Kamis, 11 Agustus 2022 08:00 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA - Inflasi pangan yang tinggi membuat, Bank Indonesia (BI) harus bekerja optimal dalam menekan lajunya inflasi agar kondisi masyarakat menengah ke bawah bisa stabil.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan bahwa angka inflasi pangan di Indonesia terbilang cukup tinggi yaitu 10,47% dan sebisa mungkin ia ingin angka itu turun ke angka 5-6%. Inflasi pangan yang tinggi diidentifikasi sebagai masalah utama bagi rakyat.
"Inflasi pangan ini tidak terasa bagi orang dengan kekuatan ekonomi menengah. Namun bagi rakyat yang berada di ekonomi bawah, inflasi ini bisa berkisar di angka 40-50%," ujar Perry Warjiyo dalam acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di Malang, Jawa Timur, yang disiarkan melalui kanal YouTube Bank Indonesia, Rabu, 10 Agustus 2022.
Maka dari itu BI bergerak cepat, salah satunya dengan mengadakan operasi pasar agar harga kebutuhan pokok seperti cabai, telur, bawang, daging, diharapkan bisa segera stabil. Terbaru pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan beberapa pemangku kepentingan seperti Bupati/Walikota, agar bisa menggunakan anggarannya untuk melaksanakan operasi pasar.
Baca Juga:
Perry juga mengimbau agar masyarakat bisa saling mendukung dan bekerja sama atau gotong royong dan mengedepankan silaturahmi. Sebab adanya rantai pasok yang bermula dari petani, pengepul kecil hingga berakhir di skala menengah dan besar.
Perry menambahkan, mayoritas masyarakat Indonesia adalah petani dan gemar mengkonsumsi beras. Maka dari itu inflasi akan dibatasi jangan sampai lebih dari 5 persen, karena inflasi pangan itu lebih berpengaruh langsung kepada rakyat.
Selain itu, pada 18 Agustus 2022 mendatang, Pery bilang BI akan mengadakan rapat kerja nasional bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan akan langsung mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Feby Dwi Andrian pada 11 Aug 2022