Ragam
PTBA-Pertamina Gasifikasi Batubara ke DME akan Kurangi Impor LPG 1 Juta Ton
JAKARTA, WongKito.co – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan detail rencananya melakukan gasifikasi batubara ke dimithil ether (DME) bersama PT Pertamina (Persero) dan perusahaan kimia asal Amerika Serikat, Air Products & Chemical Inc..
Direktur Pengembangan Bisnis PTBA Fuad Fachroeddin mengatakan pabrik pengolahan batubara menjadi DME di Tanjung Enim, Sumatra Selatan, ini akan mengolah 6 juta ton batubara per tahunnya.
“Batubara tersebut diproses jadi syngas, lalu metanol, dan akhirnya menjadi DME sebesar 1,4 juta ton per tahun,” kata Fuad melansir TrenAsia.com jejaring WongKito.co, Senin, 6 September 2021.
Pengolahan batu bara menjadi DME ini diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti liquified petroleum gas (LPG). Dengan begitu, ketergantungan impor energi juga dapat dipangkas lebih dari 1 juta ton per tahun.
“Saat ini, sekitar 70 persen LPG domestik merupakan hasil impor,” ujar Fuad.
Pada akhirnya, pabrik gasifikasi batu bara ini pun dapat meningkatkan ketahanan energi nasional dengan memanfaatkan sumber energi lokal. Ada pun, pabrik pengolahan DME ini diperkirakan mulai dibangun pada akhir 2024 atau awal 2025.
Dalam kesempatan sebelumnya, PTBA sendiri masih menimbang opsi metode gasifikasi batu bara ini. Ada dua opsi yang dijajaki, yaitu proses satu pabrik dan dua pabrik.
Proses dua satu pabrik berarti PTBA hanya membangun pabrik untuk mengolah batu bara hanya sampai ke tahap metanol. Opsi ini dinilai dapat mendorong munculnya industri DME di dalam negeri. Produk metanol yang dihasilkan dapat dijual untuk diolah menjadi DME oleh industri dengan skala lebih kecil.
Sementara itu, opsi dua pabrik berarti PTBA menjadi pengolah batu bara ke metanol sekaligus metanol ke DME. Opsi ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Air Products sendiri menginvestasikan US$2,1 miliar atau sekitar Rp30 triliun untuk pabrik DME yang akan dibangun PTBA.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Reza Pahlevi pada 06 Sep 2021