Rabu, 05 Februari 2025 16:28 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) baru saja melaporkan kinerja keuangan tahun 2024 dengan pencapaian gemilang, mencatat laba bersih sebesar Rp55,78 triliun. Kini, para investor menantikan pengumuman mengenai besaran dividen yang akan dibagikan oleh perseroan.
Direktur Keuangan dan Strategi BMRI, Sigit Prastowo mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir, dividend payout ratio dijaga pada level 60%, sesuai dengan arahan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham utama.
"Namun, keputusan pembagian dividen dari laba tahun buku 2024 akan mempertimbangkan berbagai faktor guna menjaga kondisi keuangan yang sehat. Kewenangan atas dividend payout ratio berada di tangan pemegang saham utama, yakni pemerintah melalui Kementerian BUMN," ujar Sigit dalam paparan kinerja Kuartal IV-2024 pada Rabu, 5 Februari 2025.
Baca juga:
Jika mengacu pada laba bersih dan rasio pembayaran dividen tersebut, dengan jumlah saham beredar BMRI yang mencapai 92.399.999.996 lembar saham, maka investor berpotensi mendapatkan dividen per saham di angka Rp357,75.
Secara historis dalam lima tahun terakhir, Bank Mandiri terus menunjukkan kinerja keuangan yang solid dengan pertumbuhan laba bersih yang konsisten. Menariknya, kebijakan pembagian dividen juga tetap terjaga dengan rasio pembayaran sebesar 60% dari laba bersih setiap tahunnya.
Pada tahun buku 2023, laba bersih Bank Mandiri mencapai Rp55,1 triliun, angka tertinggi dalam sejarah perusahaan, dengan dividen per saham sebesar Rp353,95. Setahun sebelumnya, pada 2022, laba bersih tercatat sebesar Rp41,2 triliun, dan pemegang saham menerima dividen per saham sebesar Rp529,34.
Tren positif ini juga terlihat pada 2021, di mana laba bersih mencapai Rp28 triliun dengan dividen per saham Rp360,64. Sementara itu, pada tahun 2020, meskipun laba bersih Bank Mandiri turun ke Rp17,1 triliun, perseroan tetap membagikan dividen dengan rasio 60%, sehingga setiap investor menerima dividen per saham sebesar Rp220,27.
Sebelum pandemi, kinerja keuangan Bank Mandiri menunjukkan ketahanan yang kuat. Pada 2019, laba bersih mencapai Rp27,5 triliun, dengan dividen per saham sebesar Rp353,34. Dengan kebijakan dividen yang stabil di angka 60%, Bank Mandiri terus menjaga keseimbangan antara memberikan keuntungan bagi pemegang saham dan memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri, pencapaian laba tersebut didukung oleh pendapatan bunga dan syariah bersih yang mencapai Rp101,75 triliun, tumbuh 6,12% (year-on-year/yoy) pada tahun 2024.
Pada fungsi intermediasi, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 19,36% yoy menjadi Rp1.623,21 triliun per Desember 2024. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross sebesar 0,97% dan NPL net sebesar 0,33%.
Dari sisi penghimpunan dana, Bank Mandiri mencatat total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.698,89 triliun, meningkat 7,74% yoy dari Rp 1.576,94 triliun pada tahun sebelumnya. Dengan demikian, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) Bank Mandiri mencapai 98,04% per akhir tahun 2024, naik dari 86,75% pada tahun sebelumnya.
Selain itu, total aset Bank Mandiri tumbuh 11,63% yoy menjadi Rp2.427,22 triliun pada akhir tahun 2024. Hal tersebut menunjukkan perseroan sukses menjaga pertumbuhan secara berkelanjutan dan prudent.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 05 Feb 2025