Intip Yuk 8 Tips memulai Bisnis Kuliner di Usia Muda

Ilustrasi orang bisnis kuliner. (Freepik)

JAKARTA – Memulai perjalanan di dunia bisnis kuliner bisa menjadi langkah yang menantang, namun juga menyimpan banyak peluang bagi para pemula yang tahu cara menavigasinya dengan tepat.

Sebab, membangun usaha di bidang kuliner bukan hanya soal menyajikan makanan lezat, tapi juga tentang memahami pasar, mengelola operasional, dan membentuk identitas merek yang kuat. Karena itu, langkah ini tidak bisa dianggap remeh.

Jika kalian memiliki impian untuk membuka restoran, memulai dari usaha gerobak atau kios makanan bisa menjadi langkah awal yang tepat. Selain itu, ini merupakan cara cerdas untuk memulai secara sederhana sekaligus memperkenalkan nama brand kalian ke publik.

Baca juga:

Lantas, bagaimana caranya? Tenang saja, berikut beberapa panduan yang bisa kalian lakukan untuk memulai bisnis kuliner.

Tips memulai Bisnis Kuliner di Usia Muda

Berikut beberapa cara memulai bisnis kuliner di usia muda:

1. Buat Rencana Bisnis yang Matang

Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan investasi apa pun adalah melakukan riset secara menyeluruh. Luangkan waktu beberapa minggu atau bahkan bulan untuk memahami lebih dalam industri makanan secara umum, siapa target konsumen kalian, tren terkini, serta peta persaingan.

Setelah itu, susun rencana bisnis yang dapat meyakinkan calon investor. Bayangkan proses ini sebagai penggalian empat elemen penting: customer (pelanggan), consumer (konsumen), channel (saluran), dan context (konteks pasar).

Berikut hal-hal yang perlu dilakukan:

- Tentukan target pasar: Siapa yang menjadi sasaran dari bisnis kalian, apakah itu generasi baby boomer, Gen X, Gen Z, pasangan muda, atau lansia?

Setelah target pasar ditentukan, pahami kebiasaan mereka dalam membeli, apa yang mereka beli, alasan mereka membeli, di mana mereka membeli, dan hal apa yang memengaruhi keputusan mereka. Informasi ini akan membantumu menciptakan penawaran yang lebih relevan dan tepat sasaran.

- Tentukan keunikan bisnis: Cari tahu apa yang membuat bisnis kalian berbeda dari yang lain. Pelajari strategi para pesaing, baik yang langsung maupun tidak langsung, dan temukan keunggulan kompetitif kalian.

Keunikan ini tak harus ekstrem, yang penting relevan. Misalnya, jika kalian menyasar keluarga muda, menghadirkan tempat makan yang ramah anak dan menyediakan menu sehat khusus anak-anak bisa menjadi nilai tambah.

- Tentukan jenis restoran: Apakah kalian ingin membuka toko roti, kedai kopi, restoran cepat saji, fast-casual, atau tempat makan lengkap? Masing-masing memiliki pendekatan operasional, jam kerja, dan kebutuhan modal yang berbeda. Pilih model yang sesuai dengan karakter pribadimu dan gaya kerja yang kamu inginkan.

- Pilih jenis makanan/menu: Pikirkan matang-matang menu yang akan kalian sajikan, dan lakukan ini sejak awal proses. Pelajari tren makanan terbaru yang relevan dengan target pasar, lalu sesuaikan menunya.

Beberapa tren populer saat ini antara lain makanan berbasis nabati (vegetarian/vegan), menu bebas alergi atau gluten, dan penggunaan bahan lokal.

- Tentukan identitas merek (brand): Branding mencerminkan siapa diri kalian sebagai bisnis, mulai dari logo, tampilan visual, desain menu, musik di restoran, hingga seragam karyawan.

Semua elemen ini membentuk citra yang ingin kamu tampilkan dan memberikan kesan pertama kepada pelanggan tentang apa yang bisa mereka harapkan. Pikirkan dengan matang bagaimana kalian ingin dikenali dan apa nilai yang kalian usung.

Setelah rencana bisnis siap, lakukan uji coba di dunia nyata. Ajak calon pelanggan dari target pasar untuk memberikan masukan dan pendapat mereka. Ini bisa dilakukan dengan cara sederhana seperti bertanya langsung ke beberapa orang di jalan, atau melalui riset pasar yang lebih mendalam.

