Kiat Pola Makan Sehat Harga Terjangkau untuk Remaja

Ilustrasi. Biarkan remaja mengonsumsi yang mereka suka tapi perlu tambahkan dengan gizi pangan yang lain. (shutterstock via hello sehat)

PALEMBANG, WongKito.co - Gizi remaja menjadi bidang yang terabaikan dalam penelitian maupun kebijakan. Padahal, saat ini remaja di Indonesia mengalami tiga masalah kekurangan gizi, antara lain kekurangan gizi belum teratasi, anemia pada remaja putri, dan obesitas yang terus meningkat.

Hal ini disampaikan Peneliti IMERI Fakultas Kedokteran UI, Rina Agustina dalam Bincang FOLU, Pola Makan Sehat untuk Masa Depan Bangsa yang disimak WongKito.co secara daring, 31 Januari 2023.

Menurut Rina, faktor-faktor yang menyebabkan masalah kekurangan gizi pada remaja yakni karena gaya hidup sedentary, remaja gemar makan di luar rumah, jajan berlebihan, dan buruknya keberagaman makanan. Selain itu terkait kesenjangan sosial, kesenjangan pengetahuan, kesehatan, persepsi bentuk tubuh, hingga menikah muda. “Ini hasil penelitian bersama UNICEF,” ungkapnya.

Untuk itu, jelas Rina, perlu ada gizi seimbang dalam susunan pangan sehari-hari. Prinsip gizi seimbang tersebut adalah mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Menurutnya, makanan yang beranekaragam dan murah untuk remaja sangat mudah ditemui. Untuk makanan pokok, yang cukup terjangkau yakni nasi, kentang, singkong, dan jagung. Kalau roti mungkin cenderung mahal. Makanan ini perlu dikonsumsi remaja dengan 3-4 porsi perhari.

Lalu, untuk buah dan sayur bisa disesuaikan dengan musimnya. Porsi buah dianjurkannya 2-3 porsi perhari, sedangkan sayur 3-4 porsi perhari. “Ingat, bukan porsi kecil tapi satu mangkok per porsi,” imbau Duta Koalisi Pangan dan Tata Guna Lahan (FOLU) Indonesia ini.

Adapun untuk lauk pauk, Indonesia memiliki banyak ragam seperti tempe, kacang-kacangan, telur, daging, dan lainnya. Dibutuhkan untuk remaja sebanyak 2-4 porsi perhari.

Harapannya, protein hewani dan protein nabati bisa bersamaan. Untuk remaja, protein hewani cukup dibatasi sekitar 20 persen. Simpelnya, kalau makan ikan bisa dua kali seminggu. Makan daging cukup sekali seminggu, kalau tidak harus daging tidak apa-apa.

“Pangan yang paling terjangkau adalah telur, ikan, dan kacang-kacangan. Semua seharusnya bisa diolah menjadi makanan yang remaja suka,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu nutritionist influencer, Rachel H Olsen menambahkan, mengubah pola makan remaja bisa saja sulit. Jadi, biarkan remaja mengonsumsi yang mereka suka tapi perlu ditambahkan dengan gizi dari pangan yang lain.

Kombinasi makanan yang bisa dicoba remaja menurut Rachel, yakni:
1.Makanan zat besi ditambahkan dengan vitamin C, misalnya buah jambu
2.Pilih protein hewani dan nabati
3.Perbanyak makanan kayar serat
4.Tambah buah di saat makan yang manis dan asin
5.Tambahkan porsi sayur dengan dua jenis
6.Minum suplemen jika diperlukan

Pesan umum gizi seimbang dari Kemenkes antara lain nikmati aneka ragam makanan, perbanyak makan sayur dan cukup buah-buahan. Perlu juga membiasakan mengonsumsi lauk pauk mengandung protein tinggi dan aneka ragam makanan pokok. Serta batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak.  “Pastinya jalani pola makan seimbang untuk ISI PIRINGKU,” imbuh Rachel. (yulia savitri)

 

Editor: Redaksi Wongkito

Related Stories