Simak 10 Orang Kaya Indonesia Pemilik PO Bus

PO Hiba. (hibautama)

JAKARTA – Bus adalah jenis kendaraan dengan bodi besar yang dapat menampung banyak penumpang. Kata bus berasal dari istilah Omnibus dalam bahasa Latin, yang berarti kendaraan untuk semua.

Sejarah bus di Indonesia belum diketahui secara pasti. Sejak 2017, Bus Mania Communication (BMC) telah bekerja sama dengan Museum Transportasi untuk mengumpulkan potongan-potongan sejarah bus di Indonesia, termasuk miniatur bus yang merupakan koleksi pribadi anggota BMC.

Dilansir dari dprd-dkijakartaprov.go.id, berdasarkan perkiraan Ketua BMC, Joko Puspitomurti, bus mulai memasuki Indonesia sekitar tahun 1936.

Baca juga:

Di Indonesia, ada beberapa pengusaha bus yang dianggap memiliki kekayaan luar biasa, mengingat mereka mengoperasikan armada bus yang mencapai ribuan unit dan mampu melayani trayek antar provinsi di seluruh Indonesia. Dan berikut beberapa orang terkaya Indonesia pemiliki PO bus. Yuk, simak!

1. Jacobus Irawan

Jacobus Irawan merupakan pemilik PO Hiba, yang menawarkan berbagai layanan transportasi, termasuk bus pariwisata, antar jemput karyawan, dan bus AKAP. Dengan lebih dari 70 tahun pengalaman, PO Hiba diakui sebagai perusahaan otobus legendaris yang masih beroperasi hingga saat ini.

PO Hiba telah melebihi 2.000 unit, mencerminkan komitmen mereka untuk menyediakan layanan berkualitas bagi pelanggan.

Dilansir dari hibautama.com, Hiba Group hadir sejak tahun 1949 untuk menyediakan layanan transportasi yang nyaman, aman, dan berkualitas. Dengan berbagai jenis armada yang dimiliki serta pool dan kantor cabang yang tersebar di beberapa wilayah di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, Hiba Group menawarkan solusi transportasi yang lengkap.

2. Herman Rusly

Dilansir dari sinarjayagroup.co.id, dengan pengalaman di bidang transportasi sejak 1969, almarhum Herman Rusly mendirikan PO Sinar Jaya bersama Bapak H. Rasidin Karyana. PO Sinar Jaya resmi berdiri pada 18 November 1982, dengan kantor, pool, dan workshop yang berlokasi di Jalan Diponegoro 75 - Tambun, Bekasi, Indonesia.

Saat ini, Sinar Jaya Group telah menjadi salah satu perusahaan transportasi terbesar di Indonesia, khususnya dalam kategori bus antar kota antar provinsi. Seiring berjalannya waktu, Sinar Jaya terus berkembang untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, termasuk layanan Bus AKAP, AKDP, Bus Wisata, Bus Antar Jemput Karyawan, dan Bus Kota.

3. Dede Sudrajat

Dede Sudrajat putra kedua dari Saleh Budiman, yang diperkirakan memiliki kekayaan sekitar Rp15 miliar, saat ini menjabat sebagai bagian dari manajemen PO Budiman.

PO Budiman adalah salah satu perusahaan otobus terbesar di Indonesia yang didirikan oleh Saleh Budiman dan berpusat di Tasikmalaya, Jawa Barat. Perusahaan ini mengoperasikan sekitar 1.000 unit bus, dengan layanan utama berupa angkutan AKAP dan bus pariwisata.

4. H. Ismail

Dilansir dari p2k.stekom.ac.id, Dewi Sri didirikan di Kota Tegal pada dekade 1980-an oleh H. Ismail, seorang pria asal Randusanga Kulon, Brebes, yang merantau ke Tegal setelah menikahi istrinya, Hj. Rokhayah.

Dewi Sri adalah perusahaan jasa transportasi angkutan penumpang darat yang berasal dari Kota Tegal, Jawa Tengah. Bus ini melayani rute transportasi darat di sepanjang pesisir pantura Jawa Tengah bagian barat.

Saat ini, PO Dewi Sri mengoperasikan sekitar 500 unit armada bus. Ketiga anaknya pernah terlibat dalam pengelolaan PO Dewi Sri, termasuk Ikmal Jaya, yang juga sukses mengelola angkutan bus di Bumi Serpong Damai (BSD).

5. Haryanto

Haryanto, yang memiliki aset sekitar Rp600 miliar, mengoperasikan lebih dari 300 unit armada bus dan mempekerjakan sekitar 2.000 karyawan. Kesuksesan PO Haryanto juga didorong oleh Ryan Mahendra, putra Haryanto, yang menjabat sebagai direktur perusahaan.

PO Haryanto didirikan pada tahun 2002 oleh H. Haryanto, pria asal Kudus, Jawa Tengah, setelah menyelesaikan tugasnya di Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Kostrad TNI Angkatan Darat di Tangerang. Sebelumnya, Haryanto adalah seorang tentara yang juga menjalankan berbagai pekerjaan sampingan, termasuk menjadi agen tiket bus.

6. Hasannudin Adrian

Usaha ini dimulai dengan angkutan barang (ekspedisi) menggunakan 2 unit light truck, hingga berkembang menjadi 14 unit truk besar. Pada waktu yang sama, H. Hasanuddin Adnan masih bekerja sebagai PNS di kantor PEMDA Provinsi Bengkulu dan menjabat sebagai kepala bagian kendaraan di Biro Umum Provinsi Bengkulu hingga tahun 1984.

