Kamis, 30 November 2023 14:35 WIB
Penulis:admin
Editor:admin
Jakarta, Wongkito.co - Bank Rakyat Indonesia akan bagikan dividen, paling sedikit senilai Rp38,5 triliun atau sekitar 70 persen dari laba pada tahun 2023.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatat pendapatan laba bersih pada tahun ini mencapai Rp55 triliun. Kamis, 30 Nopember 2023.
Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan keputusan ini didasarkan pada rasio kecukupan modal (capital adequzcy ratio/CAR) BRI yang mencapai 27,47%, serta komitmen untuk membagi dividen selama 5 tahun ke depan.
Sunarso menjelaskan bahwa pada tahun sebelumnya, laba BRI sebesar Rp51,4 triliun, yang kemudian dibagi sebagai dividen sebesar 85%.
Baca juga
Dari jumlah tersebut, Rp43 triliun diberikan sebagai dividen dengan Rp23 triliun dibayarkan ke negara, termasuk Rp12 triliun sebagai pajak, dan Rp20 triliun diberikan kepada pemegang saham publik untuk kinerja tahun 2022.
Dengan proyeksi laba BRI yang naik menjadi Rp55 triliun untuk tahun 2023, Sunarso menegaskan komitmen perseroan untuk membagi dividen minimal 70%.
"Mudah-mudahan laba kita mencapai Rp55 triliun dan minimal 70% dari laba bersih kita bagikan sebagai dividen,” ujar Sunarso dalam public expose yang ditayangkan secara virtual.
Baca juga
Optimisme BRI dilatarbelakangi oleh kinerja perseroan yang tercatat positifi pada catatan akhir kuartal III-2023.
Pada periode tersebut, BRI berhasil mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 9,93% year-on-year (yoy), mencapai Rp1.851,97 triliun.
Pertumbuhan ini juga diikuti dengan peningkatan laba sebesar Rp44,21 triliun atau 12,47% yoy dalam 9 bulan.
Dalam konteks intermediasi, BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10-12% yoy di tahun 2023. Hingga September 2023, penyaluran kredit BRI sudah tercatat tumbuh 12,53% yoy menjadi Rp1,25 kuadriliun.
Penyaluran kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 11,01%, mencapai Rp1.038,90 triliun, yang menyumbang 83,06% dari total kredit BRI.
Dalam upaya pertumbuhan berkelanjutan, BRI menekankan dua strategi: menaikkan kelas nasabah eksisting melalui program pemberdayaan dan pendampingan, serta mencari pertumbuhan baru dengan menyasar segmen ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro bersama PNM dan Pegadaian.
Holding Ultra Mikro, setelah dua tahun terbentuk, mengalami pertumbuhan luar biasa dengan lebih dari 37,3 juta nasabah peminjam dan outstanding kredit mencapai Rp614,9 triliun.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 30 Nov 2023