Universitas Sriwijaya
Senin, 27 Mei 2024 12:45 WIB
Penulis:Nila Ertina
Oleh : Ihza Aulia Kiftia, Amanda Putri Syahrik, Athaya Salsabila, Dhia Hanifah Luthfiyah Setiawan, Barliana Indah Wulandari, Rani Dwi Putri, Tria Hidayeni (*)
MEROKOK masih menjadi kebiasaan yang lazim dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kampung Sayur Cempako. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, persentase penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang merokok sebesar 28,62% pada 2023.
Persentase tersebut meningkat 0,36% poin dari tahun lalu yang sebesar 28,26%. Masalahnya yang terkena dampak buruk akibat rokok tak hanya perokok itu sendiri, tetapi orang di sekitarnya yang terpapar dan secara tidak sengaja terhirup asap rokok.
Salah satu penyakit yang rentan terjadi pada seseorang yang sering terpapar asap rokok adalah kanker paru-paru. Semakin banyak paparan asap rokok, maka akan semakin tinggi risiko kerusakan jaringan paru-paru. Kerusakan inilah yang memicu reaksi sel terjadi secara tidak normal dan tidak terkendali.
Ada istilah yang dikenal sebagai perokok pasif. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok, tetapi ikut terkena paparan asap rokok. Salah satu bahaya dari menghirup asap rokok yaitu meningkatnya risiko terkena kanker paru-paru. Pada orang yang sering terpapar asap rokok, risiko kanker paru-paru lebih besar empat kali lipat dibandingkan orang yang tidak pernah terpapar asap rokok.
Hal inilah yang menjadi dasar mengapa pentingnya untuk tidak merokok di dalam rumah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Rokok, tempat-tempat yang ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok meliputi:
a. fasilitas pelayanan kesehatan;
b. tempat proses belajar mengajar;
c. tempat anak bermain;
d. tempat ibadah;
e. angkutan umum;
f. tempat kerja;
g. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
Di Kampung Sayur Cempako itu sendiri banyak anak-anak dan tempat anak bermain yang menjadi salah satu tempat kawasan tanpa rokok. Maka diharapkan pojok merokok ini digunakan dan difasilitasi dengan baik oleh warga di sana.
Berikut adalah beberapa observasi tim mahasiswa FKM Unsri selama English Camps di Kampung Sayur Cempako di Kota Palembang:
Kampung Sayur Cempako berada di jalan Batu Nilam Kecamatan Bukit Kecil Kota Palembang. Kampung ini sudah berdiri sejak 4 tahun lalu yang didirikan oleh Bapak Rudi Harsam. Di kampung ini tak hanya ada tempat mengenai sayuran dan tanaman hidroponik, tetapi ada juga tempat unik lain yang berupa pojok merokok.
Adanya pojok merokok ini dimanfaatkan dengan baik oleh warga setempat. Berdasarkan pantauan kami, banyak warga terutama bapak-bapak yang merokok di sini dan saling berinteraksi satu sama lain. Dengan disediakan pojok merokok ini setidaknya dapat mengurangi risiko penyakit pada keluarganya di rumah. Hal ini disebabkan orang dewasa yang tinggal bersama perokok aktif memiliki risiko 26% lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner.
Selain itu, anak-anak yang tinggal bersama perokok aktif memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi terkena infeksi telinga tengah. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa pentingnya untuk tidak merokok di dalam rumah, dan pentingnya ada pojok merokok yang dapat meminimalisir keberadaan penyakit.
Pada era di mana kesadaran akan pentingnya lingkungan bebas asap rokok semakin meningkat, penyediaan pojok khusus untuk perokok aktif di luar rumah menjadi sebuah inisiatif yang menarik perhatian.
Selain sebagai tempat untuk merokok, pojok ini juga dapat menjadi ruang untuk berinteraksi dan bertukar pikiran bagi para perokok. Dengan memperhatikan kebutuhan akan ruang bagi perokok aktif, penyediaan pojok khusus ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi seluruh masyarakat.
Kotak sampah yang terdapat disekitaran pojok merokok juga diperlukan agar warga tidak membuang sampah sembarangan. Dengan adanya kotak sampah yang banyak dan berada di setiap sudut kampung, dapat meminimalisir sampah yang dibuang secara sembarangan termasuk abu rokok yang dihasilkan dari para perokok.
Jika saya seorang Peneliti Epidemiologi: “Dampak dan Penggunaan Jangka Panjang Penyediaan Pojok Merokok untuk Perokok Aktif: Studi Kohort di Kampung Sayur Cempako.”
Jika saya seorang peneliti epidemiologi, penelitian yang akan dilakukan yakni mengenai dampak penggunaan jangka panjang penyediaan pojok merokok untuk perokok aktif. Studi desain yang digunakan yaitu studi kohort, karena studi ini sangat cocok untuk mengevaluasi efektivitas dalam menilai hasil jangka panjang, yang dalam hal ini memantau penggunaan pojok merokok di Kampung Sayur Cempako. Variabel yang digunakan yaitu perokok aktif yang mencakup perilaku dan prevalensi merokok, serta ketersediaan pojok merokok yang nyaman.
Kelebihan menggunakan desain studi kohort pada penelitian ini, yakni dalam proses mengikuti peserta dalam waktu jangka panjang dan dapat memantau dampak serta efek yang mungkin muncul setelah waktu tertentu, termasuk efek jangka panjang yang mungkin tidak terlihat dalam studi pendek. Akan tetapi, untuk memantau seseorang dalam waktu yang sangat lama akan membutuhkan biaya yang besar dan rentan terhadap perubahan individu itu sendiri dan lingkungannya.
Lesson to Learn : Dengan adanya penyediaan pojok untuk perokok aktif di luar rumah sebagai tempat berinteraksi, diharapkan dapat memberikan ruang bagi para perokok untuk dapat berkumpul dan berinteraksi secara lebih nyaman. Selain itu, hal ini juga dapat membantu mengurangi dampak negatif dari kebiasaan merokok di tempat umum. Dengan adanya tempat khusus ini, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis antara perokok dan non-perokok. Semoga langkah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan menjadi langkah positif dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan nyaman bagi seluruh masyarakat.
*Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, FKM Unsri, tugas Series: Lesson to Learn from English Camps 2024
Editor : Najmah dan Rudi Harsam