Beras Mahal, Simak inilah Ungkapan Petani di Kawasan Perairan Banyuasin Terkait dengan Harga Gabah dan Potong Leher

Selasa, 27 Februari 2024 07:41 WIB

Penulis:Nila Ertina

Beras Mahal,  Simak inilah Ungkapan Petani di Kawasan Perairan Banyuasin Terkait dengan Harga Gabah dan Potong Leher
Beras Mahal, Simak inilah Ungkapan Petani di Kawasan Perairan Banyuasin Terkait dengan Harga Gabah dan Potong Leher (Foto WongKito.co/Nila Ertina)

PALEMBANG, WongKito.co  - Tingginya harga beras yang terjadi merata di Indonesia membuat masyarakat kesulitan mendapatkan bahan pokok makanan bagi mayoritas bangsa Indonesia.

Harga beras di pasar-pasar tradisional Kota Palembang dengan kualitas medium mencapai Rp 15 ribu per kilogram sedangkan beras kualitas premium lebih mahal Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kilogram.

Harga beras bertahan mahal sesungguhnya telah terjadi setidaknya sejak Oktober 2023, harga beras naik makin ramai pascapencoblosan, dimana persediaan beras di distributor dan agen beras sudah menipis dan begitu juga stok beras di Bulog.

Baca Juga:

Menanggapi kenaikan harga beras, petani di kawasan Perairan Banyuasin, Sumatera Selatan di sisi lain merasa senang karena harga gabah naik.

"Kami sudah mulai panen padi sejak awal Februari," kata Utama ketika dibincangi, Senin (26/2/2024).

Menurut dia kali ini banyak yang gagal panen akibat cuaca, kegagalan panen tersebut karena serangan hama dan potong leher.

Adapun yang dimaksud potong leher atau penyakit blast leher tersebut dapat menurunkan hasil secara nyata, karena leher padi busuk atau patah, sehingga proses pengisian malai menjadi terganggu dan banyak terbentuk bulir padi yang hampa.

Namun, di sisi lain iya mengakui meskipun gagal panen harga gabah sempat menyentuh Rp 6.700 per kilogram yang membuat petani merasa lega. Sebelumnya setiap kali panen raya harga gabah hanya Rp 4.000 per kilogram.

Hal senada diungkapkan Kartika yang mengakui kalau kenaikan harga beras berdampak pada naiknya harga jual gabah kering petani di kawasan perairan Banyuasin.

"Awal Februari kami menjual Rp 6.700 per kilogram gabah kering, tetapi kini mengalami penuruan hingga diangka Rp 6 ribu per kilogram," kata dia.

Ia mengatakan di sisi lain petani tentunya sangat senang dengan kenaikan harga gabah kering, karena untuk memroduksi padi tentunya butuh usaha yang lebih di tengah harga pupuk dan obat-obatan yang mahal.

"Naiknya harga gabah kering menjadi harapan bagi petani," ujar dia.

Sementara itu, harga beras di kawasan sentra produksi padi di Sumatera Selatan tersebut dijual Rp 14 ribu per kilogram yang sebelumnya setiap musim panen raya hanya berkisar Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram.

Sentra produksi padi

Kawasan perairan Banyuasin yang merupakan wilayah eks transmigrasi merupakan sentra produksi beras di Sumatera Selatan, dimana sejak awal tahun 1980-an para transmigran dari Pulau Jawa telah difasilitasi pemerintah orde baru  membuka lahan rawa untuk budidaya padi.

Kabupaten Banyuasin lebih dari 60 persen wilayahnya merupakan kawasan dataran rendah atau rawa yang menjadi pusat produksi padi pasang surut.

Data BPS menunjukan 40 persen kebutuhan beras Sumatera Selatan berasal dari wilayah yang berada di perairan Sungai Musi dan anak-anak sungai tersebut.

Luas tanam padi di daerah tersebut mencapai 228.709 hektare dan luas panen 177.558 hektare dengan produksi gabah kering mencapai 895.260 ton dan beras 514.108 ton pada tahun 2022.(ert)