda dapat melakukannya dengan menerapkan beberapa langkah pencegahan berikut ini:

- Menguras dan membersihkan tempat penampungan air, seperti bak mandi dan vas bunga, setidaknya seminggu sekali
- Menutup rapat tempat penampunganan air
- Mengubur barang bekas
- Membuang sampah pada tempatnya, terutama sampah basah
- Menggunakan obat semprot pengusir nyamuk atau melakukan fogging di lingkungan rumah
- Menggunakan pakaian tertutup dan obat oles antinyamuk untuk mencegah terkena gigitan nyamuk
- Menyalakan kipas angin atau aromaterapi yang bisa mengusir nyamuk, misalnya yang beraroma lavender, lemon, atau serai
- Apabila Anda atau orang di sekitar Anda ada yang mengalami gejala penyakit DBD, sebaiknya segera berobat ke dokter agar dapat memperoleh obat DBD yang tepat. Pemeriksaan dan penanganan dari dokter penting dilakukan agar penyakit DBD tidak menimbulkan komplikasi yang berat.(*)


Related Stories