Bank Mandiri dan BNI Memberikan Pinjaman PT Indika Energy Tbk Sebesar Rp4,64 Triliun

Kamis, 04 Januari 2024 09:11 WIB

Penulis:admin

Editor:admin

Bank Mandiri dan BNI Memberikan Pinjaman PT Indika Energy Tbk Sebesar Rp4,64 Triliun
Bank Mandiri dan BNI Memberikan Pinjaman PT Indika Energy Tbk Sebesar Rp4,64 Triliun (Ist)

Jakarta, Wongkito.co - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mengeluarkan pinjaman pada PT Indika Energy Tbk (INDY).

Jumlah pinjaman PT Indika Energy Tbk (INDY) sebesar US$300 juta atau senilai Rp4,64 triliun dalam asumsi kurs Rp15.473 per-dolar Amerika Serikat/AS. Kamis 4 Januari 2023.

Kesepakatan ini ditandatangani pada 28 Desember 2023 oleh perwakilan perusahaan dan anak usahanya, termasuk PT Tripatra Engineering, PT Tripatra Engineers and Construction, dan Tripatra (Singapore) Pte.Ltd.

Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pranomo  mengonfirmasi bahwa pinjaman ini nantinya akan digunakan untuk melunasi utang perseroan. Pernyataan ini disampaikan dalam keterbukaan informasi.

“Selain Perjanjian Fasilitas, Perseroan dan para pihak sebagaimana disebutkan di atas, juga menandatangani Surat Fasilitas, Dokumen Jaminan berupa Perjanjian Gadai Rekening dan Perjanjian Konfirmasi Jaminan, dan Surat Tambahan untuk Perjanjian Antarkreditur,” kata Adi melalui keterbukaan informasi.

Baca juga

Perjanjian fasilitas ini dijamin secara pari passu, mengikuti ketentuan yang tertuang dalam indenture untuk surat utang senior 5,875% yang jatuh tempo pada 2024 senilai US$575 juta (Rp8,92 triliun), dan surat utang senior 8,250% yang jatuh tempo pada 2025 senilai US$675 juta (Rp10,44 triliun). 

Sebagai informasi, dalam laporan keuangannya, Indika Energy mencatat pendapatan sebesar US$2,29 miliar (Rp35,45 triliun) hingga kuartal III/2023. Meskipun angka ini masih signifikan, terjadi penurunan sebesar 26,64%. 

Penurunan pendapatan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan kinerja pada beberapa segmen bisnis perusahaan.

Baca juga

Pendapatan Indika Energy berasal dari berbagai sumber, termasuk pendapatan kontrak dan jasa senilai US$229,2 juta (Rp3,55 triliun), penjualan batu bara ke luar negeri mencapai US$1,68 miliar (Rp26,06 triliun), penjualan batu bara ke pelanggan dalam negeri sebesar US$357,1 juta (Rp5,52 triliun), dan perdagangan lainnya sebesar US$25,7 juta (Rp398,2 miliar). 

Adapun pendapatan dari segmen jasa energi menyumbang sekitar US$184,09 juta (Rp2,85 triliun), sumber daya energi sebesar US$2,04 miliar (Rp31,56 triliun), logistik dan infrastruktur senilai US$34,2 juta (Rp529,6 miliar), mineral sebesar US$21,8 juta (Rp337,3 miliar), bisnis hijau sekitar US$10,6 juta (Rp164,3 miliar), dan ventura digital sebesar US$4,25 juta (Rp65,8 miliar).

Namun, penurunan pendapatan tersebut juga berdampak pada laba bersih Indika Energy yang mengalami penurunan sebesar 72,27%. Laba bersih perusahaan turun dari US$338,3 juta (Rp5,24 triliun) menjadi US$93,8 juta (Rp1,45 triliun) per-September 2023. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 04 Jan 2024