Bank BCA Naikan Plafon Kredit Modal Kerja ke Sarana Menara Nusantara

Selasa, 28 Desember 2021 20:50 WIB

Penulis:Nila Ertina

Menara BCA.jpeg
kantor pusat BCA (dokumentasi perusahaan)

JAKARTA -PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menaikan plafon fasilitas kredit modal kerja yang dapat ditarik secara berulang atau revolving loan facility  kepada emiten tower PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan perusahaan afiliasi, dari semula Rp500 miliar menjadi Rp1 triliun. 

Tak hanya mengalami perubahan atas plafon, peneriman kredit juga bertambah dari yang semula hanya PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), kini fasilitas pinjaman ini juga dapat digunakan oleh PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), entitas usaha TOWR yang sekaligus anak usaha.  Ini merupakan perubahan ke sepuluh dari failitas yang ditandatangani pertama kali pada 21 Desember 2016. 

Dalam keterbukaan informasi BEI 27 Desember 2021, dinyatakan pihak-pihak terkait menandatangani surat pernyataan pada 23 Desember lalu untuk melakukan perubahan kesepuluh tersebut. Adapun pihak terkait merupakan perwakilan anak-anak usaha, yang meliputi Protelindo, Iforte, PT Komet Infra Nusantara (KIN), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), dan PT BIT Teknologi Nusantara (BIT) serta BCA.

"Pelaksanaan konsep tanggung renteng oleh Protelindo dan Iforte atas fasilitas G, "kata Sekretaris Perusahaan Sarana Menara Nusantara Irfan Ghazali seperti dikutip Selasa, 28 Desember 2021.

Baca Juga:

Sebelumnya, emiten tower ini mendapatkan fasilitas pinjaman dengan total Rp1 triliun dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank Mizuho Indonesia. Pertimbangan melakukan transaksi dengan institusi perbankan, adalah bank sebagai penyedia dana institusional memungkinkan masing-masing perusahaan afiliasi TOWR mendapatkan dana sesuai kebutuhan dan juga memiliki syarat dan ketentuan yang baik.

Saat ini pembangunan menara telekomunikasi semakin pesat seiring dengan kebutuhan telekomunikasi yang terus meningkat. Telepon seluler merupakan alat komunikasi yang paling banyak digunakan saat ini. Jumlah pelanggannya bahkan melebihi total penduduk Indonesia yang sebanyak 270,2 juta jiwa.

Badan Pusat Statistik (BPS)mencatat,  jumlah pemakai jaringan telepon seluler mencapai 355,6 juta pelanggan pada 2020. Angka tersebut tumbuh 4,2% dibanding tahun sebelumnya 341,27 juta jiwa.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 28 Dec 2021