Berkat Layanan Digital Banking, Volume Transaksi BCA Naik 42 Persen pada 2021

Jumat, 28 Januari 2022 16:50 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

OVO x BCA .jpeg
Pengguna OVO dapat menarik saldo OVO Cash di lebih dari 17 ribu ATM BCA dengan jumlah minimal penarikan sebesar Rp50.000 dan maksimal Rp10.000.000 per hari (OVO)

JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengalami peningkatan volume transaksi sebesar 42% year-on-year (yoy) pada 2021. Kenaikan transaksi tersebut didukung oleh layanan digital banking.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja memaparkan BCA meraup Rp31,4 triliun dengan laba bersih yang tumbuh sebanyak 15,8% pada tahun 2021. 

Pertumbuhan laba bersih itu pun tidak terlepas dari peningkatan volume transaksi yang didukung oleh pengembangan platform transaksi perbankan BCA.

Baca Juga :

Dalam mengembangkan platform transaksi perbankan, BCA memperkuat ekspansi ekosistem digital melalui kolaborasi dengan mitra strategis serta melakukan berbagai inovasi digital banking

Inovasi digital dan pengembangan ekosistem bisnis merangsang peningkatan frekuensi transaksi online yang tumbuh sebesar 60% yoy. 

Hal itu selaras dengan kenaikan jumlah rekening nasabah BCA sebesar 16% yoy mencapai 29 juta pada akhir 2021, yang sebagian besar berasal dari layanan pembukaan rekening secara daring. 

Capaian ini turut mendukung pertumbuhan dana giro dan tabungan atau Current Account Saving Account (CASA) sebesar 19,1% yoy menjadi Rp767 triliun.

“Pada tahun 2021, kami meluncurkan berbagai aplikasi baru, yaitu myBCA, Halo BCA, dan Merchant BCA untuk melengkapi platform digital BCA. Salah satu anak perusahaan BCA, Bank Digital BCA, meluncurkan aplikasi Blu yang didesain khusus untuk melayani segmen milenial,” ujar Jahja Setiaatmadja, saat jumpa pers virtual Laporan Kinerja Keuangan BCA Tahun 2021, Kamis, 27 Januari 2022.

Pertumbuhan CASA BCA berkontribusi hingga 78,6% dari total dana pihak ketiga. .Deposito juga tumbuh 6,1% yoy menjadi Rp 208,9 triliun. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 16,1% yoy menjadi Rp 975,9 triliun sehingga turut mendorong total aset BCA naik 14,2% yoy mencapai Rp 1.228,3 triliun. 

BCA dan entitas anak mengakhiri tahun 2021 dengan pertumbuhan total kredit sebesar 8,2% yoy seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Pertumbuhan kredit didukung oleh hampir semua segmen, terutama segmen korporasi dan KPR.

Dibandingkan level pra-pandemi, penyaluran kredit baru di segmen korporasi mengalami pertumbuhan dua kali lipat. Untuk segmen UMK dan KPR, penyaluran kredit pun mampu melebihi capaian pada tahun 2019. 

BCA melaporkan kenaikan kredit korporasi sebanyak 12,3% yoy dengan nilai yang mencapai Rp286,5 triliun pada Desember 2021 dan menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA.

Di sisi lain, KPR yang menjadi kontributor tertinggi kedua mengalami pertumbuhan 8,2% yoy menjadi Rp97,5 triliun. Kredit komersial dan UKM pun meningkat 4,8% yoy menjadi Rp198,5 triliun. 

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) terkoreksi 2,4% yoy menjadi Rp36 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2% yoy menjadi Rp11,8 triliun. Total portofolio kredit konsumer pun meningkat sebanyak 5,1% yoy menjadi Rp148,4 triliun. 

“Untuk mendorong kredit konsumer, kami berinisiatif dengan menggelar sejumlah event virtual seperti BCA Online ExpoversaryKPR BCA Online Expo, KKB BCA Virtual Mall, hingga UMKM Fest Online,” ungkap Jahja. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 28 Jan 2022