Senin, 14 September 2020 14:52 WIB
Penulis:Nila Ertina
BEIJING, WongKito.co - Akhir dari perseteruan yang diungkapkan pemimpin Amerika Serikat terkait dengan aplikasi TikTok, pengusaha dari negara tersebut disinyalir memaksa untuk membeli aplikasi hiburan tersebut tetapi China memilih ditutupnya tayangan video berdurasi pendek itu di negara Paman Sam.
Melansir TrenAsia.com, ByteDance telah dalam pembicaraan untuk menjual bisnis TikTok di AS kepada pembeli potensial, termasuk Microsoft dan Oracle, sejak presiden AS Donald Trump mengancam untuk memblokir layanan tersebut jika tidak dijual.
Trump telah memberi ByteDance tenggat waktu hingga 15 September untuk menyelesaikan kesepakatan.
Reuters mengutip sumber di China mengatakan pejabat China yakin penjualan paksa akan membuat ByteDance dan China tampak lemah dalam menghadapi tekanan dari Washington.
ByteDance dalam sebuah pernyataan mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah China tidak pernah menyarankan untuk harus menutup TikTok di AS atau di negara lain mana pun.
Dua sumber mengatakan China menggunakan kebijakan ekspor teknologi, yang dibuat pada 28 Agustus, untuk menunda kesepakatan apa pun yang dicapai oleh ByteDance, jika perlu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan bahwa AS menyalahgunakan konsep keamanan nasional, dan mendesaknya untuk berhenti menindas perusahaan asing.