Nikmati Kopi Hitam, di Kedai Nan Yo Padang, Nuansa Tempo Dulu Bikin Betah Ngopi

Nikmati Kopi Hitam, di Kedai Nanyo Padang, Nuansa Tempo Dulu Bikin Betah Ngopi (Foto WongKito.co/Nila Ertina FM)

"Aku harus ke kedai kopi legendaris di Padang," ungkapku sembari beralih dari mesin pencari google ke lembar kerja.

Kedai Nan Yo yang berada di kawasan pecinan Kota Padang, Sumatera Barat tepatnya di Jalan Niaga bagiku sangat menarik untuk dikunjungi. Selain, rasa kopinya yang terkenal enak dan bikin ketagihan suasana kedainya pun sangat menyenangkan.

Tiba sekitar pukul 13.30 WIB di Kedai Kopi Nan Yo, tampak tidak begitu ramai. Hanya sebuah meja bundar yang tak berisi oleh sejumlah pria dewasa terlihat asik mengobrol sembari minum kopi dan makan sejumlah kudapan.

Foto Instagram

"Pesan apa kak," tanya seorang pekerja kedai tersebut. "Kopi gula aren ada gak", timpalku. "Ada kak", jawab dia.

Baca Juga:

Tak lama, perempuan pekerja kedai pun mendatangi dan membawa secangkir kopi hitam dan sebuah kotak plastik berisi gula aren bubuk atau biasa disebut gula semut.

Sebelum menambahkan sesendok gula aren bubuk, ku seruput kopi panas tanpa gula tersebut.

Rasa pahitnya cenderung tertutupi dengan dominannya rasa unik kopi robusta itu.

Konon kopi tersebut berasal dari biji kopi pilihan dari Sumatera Barat, dan harganya pun terjangkau mulai dari Rp 10 ribu per cangkir.

Sembari menyesap kopi, aku pun menikmati suasana kedai yang sedang tidak ramai itu sembari menguping pembicaraan di meja bundar yang berjarak 2 meter saja, meja bundar yang berbahan marmer dan kursi senada membuat suasana semakin nyaman.

Kopi hitam ditambah sesendok gula aren membuat aku semakin betah duduk di meja meskipun sendirian,  aku pun tergoda untuk bergeser ke meja khusus yang di atasnya tersedia beragam makanan khas kedai itu.

Tak hanya makanan tradisonal, seperti lemper, srikaya dan ongol-ongol tetapi di atas meja ada juga makanan khas Jepang  yang tersedia, mochi. Tapi agar kerasa sangat tradisional aku pun memilih ongol-ongol sebagai teman ngopi.

Mengigit ongol-ongol ditemani kopi hitam atau biasa juga disebut Kopi O, aku pun semakin betah berlama-lama di kedai tersebut.

Sekitar pukul 15.00 WIB teman-teman yang sebelumnya memilih tidur di kamar hotel pun menyusul, minuman yang disajikan semakin beragam, sesuai dengan pesanan. Ada es kopi hitam, es susu gula aren dan minuman lain yang dipesan.

Aku pun sempat berbincang dengan Linda pemilik Kedai Nan Yo. Ia mengungkapkan kini mengelola kedai kopi tersebut bersama suaminya Victor Bostani (40) yang merupakan generasi ketiga.

Kedai Nanyo, telah beroperasi pada tahun 1932 atau kini telah 91 bertahan dan menjadi referensi kopi enak di Kota Padang.

"Kami buka dari pagi, dan pukul 17.00 WIB biasanya sudah tutup," kata dia.

Namun ia mengungkapkan biasanya pengunjung mengobrol sampai lewat waktu operasi tersebut, tetapi agar tidak ada yang datang lagi, pintu ditutup sedikit.

"Gak apa-apa kak kalau masih mau ngobrol, orang-orang itu biasanya masih ngobrol sampai menjelang maghrib," kata dia lagi. 
 
Baca Juga:

Bagi pengunjung yang tidak mendapat kesempatan ngopi di Kedai Nan Yo, karena datang menjelang Maghrib biasanya bisa memilih kedai lainnya di kawasan tersebut.

"Kopinya enak juga," kata Yuris salah seorang pengunjung dari Surabaya.

Ia mengaku sangat penasaran dengan kopi Nan Yo, tapi apalah daya ketika tiba kedainya sudah tutup.

Kekecewaan tidak bisa menikmati kopi Nan Yo, terobati dengan sajian kopi dari kedai John yang persis di sebelah kedai legendaris tersebut.(ert)

Editor: Nila Ertina

Related Stories