2. Pastikan Pendanaan Bisnis Kalian

Dilansir dari Hospitality Insights, setelah rencana bisnis disusun, kini saatnya mengatur pendanaan. Namun, tidak semua orang yang ingin membuka usaha kuliner memiliki modal pribadi yang cukup, dan kenyataannya, sebagian besar memang tidak. Untungnya, ada berbagai cara untuk memperoleh pendanaan bagi bisnis baru kalian:

- Mengajukan pinjaman usaha

- Meminta dukungan dari keluarga atau teman

- Mencari investor eksternal atau menjalin kemitraan

- Mengakses bantuan atau subsidi dari pemerintah

- dan lain sebagainya

Perlu diingat, biasanya butuh waktu beberapa tahun sebelum usaha mulai menghasilkan keuntungan. Di awal, keuangan cenderung ketat. Karena itu, pertimbangkan untuk memulai dari skala kecil namun dengan rencana pengembangan ke depan, serta pilih mitra bisnis dengan cermat, karena mereka akan menjadi bagian penting dalam perjalanan bisnis jangka panjang kalian.

3. Tentukan Lokasi yang Tepat

Kita sering mendengar ungkapan, “lokasi adalah segalanya.” Namun, kenyataannya tidak selalu begitu. Lokasi tempat usaha kuliner akan bergantung pada berbagai faktor. Kecuali kalian sangat mengandalkan lalu lintas pejalan kaki, kalian tidak harus memilih tempat yang paling ramai atau populer. Beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan antara lain:

- Biaya sewa: Berdasarkan proyeksi penjualan dan keuntungan kalian, berapa besar anggaran yang realistis untuk disisihkan demi sewa tempat?

- Aksesibilitas bagi pelanggan: Bagaimana cara pelanggan menjangkau restoran kalian, berjalan kaki, naik kendaraan pribadi, atau transportasi umum?

- Peraturan wilayah: Beberapa area menerapkan peraturan ketat, seperti batasan kebisingan atau jam operasional untuk pengiriman barang dari pemasok.

- Kedekatan dengan bisnis lain: Kehadiran kompetitor atau bisnis sekitar bisa memengaruhi jumlah pengunjung. Teliti kondisi sekitar dan bagaimana itu berdampak pada usaha kalian.

- Rencana jangka panjang: Pikirkan bagaimana kondisi lingkungan akan berubah dalam 2, 5, atau 10 tahun ke depan. Apakah ada proyek pembangunan besar yang mungkin mengubah dinamika wilayah tersebut?

4. Rancang Tata Letak Ruang Usaha

Setelah mendapatkan tempat usaha, langkah selanjutnya adalah mulai merancang tata letak dan desain interior.

Tentu saja, desain ini harus disesuaikan dengan jenis bisnis kuliner yang dijalankan. Namun, secara umum, restoran biasanya mengalokasikan sekitar 45–60% area untuk ruang makan, sekitar 35% untuk dapur, dan sisanya untuk penyimpanan serta ruang kantor.

Pikirkan dengan matang mengenai pengaturan dapur dan area makan agar tercipta alur kerja yang efisien di antara keduanya. Area persiapan juga sangat penting, pastikan koki memiliki ruang yang cukup untuk menata, menghias, dan menyajikan makanan dengan baik.

Ini juga saat yang tepat untuk mempertimbangkan teknologi apa saja yang dibutuhkan dalam operasional bisnis kalian, apakah itu sistem POS, kiosk digital, tablet, atau elemen audio-visual yang bisa menambah suasana sekaligus mendukung promosi produk. Semua perangkat ini perlu terintegrasi dengan baik ke dalam desain ruangan.

Yang paling penting, jangan berhemat di area makan. Inilah panggung utama dari pengalaman pelanggan, tempat semua keajaiban terjadi. Suasana yang nyaman dan dekorasi yang tepat sangat menentukan kesan pertama dan keberhasilan restoranmu dalam menarik dan mempertahankan pelanggan.

5. Pilih Pemasok yang Tepat

Sebagai pemilik usaha kuliner, kalian akan bekerja sama dengan berbagai macam pemasok, mulai dari penyedia perabot, peralatan bar dan dapur, hingga tentu saja bahan makanan. Buat daftar kebutuhan yang diinginkan, sesuaikan dengan anggaran jangka pendek dan panjang, lalu mulai cari mitra yang tepat.

