Ragam
Simak 5 Fakta Unik Piala Dunia Antarklub 2025
JAKARTA – Euforia membuncah di kubu Chelsea setelah mereka dinobatkan sebagai juara Piala Dunia Antarklub FIFA 2025. Dalam laga final yang digelar di Metlife Stadium, New Jersey, Senin, 14 Juli 2025, The Blues tampil dominan dan berhasil menaklukkan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor telak 3-0 yang meyakinkan.
Kemenangan ini diraih lewat dua gol dari Cole Palmer dan satu gol dari Joao Pedro. Namun di balik trofi yang berkilauan itu, cerita sesungguhnya yang menjadi sorotan pasca-turnamen adalah tentang perputaran uang dalam jumlah fantastis yang diterima para klub.
Gelaran Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 menyediakan total pot hadiah sebesar US$1 miliar USD atau setara Rp16 triliun untuk dibagikan. Turnamen ini bukan lagi sekadar adu gengsi, melainkan sebuah 'mesin ATM' raksasa yang memberikan keuntungan finansial luar biasa.
Baca juga:
- XLSMART Raih Penghargaan Bidang ESG, Layanan Pelanggan dan Teknologi
- Fatherless jadi Tantangan, BKKBN Lakukan Gerakan Ayah Teladan Indonesia, Hari Pertama Sekolah antar Anak
- BRI Raih Apresiasi dari Global Private Banker atas Inovasi dan Layanan Wealth Management yang Berkualitas
Jadi, siapa yang paling 'cuan' dari kemenangan meyakinkan ini dan untuk apa saja uang tersebut dipakai? Mari kita bedah lima fakta menarik soal perputaran uang di balik turnamen paling bergengsi di level klub ini.
1. Siapa Paling Cuan? Chelsea Bawa Pulang 'Koper' Terbesar
Sesuai statusnya sebagai juara, Chelsea menjadi klub yang paling sukses secara finansial dari turnamen ini. Mereka berhasil membawa pulang total hadiah sekitar £84 juta atau setara dengan Rp1,7 triliun, menjadikannya peraih pendapatan terbesar dalam kompetisi.
Di posisi kedua, sang finalis Paris Saint-Germain (PSG), juga tidak pulang dengan tangan hampa. Klub raksasa Prancis tersebut dilaporkan berhasil mengantongi total hadiah sekitar £78,4 juta dari partisipasi dan performa mereka hingga babak final.
Secara umum, klub-klub Eropa memang mendominasi dari sisi pendapatan dengan rata-rata pemasukan sekitar £39 juta per klub. Hal ini karena adanya 'uang partisipasi' yang lebih besar berdasarkan peringkat koefisien UEFA, di luar hadiah performa.
2. Kisah Jackpot Auckland City: Hadiah 7 Kali Lipat Pendapatan Setahun!
Cerita paling dramatis justru datang dari klub semi-profesional asal Selandia Baru, Auckland City. Meskipun hanya membawa pulang £3,3 juta, angka ini menjadi 'jackpot' yang mengubah nasib klub karena tujuh kali lipat lebih besar dari pendapatan tahunan mereka.
Namun, pakar keuangan sepak bola Kieran Maguire justru khawatir akan dampak negatifnya bagi kompetisi domestik. “Sulit melihat ada klub lain (di Selandia Baru) yang bisa bersaing dengan mereka jika mereka menginvestasikan uang itu ke dalam skuad,” ujarnya.
3. Bagi Klub Eropa: Dana Kaget Buat Belanja Pemain Baru
Bagi klub-klub raksasa Eropa, uang dari Piala Dunia Antarklub ini ibarat 'dana kaget' yang sangat berguna. Dana ini bisa langsung dialokasikan oleh manajemen klub untuk menambah bujet belanja pemain baru di bursa transfer musim panas.
Sesuai dengan aturan finansial yang berlaku di UEFA, klub hanya diperbolehkan membelanjakan sekitar 70% dari total pendapatannya. Oleh karena itu, tambahan pemasukan dari turnamen ini secara langsung akan meningkatkan batas belanja transfer mereka secara signifikan.
Beberapa klub bahkan dilaporkan sudah berhasil menutupi sebagian besar biaya belanja pemain mereka di bursa transfer musim panas ini. Dana segar dari kompetisi ini terbukti menjadi suntikan finansial yang sangat berarti bagi neraca keuangan klub.
4. Transfer Jobe Bellingham & Ait-Nouri Langsung Lunas!
Contoh paling nyata terlihat pada Borussia Dortmund. Partisipasi mereka hingga babak perempat final dilaporkan sudah cukup untuk menutupi 65% dari total belanja pemain mereka di bursa transfer musim panas ini, termasuk melunasi biaya transfer Jobe Bellingham.
Hal serupa juga terjadi pada Manchester City. Meskipun langkah mereka terhenti lebih awal di babak 16 besar, uang yang mereka hasilkan dari turnamen ini sudah lebih dari cukup untuk membayar lunas biaya akuisisi bek sayap, Rayan Ait-Nouri.
Bahkan Real Madrid merasakan manfaat langsungnya. Biaya sekitar £8,4 juta yang mereka bayarkan kepada Liverpool untuk bisa mendapatkan Trent Alexander-Arnold sebulan lebih awal, telah kembali modal hanya setelah tiga pertandingan di kompetisi ini.
5. Sisi Gelap Pesta Duit: Pemain di Ambang Krisis Kelelahan
Di tengah gelimang uang yang dinikmati para pemilik dan akuntan klub, ada satu pihak yang menanggung beban terberat, yaitu para pemain. Pakar keuangan Kieran Maguire memberikan peringatan keras mengenai sisi gelap dari 'pesta duit' ini.
Jadwal pertandingan yang semakin padat dengan adanya turnamen-turnamen baru seperti ini dinilai sudah mencapai titik krisis. Kesejahteraan dan kesehatan fisik serta mental para pemain sepak bola profesional kini menjadi taruhan utamanya dalam industri.
Ia khawatir bahwa para pemain akan mulai memberontak terhadap jadwal yang tidak manusiawi demi menjaga kesehatan mereka. “Kita bisa memasuki periode konflik antara para pemain dan pemilik klub,” ujar Maguire, menyoroti potensi masalah di masa depan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Alvin Bagaskara pada 14 Jul 2025