Ketika Pengecer Gas 3 Kg Sulit Dapatkan Pasokan

Gudang gas 3 kilogram

SETENGAH bulan lebih saya tidak mendapatkan pasokan gas elpiji 3 kilogram, kata Sasmito (70) pengecer gas 3 kilogram di kawasan Ilir Timur I Palembang.

Ia bercerita hampir frustasi dan akan menjual puluhan tabung gas miliknya yang biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas tetangga di sekitar pemukimannya.

Dia mengaku saat ini, kesulitan mendapat pasokan gas elpiji 3 kilogram tersebut.

Sedangkan pembeli, justeru semakin banyak bahkan kadang sekitar 20 tabung gas miliknya setiap hari langsung habis, kata dia, dibincangi, Senin (10/8).

Menurut dia, gas dagangannya tersebut dipasok dari agen yang berada di kawasan Kebun Bunga Kecamatan Sukarame.

"Akhir-akhir ini, pasokan tidak lancar dan harganya pun naik," ujar dia

Karena itu, kakek yang biasa dipanggil mbah ini mengungkapkkan setiap kali pembeli datang dia langsung menyebutkan harganya Rp21 ribu sebab modalnya tinggi.

Dengan harga tersebut, biasanya pembeli tetap menukar tabung gas karena memang susah mendapatkan bahan bakar bersubdisi itu.

Hal senada diungkapkan, Ani (38) warga Jalan Dwikora Palembang mengaku sulit mendapatkan gas bersubsidi saat ini.

"Saya sudah keliling ke warung-warung sekitar rumah tetapi tidak ada yang jual," katanya.

Sulitnya mencari isi ulang gas elpiji 3 kilogram tersebut, menurut dia sudah dirasakan sejak menjelang hari raya idul adha.

Akibatnya, mesti mencari isi ulang gas sampai ke sejumlah pengecer yang jaraknya lumayan jauh.

Sementara faktanya, kesulitan mencari gas elpiji 3 kilogram tersebut bukan hanya faktor pasokan yang berkurang dari produsen yaitu PT Pertamina.

Kondisi sesungguhnya kini dapat dilihat secara kasat mata, tabung gas 3 kilogram tersebut bukan hanya digunakan masyarakat miskin sebagaimana tertulis dalam tabung.

Tabung gas tersebut, juga dikonsumsi masyarakat menengah ke atas alias orang kaya.

"Wajarlah orang meskipun kaya tetap mencari barang yang murah," kata Marfu salah seorang pengecer gas yang juga menjual ke tetangga-tetangga kayanya.

Dia mengakui, mayoritas warga yang bermukim dekat dengan warung tersebut menggunakan gas 3 kilogram. Meskipun, kalau dari lihat dari profesi dan rumah gedung yang ditinggalinya mereka tidak berhak menggunakan bahan bakar bersubsidi.

Sebelumnya, Pertamina menyebutkan konsumsi liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram atau bahan bakar bersubsidi selama libur lebaran di Palembang meningkat hingga 20 persen.

"Biasanya kebutuhan normal gas elpiji 3 kilogram mencapai 63 ribu tabung per hari, tetapi libur idul adha meningkat hingga 75.600 tabung," kata Pjs Region Manager Comm, Rel and CSR Pertamina Sumbagsel Taufikurahman, di Palembang, kemarin.

Menurut dia pihaknya telah melakukan penambahan stok elpiji 3 kilogram sejak sebelum lebaran.

Hal itu, sebagai upaya mengantisipasi kelangkaan produk yang dibutuhkan masyarakat selama hari raya sampai libur lebaran usai, tambah dia.(ert)

Bagikan

Related Stories