Perlu diingat, meskipun kalian tidak boleh mengorbankan kualitas, memilih pemasok dengan harga terlalu tinggi bisa memperkecil margin keuntungan dan membahayakan kelangsungan bisnis kalian. Jadi, pastikan melakukan negosiasi secara serius.

Kalian bisa mengunjungi toko grosir, pasar petani lokal, menghadiri pameran industri makanan & minuman, meminta rekomendasi dari sesama pemilik restoran, atau bahkan mencarinya lewat Google.

Carilah pemasok yang bisa dipercaya, memiliki reputasi baik dalam menyediakan produk berkualitas, serta memiliki portofolio kerja sama yang solid.

Untuk pemasok bahan makanan, pastikan menanyakan jadwal pengiriman dan standar keamanan pangan mereka. Pilih juga pemasok lokal bila memungkinkan, biasanya mereka menyediakan bahan yang lebih segar dan sekaligus lebih ramah lingkungan.

6. Urus Izin Usaha dan Perizinan Resmi

Penting untuk menghubungi kantor regulasi setempat guna memastikan bisnis kuliner kalian memenuhi semua persyaratan hukum, termasuk standar kesehatan dan keselamatan pangan.

Jika perlu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penasihat hukum agar tidak ada aturan yang terlewat. 

Perlu diingat, beberapa izin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk disetujui. Jadi, sebaiknya proses ini dimulai jauh sebelum hari pembukaan usaha agar tidak menghambat operasional nantinya.

7. Buat SOP & Rekrut Karyawan

Tahap selanjutnya adalah menyusun aturan dan prosedur operasional yang jelas agar setiap anggota tim dapat bekerja secara konsisten, terarah, dan sesuai standar yang ditetapkan. Langkah ini sangat penting karena akan memengaruhi kualitas sajian makanan maupun mutu pelayanan secara keseluruhan.

Setelah memiliki Standard Operating Procedure (SOP), pemilik usaha dapat mulai meningkatkan efisiensi operasional dengan merekrut tenaga kerja. Tentu saja, proses rekrutmen perlu memperhatikan kemampuan kandidat dalam bekerja sama serta menjalankan SOP dengan disiplin dan tepat.

8. Promosi

Penting untuk melakukan promosi agar masyarakat sekitar mengetahui kehadiran bisnis kuliner kalian. Meski promosi dari mulut ke mulut masih sangat efektif, ada beberapa strategi lain yang bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan bisnis kuliner kalian:

- Bangun situs web yang menarik: Pastikan situs bisnis kalian mudah diakses dan memuat informasi penting seperti jam operasional, menu, sistem reservasi, serta layanan khusus (jika ada).

- Aktif di media sosial: Buat akun bisnis di platform seperti Facebook, Twitter, TikTok, dan Instagram. Bagikan konten menarik, termasuk foto-foto berkualitas dari bisnis kuliner kalian serta proses persiapan menjelang pembukaan.

- Gunakan iklan berbayar: Manfaatkan platform digital untuk menjangkau ribuan calon pelanggan yang sesuai dengan target pasarmu melalui media sosial, mesin pencari, iklan web, layanan streaming, radio, hingga podcast.

Namun, jika belum yakin dengan kemampuan mengelola iklan digital secara mandiri, lebih baik percayakan pada agensi profesional atau freelancer agar anggaran iklan kalian tidak terbuang sia-sia.

- Adakan soft opening: Selain menjadi latihan sebelum pembukaan resmi, acara ini bisa membangun antusiasme dari lingkungan sekitar. Undang tamu terbatas, misalnya keluarga, teman, mitra bisnis, atau pelaku usaha lokal.

- Tawarkan promo khusus: Berikan minuman atau hidangan penutup gratis untuk pengunjung pertama, 10, 50, atau 100 orang. Ini akan meninggalkan kesan positif dan menunjukkan keramahan serta kemurahan hati kalian sebagai pemilik usaha.

Bekerja keras, tetap semangat, dan berani tampil beda. Keberhasilan memang diukur dari keuntungan, namun kalian juga harus rutin mengevaluasi kinerja dari berbagai aspek agar bisa terus menyesuaikan dan menyempurnakan model bisnis kalian.

Merintis bisnis memang penuh tantangan, namun pada akhirnya, keberhasilan adalah hasil manis dari perjuangan yang gigih.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 27 Jul 2025 

Bagikan

Related Stories