Ekonomi, Fintech & UMKM
Produksi Anjlok sampai Kredit Macet Cerita Usaha Mikro di Tengah Pandemi
Bagi pelaku usaha mikro resesi ekonomi yang kini dialami Indonesia sangat dirasakan, bagaimana tidak sejak diawal pandemi COVID-19 tepatnya bulan April 2020 permintaan berbagai produk, seperti kuliner hasil perikanan dan kerajinan tangan maupun tekstil tradisional yang diolah perajib menurun drastis.
Sampai kini, meskipun beragam kebijakan pemerintah telah dilaksanakan yang katanya termasuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan priotitas pelaku usaha mikro kecil yang tak tersentuh perbankan belum berarti bagi pelaku usaha.
Hal itu, diakui Elyas salah seorang pelaku usaha yang memroduksi hasil perikanan menjadi beragam makanan khas, seperti kerupuk, pempek dan tekwan udang.
Normalnya, kata Elyas setiap bulan produksi beragam olahan dari udang yang mencari ciri khas kawasan Sungsang Kabupaten Banyuasian, Sumatera Selatan mencapai 300 kilogram.
Namun, sejak April permintaan produk yang biasanya dikirim ke Palembang dan dijual secara online tersebut turun drastis, kata dia beberapa waktu lalu.
Dia mengungkapkan, produksi pempek, kemplang dan tekwan udang tersebut hanya sesuai permintaan pelanggan saja karena itu paling banyak kini hanya menyiapkan 50 kilogram setiap bulan.
Kondisi ini terjadi sejak April 2020, ungkapnya.
Padahal setiap bulan permintaan produk olahan berbahan udang sungai dan tepung tersebut sejak tahun lalu tidak hanya untuk memenuhi permintaan pelanggan tetap dari Kota Palembang yang berjarak sekitar dua jam lebih menggunakan transportasi air di Sungai Musi.
Tetapi produk juga telah dijual secara online dengan mengirim ke sejumlah kota di Pulau Jawa dan paling jauh kirim kemplang ke Sulawesi, tambahnya.
Hal Senada diungkapkan Emi pelaku usaha lain yang mengolah ikan, cumi dan udang laut menjadi ikan asin dan udang kering, kalau kini sulit untuk menjual produk yang mereka hasilkan.
"Biasanya produk perikanan yang dikeringkan asal daerah kami paling tinggi peminatnya, bisa sampai 500 kilogram sekali kirim, tapi kini sulit menjualnya," kata dia.
Akibatnya, pelaku usaha terpaksa menghentikan produksi hasil perikanan tersebut karena benar-benar tidak ada pesanan.
Untuk mengakali agar tetap bisa menjual bahan makanan tersebut, dia mengaku menjual langsung dengan mengisi warung-warung sayuran yang bisa dijangkau sebagai cara untuk bertahan meskipun jumlah pesanannya sedikit paling tidak ada masukan.
Tak Bisa Bayar Kredit Bank
Elyas mengakui sejak produksi menurun bahkan sempat berhenti berproduksi akibatnya kredit di Bank Sumselbabel Sungsang tidak bisa dicicil lagi.
"Pembayaran kredit macet sejak beberapa bulan ini," katanya.
Ia mengharapkan keringanan dari pihak bank karena sampai kini meskipun pemerintah telah memberikan kebebasan pada masyarakat dalam beraktivitas tetapi dampaknya belum signifikan terhadap permintaan produk olahan hasil perikanan tersebut.
Sejauh ini, meskipun terus mengingatkan kewajiban membayar cicilan, tetapi bank tambahnya melihat secara realita bahwa kondisi memang tidak memungkin untuk membayar kredit yang diberikan bank sejak Mei tahun lalu, ujar dia.
Sementara seperti disampaikan terus menerus dalam setiap kesempatan pemerintah Indonesia menyebutkan komitmen untuk memberikan stimulus bagi UMKM se-antero negeri.
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki ketika meluncurkan program Karya Kreatif Indonesia Bank Indonesia, Minggu (30/8/2020) menyebutkan alokasi dana untuk memulihkan UMKM sebesar Rp 123,46 triliun. Sampai akhir Agustus baru terserap 45,76%.
Faktanya sampai kini mayoritas pelaku usaha mikro belum mendapatkan bantuan sesuai dengan upaya pemerintah dalam program PEN.
Bahkan seorang pelaku usaha, Nining (25) pemilik salon mengatakan sejak tiga bulan lalu sudah mengajukan syarat untuk mendapatkan bantuan untuk UMKM sebesar Rp2,4 juta per usaha tetapi sampai kini belum ada kabar lagi kapan dana tersebut bisa dicairkan.
"Saya sudah melengkapi syarat mulai dari pengantar RT dan diajukan ke kelurahan tetapi sampai kini belum ada informasi lanjutan, padahal dana tersebut tentunya akan sangat membantu usahanya yang sangat terdampak pandemi COVID-19," kata dia.(Nila Ertina)