Dilansir dari po-san.co.id, seiring dengan program untuk menghubungkan Bengkulu dan perkembangan pembangunan di Provinsi Bengkulu pada era 1982-1983, H. Hasanuddin Adnan mulai memulai usaha angkutan penumpang umum.

Hingga saat ini, divisi transportasi SAN Group yang dikenal dengan nama PO. SAN (PO. Siliwangi Antar Nusa) telah mengoperasikan banyak trayek, termasuk Blitar-Pekanbaru, dan memiliki armada bus sebanyak 120 unit. Perusahaan ini dikelola oleh putranya, Kunia Lesani Adnan.

7. GT Soerbakti

GT Soerbakti adalah pemilik PO Lorena, yang didirikan pada tahun 1970 di bawah naungan Lorena Group. Untuk memulai usaha, GT Soerbakti bahkan rela menjual rumahnya sehingga keluarganya harus tinggal di tempat sewa. PO Lorena mengoperasikan trayek AKAP di 60 kota, meliputi Pulau Bali, Jawa, Madura, hingga Sumatera.

PO ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki armada bus yang jumlahnya mencapai ratusan unit. Saat ini, Eka Sari Lorena Soerbakti, putri dari GT Soerbakti, meneruskan usaha ayahnya.

8. Engkud Mahmud

PO Mayasari Bakti didirikan pada tahun 1964 oleh H. Engkud Mahpud dan awalnya melayani trayek Cililitan–Tanjung Priok. PO ini berkembang pesat setelah pada tahun 1970, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, memberikan bantuan kredit untuk pengadaan bus kota di DKI Jakarta kepada beberapa operator bus kota.

Pada tahun 1982, meskipun beberapa operator terpaksa digabungkan ke dalam PPD, Mayasari Bakti tetap bertahan sebagai operator swasta. 

Engkud Mahmud kini memiliki armada lebih dari 3.000 unit, dengan setiap unit bernilai sekitar Rp1 miliar. Seiring berjalannya waktu, Mayasari Bakti berkembang pesat dan kini telah merambah ke berbagai sektor bisnis lainnya, seperti transportasi, properti, dan manufaktur.

9. Yonatan Budiyanto

PO Nusantara adalah perusahaan bus yang dimiliki oleh Yonatan Budianto asal Kudus, dengan kantor yang terletak di Jalan Getas Pejaten No.4, Kudus, Jawa Tengah. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1968. Pada awalnya, PO Nusantara beroperasi dengan dua unit bus merk GAZ Uni Soviet tahun 1965, yang sebelumnya digunakan oleh TNI-AL.

PO Nusantara melayani trayek ke berbagai kota besar di Pulau Jawa, termasuk Semarang, Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, Bandung, dan Surabaya. Dikenal dengan armadanya yang mewah, PO Nusantara juga menjalin kerjasama dengan Gemilang Coachwork dari Malaysia pada tahun 2011 untuk memproduksi karoseri Nusantara Gemilang.

10. Yustinus Soeroso

Yustinus Soeroso awalnya bekerja sebagai kondektur bus, yang harus berangkat kerja sejak pukul 3 pagi dan pulang pada pukul 8 malam. Pengalaman ini membuatnya berkeinginan untuk membuka usaha transportasi sendiri. Ia pun memutuskan untuk memulai dengan menjadi agen bus bernama Timbul Jaya.

Awalnya, Yustinus hanya mengelola satu bus. Seiring berjalannya waktu, ia diberi kepercayaan untuk mengelola 36 bus. Ia bekerja sebagai agen bus selama 11 tahun, dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Unit Solo dan Jawa Timur.

Pada tahun 1983, Yustinus memulai bisnis perjalanan dengan modal satu armada bus jenis Colt Diesel AD 9866 bersama istrinya, Yustina Rahyuni. Bus tersebut kini dikenal dengan nama ‘Bibit Kawit’ yang melayani rute dari Solo menuju Blitar.

Seiring berjalannya waktu, usaha Yustinus dan istrinya semakin berkembang. Mereka memperluas rute perjalanan ke Yogyakarta-Surabaya, Yogyakarta-Blitar, dan Yogyakarta-Malang. Pada tahun 1991, Yustinus membeli lima armada bus non-AC untuk Rosalia Indah.

Di tahun yang sama, Rosalia Indah mendapatkan izin sebagai Biro Perjalanan Umum (BPU), menjadikannya perusahaan perseorangan dengan nomor izin 05/D.2/BPU/III/1991. Pada 15 April 2015, Rosalia Indah resmi berubah nama menjadi PT Rosalia Indah Transport dan telah berbadan hukum.

Menurut situs Kantor Advokat Indonesia, Rosalia Indah menjadi salah satu Perusahaan Otobus terkaya di Indonesia. Perusahaan ini memiliki lebih dari 1.000 karyawan dan 140 kantor perwakilan serta agen yang tersebar di Jawa dan Sumatera. Pada 2021, Rosalia Indah juga menghadirkan armada double decker sebanyak 21 unit.

Itu dia 10 orang terkaya Indonesia pemilik PO bus.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 14 Dec 2024 

Bagikan

Related Stories