Optimalkan Lahan Rawa, Sumsel Target Tiga Besar Penyumbang Pangan Nasional

Pengangkutan gabah hasil sawah rawa di kawasan Banyuasin

Banyuasin Penghasil Beras Keempat Tertinggi Nasional

PALEMBANG, WongKito.co - Produktivitas beras di Sumatera Selatan diakui semakin baik oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Terbukti, naiknya peringkat provinsi ini dari delapan besar lumbung pangan nasional pada tahun 2018 menjadi lima besar di tahun 2019.

Hal tersebut menandakan, Sumsel pada tahun 2020 tetap swasembada pangan atau tidak ada masalah dalam ketersediaan pangan. Bahkan dipastikan di saat pandemi COVID-19, Sumsel justru bisa memasok beras ke daerah lain.

Kementan RI mengumumkan, dari 10 provinsi penghasil beras di Indonesia, Sumsel menduduki posisi kelima terbesar yang bersaing dengan Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Dengan luasan panen 539.316 ha, Sumsel mampu menghasilkan padi sebanyak 2.603.396 ton GKG atau setara 1.493.568 ton beras.

Adapun Kabupaten Banyuasin tercatat sebagai kabupaten penghasil beras tertinggi keempat nasional. Kabupaten ini berhasil mengoptimalkan lahan rawa menjadi lahan persawahan padi yang produktif. Banyuasin memiliki luas panen padi 208.598 ha, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras 519.684 ton.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan RI, Suwandi mengungkapkan, data produksi beras 2019 diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menggunakan metode kerangka sampling area. Diakui, peningkatan produksi di Sumsel bersama sembilan provinsi lainnya merupakan sinergi bersama antara pusat dan daerah. Apalagi setelah berbagai terobosan dilakukan, salah satunya pemanfaatan lahan rawa. “Tahun 2020, pengoptimalan lahan rawa tetap dilakukan,”kata Suwandi, dalam siaran pers Kementan RI.

Menanggapi perolehan ini, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, menjadi peringkat kelima nasional merupakan kabar gembira bagi masyarakat khususnya para petani. Sebab di situasi pendemi COVID-19, produktivitas pertanian tetap berjalan dan dinilai tinggi, terutama di Kabupaten Banyuasin.

“Artinya Sumsel tidak ada masalah dan tidak perlu dibantu beras ekspor. Untuk di kawasan Sumatera juga, Sumsel merupakan penghasil beras terbesar,”ujarnya.

Meski demikian, Herman Deru tetap menargetkan di tahun berikutnya, Sumsel bisa masuk tiga besar provinsi penghasil beras di Indonesia. Untuk itu, keberlangsungan pangan di Sumsel terus didorong agar semakin produktif. Khususnya melalui program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) yang diharapkan juga bisa mendongkrak pendapatan petani.

“Kita masih lanjutkan pemanfaatkan rawa yang tidak produktif menjadi produktif, bangunkan lahan tidur, sehingga tetap terjaga dan tidak rawan karhutla. Tapi ini perlu sinergitas semua pihak,”katanya.

Tidak hanya memperluas lahan pertanian, Pemprov Sumsel juga berupaya menjamin ketersediaan pasokan pupuk bagi para petani. Menurutnya, pupuk harus jelas antara subsidi dan non subsidi. Herman pun mengingatkan perusahaan perkebunan besar untuk tidak memakai pupuk subsidi yang menjadi hak para petani. (yulia savitri)

Bagikan

Related Stories