telkomsel
Rabu, 20 September 2023 23:46 WIB
Penulis:Nila Ertina
Editor:Redaksi
SEJAK subuh sejumlah ibu-ibu warga Desa Saleh Mulya bahu membahu memasak berbagai makanan untuk disajikan pada perhelatan yang di pusatkan di balai desa setempat.
"Iyo, tunggulah siang dikit aku antar ikannya ya," kata seorang perempuan menjawab telpon selulernya yang terus berdering di tengah kesibukannya menanak nasi dan beragam lauk pauk layaknya sajian hajatan.
Ia bercerita meskipun saat ini musim paceklik, karena di desa mereka hanya setahun sekali panen padi. Sedangkan panen berlangsung setiap bulan Februari dan Maret tetapi tidak membuat warga desa berhenti berusaha.
"Kami jualan online mbak," kata Sumirah mengungkapkan. Beragam komoditi yang dijual secara online menggunakan media sosial.
"Kalau musim kemarau ini, banyak ikan gabus, bapak-bapak mancing malam hari, kami yang menjualnya secara online dengan memanfaatkan ponsel," kata dia lagi.
Baca Juga:
Karena itu, meskipun paceklik karena panen padi sudah lama usai, warga desa tetap kreatif bukan hanya ikan gabus yang dijual Rp 25 ribu per kilogram tetapi juga makanan dan komoditas unggul di daerah tersebut kini ditawarkan dengan memanfaatkan media sosial atau aplikasi percakapan.
Ken, salah seorang Dosen UIN Raden Fatah Palembang mengaku sangat senang bisa mendapatkan ikan gabus segar dengan cepat.
"Kami kebetulan sedang ada kegiatan di desa, tadi dengar ibu-ibu sedang bertransaksi secara online, pas betul saya langsung ikut membeli ikan gabus," kata dia.
Dosen Fakultas IImu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mengungkapkan berkat jaringan telekomunikasi yang bagus kini masyarakat desa pun bisa menjalan usaha secara online.
Kondisi tersebut tentunya patut dibanggakan karena geliat perekonomian digital masyarakat tidak hanya terpusat di wilayah perkotaan, tetapi juga hingga ke desa-desa bahkan kawasan pelosok, seperti di kawasan Jalur Banyuasin.
Kepala Desa Saleh Mulya, Kecamatan Air Salek, Kabupaten Banyuasian, Provinsi Sumatera Selatan, Warsim mengakui meskipun desa mereka berada di kawasan perairan yang jika menggunakan jalur darat butuh waktu 5 jam sampai di desa tersebut, namun kini bersyukur karena perekonomian masyarakat desa tergolong baik.
Warga desa tidak hanya menanam padi yang panennya setahun sekali, tetapi mereka memiliki perkebunan karet untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, kata ini.
Penduduk Desa Saleh Mulya sebanyak 1.869 jiwa yang mendiami wilayah dengan luas sekitar 12.000 hektare.
Dia mengungkapkan kalau sawah dan kebun memang sudah menjadi mata pencaharian utama mereka sebagai eks warga transmigrasi.
Namun, sejak masuknya jaringan ponsel di desa kini usaha warga semakin berkembang, bahkan tiap halaman kini menanam pohon pinang. Buah pinang biasa dijual dengan mengoptimalkan layanan online atau digital melalui telpon pintar atau smartphone.
Tak hanya itu, warga desa juga mengembangkan usaha sarang burung walet yang penjualannya juga dilakukan secara online menggunakan telpon seluler.
"Di sini yang paling bagus jaringannya Telkomsel mbak," kata Warsim ketika ditemui belum lama ini di desa yang berada di kawasan Jalur 6 Banyuasin.
Mudahkan Pekerja Kreatif
Bagi Hakim, salah seorang pekerja kreatif yang berprofesi sebagai freelencer Videographer mengungkapkan setiap akan menuju ke sebuah daerah baru ia selalu memastikan sinyal seluler apa yang paling kencang.
Termasuk ketika mendapat pekerjaan di kawasan perairan Banyuasin. "Saya pastikan kepada panitia nanti bisa gak makai Simpati," kata dia.
Hal itu, sangat penting bagi dia mengingat pekerjaannya sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang kuat agar tetap bisa mengirim video dimanapun berada.
Senada disampaikan Ibrahim, salah seorang pimpinan media di Kota Palembang, sebelum menuju desa di kawasan perairan Sungai Musi ia harus memastikan bisa tidak tetap bekerja meskipun berada jauh dari pusat kota.
"Saya tetap harus mengedit berita yang dikirim kawan-kawan karenanya harus memastikan bisa online di mana pun," kata Kepala Biro Gatra Sumatera Selatan itu.
Baca Juga:
Kekinian, harus diakui penggunaan telpon seluler tak hanya untuk berkomunikasi terbatas, tetapi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup, termasuk mendulang cuan dari aktivitas online.
Optimalisasi berbagai platform media sosial menjadi pasar online menjadi langkah efektif dan efisien untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan hingga Maret 2023 penetrasi internet secara nasional dari 276 juta penduduk sebanyak 215 juta sudah menggunakan internet.
Dari 10 provisi di Sumatera, Sumatera Selatan berada di posisi ke-8 pengguna internet atau mencapai 70,02 persen dari 8 juta jiwa lebih penduduk telah mengakses internet terutama menggunakan media sosial.(Nila Ertina)