Lukman Hakin Ungkap Prof Huzaemah Sangat Berpihak pada Perjuangan Perempuan

Prof Huzaemah (ist)

JAKARTA, WongKito.co - Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan kekagumannya kepada Prof Hj Huzaemah Tahido Yanggo semasa hidupnya.

"Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta tersebut sangat memperjuangkan hak perempuan," kata dia, mengutip nu.or.id, Jumat (30/7/2021).

“Keberpihakan Prof Huzaemah terhadap perempuan di mata saya sangat mengagumkan,” kata LHS saat menyampaikan testimoni dalam acara ‘Takziyah dan Doa Bersama’ malam ke-7 berpulangnya Prof Huzaemah yang diselenggarakan IIQ Jakarta, kemarin malam

Ia mengungkapkan, almarhumah Prof Huzaemah memiliki konsen dan kepedulian yang tinggi terhadap lahirnya sebanyak mungkin ulama perempuan. 
“Beliau gunakan ilmu yang dikuasainya agar pemberdayaan perempuan dapat diaktualisasikan,” tuturnya. 
Menurut dia, mantan Ketua Dewan Hakim MTQ Nasional itu merupakan sosok alim dan memiliki penguasaan ilmu yang sangat mumpuni.

“Beliau adalah ulama perempuan modern yang tidak konservatif sekaligus penjaga tradisi yang kuat,” ungkapnya.

Meskipun memiliki pemikiran modern seperti membuka Prodi Perbandingan Agama di kampus IIQ, lanjut dia, Prof Huzaemah tetap menjaga tradisi bahwa peran domestik perempuan tidak boleh dihilangkan sama sekali. 
“Beliau tidak menolak peran perempuan di ruang publik, karena perempuan memiliki peran sosial yang sama dengan lelaki. Akan tetapi, tetap saja peran domestik tidak dapat tergantikan,” ujar dia. 
Dia menjelaskan segala pemikiran dan perubahan yang dibuat Prof Hj Huzaemah sangat bisa dipertanggungjawabkan.

“Kaidah al-muhafadzatu ‘alal qadimis shslih wal akhdu bil jadidil ashlah (menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik) benar-benar beliau manifestasikan dan aktualisasikan dalam kiprahnya di tengah masyarakat,” tuturnya.

Dalam siaran langsung melalui Zoom dan Chanel YouTube Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta itu, dia juga bersaksi bahwa Prof Huzaemah memiliki sumbangsih luar biasa dalam upaya penyempurnaan revisi penerjemahan Al-Qur’an.

“Orang mungkin tidak tahu kalau saya ikut mengawasi langsung saat revisi terjemahan Al-Qur’an periode 2016-2019, yang merupakan revisi ke-3 selama sejarah penerjemahan sejak 1965 hingga sekarang. Saya bersaksi, beliau banyak memberikan sumbangan pemikiran dengan ilmu yang dimiliki,” kata dia.(*) 

Bagikan

Related Stories