Ternyata tak Mudah Jual Kopi Petik Merah dengan Harga Sesuai

Ilustrasi penjemuran kopi petik merah

PALEMBANG, WongKito.co - Memanen kopi dengan hanya memilih buah berwarna merah kini mulai jadi cara petani kopi di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan dan sekitarnya meningkatkan kualitas komoditi unggulan di daerah tersebut.

Kualitas kopi tentunya sangat berpengaruh pada nilai ekonomi komoditi andalan masyarakat petani yang berada di kawasan lembah Dempo itu. Harganya dua kali lipat lebih mahal dari kopi yang biasanya mereka petik campur merah dan hijau atau biasanya disebut kopi pelangi.

Ahmad (40) warga Pagaralam mengaku memilih kopi merah sudah mulai dilakukan sejak beberapa tahun ini.

"Kualitasnya memang lebih baik dan harganya pun berbeda dengan kopi yang biasa dipetik asal tua, tetapi tak semua "tauke" menerima dengan harga sesuai kualitas," kata dia, ketika dihubungi dari Palembang, Kamis (28/1/2021).

Saat ini saja, ia mengungkapkan banyak simpanan petani yang terpaksa dijual dengan harga sama dengan kopi pelangi berkisar Rp25 ribu per kilogram.

Sebelumnya, kalau menjual ke pembeli yang khusus mencari kopi petik merah harga bisa mencapai Rp50ribu per kilogram tetapi memang jumlahnya tidak banyak, ujar dia.

Dia menambahkan, memetik kopi merah menjadi pilihan karena memang harganya lebih mahal dan juga diimbau pemerintah setempat.

Hal senada diungkapkan Yakub tidak banyak pengepul yang mau menerima kopi petik merah dengan harga sesuai kualitasnya.

Akibatnya, kopi petik merah yang disimpan kini terpaksa dijual dengan harga murah atau sama dengan kopi petik pelangi, ujar dia.

Hanya saja, tambah Ahmad sampai kini tidak ada pembeli khusus dalam jumlah banyak yang menampung kopi petik merah.

Penikmat kopi robusta, Jay mengaku kopi Besemah atau Pagaralam memiliki cita rasa khas yang sangat nikmati.

"Apalagi jika kopi petik merah maka akan memiliki rasa yang lebih enak karena memang kualitasnya sangat beda dengan kebanyak olahan kopi lainnya," kata dia.(ert)

Bagikan

Related Stories