Lepas Kontrol, Palembang Masih Zona Merah COVID-19

Tangkapan layar konferensi pers melalui video konferensi, Selasa (30/6) sore.

PSBB Dapat Direkomendasikan Kembali

PALEMBANG, WongKito.co - Pakar epidemiologi dari Universitas Sriwijaya, Iche Andriyani Liberty mengungkapkan, status pandemik COVID-19 Kota Palembang saat ini masih zona merah penyebaran virus. Hal ini berdasarkan analisis epidemiologi selama dua minggu terakhir yang menunjukkan, ibukota provinsi Sumatera Selatan ini belum memenuhi 15 indikator aman COVID-19.

“Kami menilai dari 15 indikator, antara lain 11 indikator epidemiologi, dua sistem kesehatan, dan dua surveilance. Hasilnya menunjukkan Palembang memang masih zona merah,” terang Iche dalam video conference, Selasa (30/6) sore.

Menurutnya, klaim perubahan zona merah menjadi zona oranye oleh Pemerintah Kota Palembang usai mengakhiri Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 16 Juni 2020 lalu belum tepat. Justru setelah pencabutan PSBB Palembang, dua minggu ini terjadi peningkatan signifikan kasus konfirmasi positif di wilayah Sumatera Selatan. Padahal, dua minggu sebelumnya, periode akhir Mei sampai pertengahan Juni sempat menurun 44%.

“Ketika PSBB tidak lagi diterapkan, masyarakat jadi lepas kontrol. Protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan jaga jarak sudah mulai kendur,”ulasnya.

Menurunnya disiplin masyarakat, khususnya di Kota Palembang ini, ditegaskannya sangat mempengaruhi naiknya angka reproduksi virus (Rt). Saat PSBB tercatat Rt sempat mencapai 0,99. Tapi sekarang naik lagi di atas satu, menjadi 1,02 pertanggal 26 Juni 2020. “Ketika semakin banyak konfirmasi positif, tentu rekomendasi penerapan kembali PSBB menjadi solusi,” imbau Iche.

Dia berharap, masyarakat dapat waspada, tidak lengah, dan saling melindungi serta mengingatkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Begitu juga untuk pemerintah, terutama sektor pendidikan diminta untuk tidak terburu-buru menjelang tahun ajaran baru. “Harus terapkan prakondisi yang tepat, siapkan prokotol kesehatan di sekolah dan kampus, termasuk pesantren,” tegasnya.

Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel mencatat, total kasus positif COVID-19 di Sumsel pertanggal 30 Juni 2020 telah mencapai angka 2.049. Kasus konfirmasi positif yang baru bertambah 26 orang, dominasi dari Palembang. Jumlah kasus yang sudah selesai (closed cases) 1.122 orang (90 kasus meninggal ditambah 1.032 kasus sembuh). Sementara kasus yang masih aktif dan dalam proses menunggu hasil, bisa sembuh atau tidak sebanyak 927 orang.

Juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Sumsel, Yusri menyatakan, Palembang menjadi penyumbang kasus positif paling banyak karena termasuk kota padat penduduk. Banyak didatangi orang luar daerah dan aktivitas serta mobilitasnya tinggi. Apalagi setelah PSBB dicabut. (asv)

Bagikan

Related Stories