Selasa, 30 Januari 2024 08:43 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI) terus memperkuat kontribusinya dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dengan menyalurkan kredit di sektor hijau atau green loan sebesar Rp67,9 triliun oada tahun 2023.
Pencapaian ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 13,6% dibandingkan dengan Desember 2022. Direktur Risk Management BNI, David Pirzada, menyampaikan komitmen perusahaan dalam mendorong keberlanjutan, dengan fokus pada pencapaian net zero emission melalui green loan atau pembiayaan di sektor hijau.
David Pirzada menjelaskan bahwa BNI telah menetapkan insentif keringanan bunga khusus untuk empat kategori green loan, antara lain energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, bangunan berwawasan lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam.
“Pada tahun 2023 pembiayaan di kategori hijau mencapai Rp67,9 triliun atau tumbuh sebesar 13,6% dari Desember 2022,” ujar David dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual beberapa waktu lalu.
Baca juga:
Selain itu, BNI juga mengoptimalkan penyaluran green bond sebesar Rp5 triliun ke sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, pengolahan sampah, bangunan berwawasan lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam.
Melalui green bond ini, BNI turut berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, memproduksi energi bersih, menghemat energi, mendaur ulang limbah, serta menjaga keberlanjutan sumber daya alam.
David Pirzada menekankan bahwa salah satu inisiatif utama BNI adalah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) untuk aktivitas operasional pada tahun 2028 dan pembiayaan pada tahun 2060.
BNI berkomitmen untuk mendorong sejumlah inisiatif baik dari sisi operasional maupun pembiayaan demi mencapai target tersebut. Pada sisi operasional, BNI telah melakukan perhitungan emisi scope 1, 2, dan 3 di kantor pusat, kantor wilayah, dan kantor cabang sesuai standar Greenhouse Gas (GHG) Protocol.
Selain fokus pada keberlanjutan, BNI juga mencatatkan kinerja keuangan yang positif. Laba bersih BNI sepanjang 2023 mencapai Rp21,11 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 14,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Dari laba konsolidasi tersebut, sebanyak Rp20,9 triliun masuk ke entitas induk, menjadi dasar untuk pembagian dividen perusahaan.
Pertumbuhan laba BNI pada 2023 didorong oleh pendapatan bunga bersih secara konsolidasi sebesar Rp41,28 triliun, meskipun mengalami penurunan tipis sebesar 0,11% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba perusahaan juga didukung oleh peningkatan fee based income sebesar Rp10,12 triliun, tumbuh 3,92% dari periode sebelumnya. Pendapatan lainnya juga mengalami pertumbuhan signifikan hingga 26,02% menjadi Rp6,09 triliun sepanjang 2023.
Dari segi fungsi intermediasi, BNI berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp695,08 triliun, mengalami kenaikan sebesar 7,57% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan kredit juga berdampak pada pertumbuhan aset BNI yang mencapai Rp1.086,66 triliun atau tumbuh sebesar 5,52% dibanding sepanjang 2022.
Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, optimis terhadap pertumbuhan kredit pada tahun 2024. Diperkirakan kredit dapat tumbuh di kisaran 9-11%, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit di industri perbankan.
Meskipun demikian, BNI tetap menjaga kualitas portofolio kredit dengan menekan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross menjadi 2,14%, lebih rendah dari periode sebelumnya, dan NPL net berada di level 0,61% sepanjang 2023, meskipun sedikit lebih tinggi dibanding capaian 2022 yaitu 0,49%.
BNI juga mencatatkan Net Interest Margin (NIM) sebesar 4,58% sepanjang 2023. Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI mencapai Rp810,73 triliun atau tumbuh 5,4% secara tahunan, menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap produk dan layanan perbankan BNI.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 30 Jan 2024