Ekonomi dan UMKM
Neraca Perdagangan Sektor Industri Kuartal I Surplus Rp80,8 Triliun
JAKARTA, WongKito.co – Terlaksananya vaksinasi COVID-19 dengan simultan dan berkelanjutan dinilai berhasil memperbaiki kinerja ekspor dan impor Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia masih meneruskan tren neraca perdagangan surplus sebesar US$1,57 miliar atau sekitar Rp20 triliun (asumsi Rp14.600 per dollar AS) pada Maret 2021. Sementara itu, surplus perdagangan mencapai US$5,52 miliar atau kisaran Rp80,8 triliun sepanjang Januari hingga Maret atau kuartal I 2021.
“Surplus ini selaras dengan peningkatan permintaan karena berbagai sektor sudah pulih kembali dan aktivitas masyarakat yang sudah bergulir kembali sebagai dampak dari vaksinasi COVID-19,” kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto melansir TrenAsi.com, jejaring WongKito.co, kemarin.
Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2021 melesat 20,31% month to month (mtm) dibandingkan Februari 2021. Sementara pertumbuhan ekspor Indonesia mencapai 30,47% secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Indonesia mencatatkan nilai ekspor sebesar US$18,35 miliar pada Maret 2021.
Suhariyanto menyebut, kenaikan ekspor yang impresif ini didongkrak oleh naiknya ekspor migas sehingga nilainya naik 8,67% yoy dari US$0,65 miliar pada Maret 2020 menjadi US$0,91 miliar pada Maret 2021.
Kenaikan double digit juga dicatatkan oleh ekspor non migas yang tumbuh 30,07% yoy. Nilai ekspor non migas Indonesia melesat dari US$13,41 miliar pada Maret 2020 menjadi US$17,45 miliar pada Maret 2021.
“Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2021 jauh di atas tahun 2020 maupun 2019 atau saat pandemi belum terjadi,” kata Suhariyanto
Seluruh Sektor Tumbuh Double Digit
Suhariyanto menjelaskan, tiga dari empat sektor ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan double digit, baik secara month to month mau pun year on year.
Sektor pertanian mampu tumbuh hingga 27,06% mtm dan 25,04% yoy. Sektor ini tumbuh 14,61% pada kuartal I 2021. Kenaikan sektor pertanian ini, kata Suhariyanto, ditopang oleh melesatnya ekspor cengkeh, tanaman obat, sarang burung, tembakau, dan lada putih.
Sektor pertambangan kemudian tercatat tumbuh 13,68% mtm, 11,93% yoy, dan 12,10% selama kuartal I 2021. Sektor pertambangan berkontribusi sebesar US$2,2 miliar dalam ekspor Indonesia.
Sementara sektor industri pengolahan tumbuh 22,27% mtm, 33,45% yoy, dan 18,06% pada kuartal I 2021. Sektor ini berkontribusi hingga US$14,84 miliar atau 80,8% keseluruhan ekspor Indonesia pada Maret 2021.
Adapun sektor yang tidak berhasil tumbuh double digit secara bulanan adalah migas. Sektor ini hanya tumbuh 5,28% mtm. Kendati demikian, pertumbuhannya tetap mencapai 38,67% yoy. Sementara selama kuartal I 2021, sektor ini tumbuh 16,52%.
Nilai Impor Beriringan Naik
Peningkatan nilai ekspor hingga double digit ini diikuti oleh impor Indonesia. Nilai impor Indonesia pada Maret 2021 tumbuh 26,55% mtm dan 25,73% yoy. Adapun nilai impor Indonesia pada Maret 2021 mencapai US$16,79 miliar.
Impor migas tumbuh signifikan 74,74% mtm dan 41,87% yoy. Adapun secara kuartalan, impor migas tumbuh 10,76%.
Sementara impor non migas tumbuh lebih lambat, yakni 21,30% mtm dan 23,52% yoy. Sementara jika dilihat selama Januari hingga Maret 2021, impor non migas tumbuh 13,06%
“Impor selama Januari hingga Maret 2021 sebesar 16,79% dan bisa kita lihat ini lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2020 sebesar 14,51%,” jelas Suhariyanto. (RCS)