Senin, 01 Mei 2023 19:11 WIB
Penulis:Susilawati
PALEMBANG, WongKito.co, - Dalam menjalankan bisnis kilang untuk mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk BBM, LPG & Petrokimia, Kilang Pertamina Plaju memperoleh berbagai suplai crude (minyak mentah) lokal maupun domestik.
Jejak inovasi yang dilakukan salah satunya yakni optimalisasi skema Ship to Ship (STS) Muntok yang menjadi salah satu rantai pasok di Kilang Pertamina Plaju, sehingga berhasil menghemat biaya operasional sebesar 49% atau setara 26,1 Miliar Rupiah per bulan atau setara 317 Miliar Rupiah per tahunnya. Realisasi penerimaan minyak mentah pun meningkat tajam, yakni sekitar 112,5% pada periode Desember 2020 hingga Maret 2021 lalu.
Kondisi geografis yang unik, yakni di tepian Sungai Musi di Plaju dan Sungai Gerong, mempengaruhi pola distribusi pasokan minyak mentah ke Kilang Plaju yang mesti menggunakan metode Ship to Ship (STS) di Perairan Laut Muntok, Selat Bangka.
Baca juga :
Dari STS Muntok, minyak mentah tersebut kemudian diangkut ke Jetty (Dermaga) di Plaju melalui Sungai Musi dengan kedalaman draft pelayaran sekitar 5,4 meter. Sehingga, suplai minyak mentah hanya dapat menggunakan kapal GP (General Purpose) dengan utilisasi kapasitas maksimal 70 MB (Miles Barrel).
Mengatasi masalah itu, sekumpulan Perwira (Pertamina Wira; Sebutan untuk Pekerja Pertamina) yang beranggotakan delapan orang yang membuat tim bernama Optimis Marker (Margin Dikejer), mengevaluasi efektivitas operasi pasokan minyak mentah melalui skema STS Muntok.
Dari hasil Evaluasi, Tim Optimis Marker menguji coba penyederhanaan pola debit melalui penonaktifan Floating Storage & Offloading (FSO) di Kapal Motor Tanker, pengurangan jumlah kapal pengangkut, hingga pengurangan poin STS dengan menonaktifkan beberapa titik koordinat.
Optimalisasi lainnya pun turut diuji coba, sehingga dapat menekan biaya operasional STS Muntok hingga berdampak positif pada Net Profit yang meningkat setiap bulannya. Biaya operasional STS Muntok pun berhasil dihemat sebesar 49% atau setara 26,1 Miliar Rupiah per bulan atau setara 317 Miliar Rupiah per tahunnya. Realisasi penerimaan minyak mentah pun meningkat tajam, yakni sekitar 112,5% pada periode Desember 2020 hingga Maret 2021 lalu.
Unjuk Gigi di Panggung Dunia
Ide inovasi yang berhasil menyumbangkan profit bagi perusahaan ini kemudian diikutkan pada ajang bergengsi di taraf internasional, International Science and Invention Fair (ISIF) 2023 yang pada tahun ini dihelat di Istanbul, Turki.
Tim Optimis Marker sendiri berhasil menyabet Predikat Silver di ajang internasional itu. Mereka beranggotakan Yuri Tristandi, Nanang Sulistiyo, Dewi Nanti Ratumanik, Mevi Karisma, Islahuddin, Perliansyah, Yoga Austin dan Ivan Kusiawan yang seluruhnya merupakan para pekerja berprestasi Kilang Pertamina Plaju.
Vice President (VP) Human Capital PT KPI, Dewi Kurnia Salwa, mengatakan bahwa kesempatan mengikuti ISIF sangat berharga, dimana PT KPI sebagai bagian dari Pertamina, mampu menampilkan improvement dan inovasinya pada masyarakat Internasional yang barangkali dapat diaplikasikan di kilang-kilang negara lain.
“Ini juga jadi kesempatan agar kita bisa benchmark (melihat) bagaimana tingkatan inovasi yang telah kita buat jika dibandingkan dengan inovasi dari negara lain,” tuturnya. Ia berharap, dipatenkannya inovasi dari timnya tersebut dapat menjadi benefit tersendiri bagi PT KPI.
General Manager Kilang Pertamina Plaju Yulianto Triwibowo mengatakan penghargaan yang didapatkan pekerja dalam ajang ini membuktikan semangat inovasi tinggi yang disertai dengan usaha yang gigih.
"Manajemen Kilang Pertamina Plaju turut berbangga dan mengucapkan selamat yang setinggi-tingginya atas prestasi internasional yang ditorehkan para Perwira, semoga hal ini menjadi nilai tambah yang dapat membawa perusahaan terus memiliki daya saing yang tinggi," ujar Yulianto.