Meningkatnya Kasus Kekerasan WCC Ajak Pemerintah beri Perhatian, Disisi Lain Lee Min-ho Donasi untuk Perlindungan Korban

Ilustrasi

Masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak sampai kini masih jamak terjadi, bukan hanya di Indonesia tetapi hampir disetiap belahan dunia.

Kekerasan secara fisik, seksual maupun psikis hampir menjadi permasalahan yang sampai kini belum bisa diselesaikan secara paripurna.

Pemberitaan diberbagai platform media massa juga hampir rutin menurunkan artikel yang menyampaikan beragam bentuk kekerasan yang dialami korban kekerasan fisik, korban pemerkosaan maupun korban perundungan atau bullying.

Bahkan seorang jurnalis muda di Kota Palembang menyebutkan, kalau berita-berita yang berkaitan dengan kasus kekerasan terhadap perempuan menjadi salah satu informasi yang paling tinggi "page view-nya".

"Banyak yang meng-klik artikel kasus kekerasan maupun pemerkosaan mbak," kata salah seorang jurnalis media online tersebut beberapa waktu lalu.

Apalagi, tambah dia kalau yang mengalami kekerasan tersebut adalah seorang publik figur maka semakin banyak yang membaca berita tersebut.

Karena itu, tidak salah kalau pengelola media sering memublikasikan secara maraton artikel-artikel yang terkait, tambah dia.

Kesadaran untuk memberikan perhatian terhadap korban kekerasan dinilai masih sangat minim karena sampai kini mayoritas masyarakat masih hanya sekedar menonton atau membaca publikasi terkait dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Empati terhadap korban kekerasan cenderung belum sesuai harapan atau semestinya dilakukan ketika menyaksikan permasalahan terjadi di depan mata, bahkan ada korban yang justru disalahkan.

Direktur Eksekutif Women's Crisis Centre Palembang, Yeni Roslaini Izi mengungkapkan di tengah pandemi COVID-19 kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin meningkat tercatat selama 2020 sebanyak 113 kasus yang didampingi.

"Pendampingan terhadap korban kekerasan pun tidak bisa optimal karena terpaksa dilakukan secara online bukan tatap muka seperti biasanya," kata dia dalam siaran pers akhir tahun WCC Palembang.

Ia menjelaskan, kerentanan terhadap kekerasan tersebut memang sudah terjadi sebelum pandemi dan kini semakin tinggi.

Perhatian khusus, tambah Yeni terhadap masalah kekerasan terhadap perempuan menjadi hal sangat penting sehingga pihaknya mengajak pemerintah disemua tingkatan baik Pemprov Sumsel maupun kabupaten/kota untuk bahu membahu bersinergi.

Kerja sama pemprov, pemkab dan pemkot dengan lembaga pengada layanan termasuk layanan berbasis komunitas dan pendamping korban kekerasan terhadap perempuan di kelompok perempuan akar rumput untuk memastikan akses perempuan korban terhadap layanan sehingga keadilan bagi mereka dapat terpenuhi, tambah dia.

Apalagi kini, dia menyebutkan dengan memberikan layanan advokasi secara online menjadi lebih panjang dan terbatasnya mobilitas ke lokasi jangkauan layanan. Selain itu, penanganan kasus menjadi tidak maksimal, misalnya pendampingan psikososial khususnya konseling secara daring dirasakan kurang optimal karena tidak bisa melakukan pengamatan langsung pada berbagai aspek dari korban secara menyeluruh, seperti perubahan wajah atau gesture.

Keterlibatan lembaga pemerintah sangat diharapkan mengingat akses dan sumber daya yang mereka miliki tentunya tidak terbatas seperti lembaga pendamping, ujar Yeni.

Lee Min-ho Donasikan R640 Juta

Ketika sejumlah lembaga pendamping yang fokus pada penanganan korban kekerasan, seperti WCC masih sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah dan organisasi lain yang diharapkan bersimpati.

Dibelahan dunia lain, untuk urusan berdonasi sepertinya publik figur di luar negeri mulai dari aktor/aktris hollywood sampai dengan aktor Korea Selatan tampaknya paling terdepan.

Tidak hanya sekali dua kali para pesohor dunia memberikan bantuan dalam bentuk donasi maupun mewakafkan (meminjam istilah sejumlah politisi saat berkampanye) diri untuk kepentingan kemanusiaan.

Salah satunya aktor Lee Min-ho yang mendonasikan dana sebesar 50 juta won atau lebih dari Rp640 juta untuk perlindungan anak korban kekerasan dan pelecehan.

Donasi yang diberikan melalui platform PROMIZ ini bukan yang pertamakali dilakukan oleh pemeran utama Drakor The King: Eternal Monarch pada 2020.

Awal Maret 2020, aktor yang drama terbarunya paling ditunggu-tunggu ini menyumbang 300 juta won atau setara Rp3,5 miliar untuk mengatasi dan mencegah Virus Corona.

Sudah sepatutnya, pemerintah dan berbagai organisasi non pemerintah lainnya bahu membahu membantu penanganan terhadap korban kekerasan yang kini jumlahnya semakin meningkat.

Bukan hanya bentuk donasi yang diberikan, tetapi sinergi program menjadikan perempuan dan anak setara menjadi hal penting dalam mendukung keadilan gender di tengah keterpurukan saat ini.(Nila Ertina)

Bagikan

Related Stories