Literasi
Rabu, 08 Oktober 2025 18:56 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
Editor:Redaksi Wongkito
PALEMBANG, WongKito.co - Upaya mengajak generasi penerus untuk merawat dan mencintai bahasa Indonesia sekaligus bahasa daerah gencar dilakukan oleh Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tiga tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan hadirnya buku-buku cerita anak dengan narasi dua bahasa yang dipamerkan dalam Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra 2025 di Gramedia Burlian Palembang, mulai tanggal 1 - 12 Oktober 2025.
Puluhan buku cerita anak dwibahasa yang dipamerkan tersebut terpantau bertema kearifan lokal dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Sumsel dan ditulis oleh para penulis lokal Sumsel. Menariknya, semua berjudul unik dengan bahasa daerah yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Naskah ceritanya ada yang berbahasa melayu dialek Musi, Besemah, Komering, Pedamaran, dan Palembang.
“Di pameran ini kami hadirkan sekitar 72 judul buku cerita anak dwibahasa. Pengunjung bisa mendapatkan satu buku gratis,” sebut Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumsel, Desi Ari Pressanti melalui Penelaah Kebijakan Literasi, Sari Herleni, dibincangi di lokasi pameran, Rabu (08/10/2025).
Dia mengatakan, buku-buku tersebut merupakan hasil sayembara menulis yang diselenggarakan Bidang Penerjemahan Balai Bahasa Sumsel dalam tiga tahun terakhir. Para penulis dengan naskah terbaik juga sudah melalui proses bimbingan teknis kepenulisan, penyuntingan, hingga ilustrasi. Namun, lanjutnya, buku-buku tersebut saat ini tidak bersifat komersil dan belum disebarluaskan.
“Sayembara menulis cerita anak dwibahasa ini salah satu upaya merawat bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Setiap tahun pesertanya terus bertambah dan rata-rata penulisnya anak-anak muda dari seluruh daerah di Sumsel,” ujarnya.
Salah satu penulis lokal asal Banyuasin, Umi Laila Sari menuturkan, dirinya bersyukur buku karangannya sudah terbit bahkan dipamerkan oleh Balai Bahasa Provinsi Sumsel. "Alhamdulillah akhirnya bisa mendekap buku "Bekarang" yang merupakan bagian dari Sayembara Penulisan Cerita Anak Dwibahasa Balai Bahasa Provinsi Sumsel tahun 2024," ujarnya.
Diakuinya, buku tersebut sudah terbit versi digital. Namun, ketika bisa melihat versi cetaknya menjadi kebahagiaan tersendiri. “Ya, meski belum bisa dimiliki karena masih cetak terbatas. Semoga bisa segera dibagikan juga untuk penulisnya. Minimal ada dokumentasi untuk diperlihatkan ke anak cucu,” imbuh Umi.
Penulis lokal lainnya asal Baturaja, Aroem Aziez mengatakan, sangat bangga ketika mengetahui buku karyanya dan karya istrinya dipamerkan dalam Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra 2025. Masing-masing buku berjudul 'Ngambin Bake' dan 'Sembade' kebetulan diletakkan bersanding di rak pameran.
“Alhamdulillah, akhirnya ada juga karya yang masuk ke Gramedia, walau nanti dibawa lagi oleh panita selesai acara, yang penting sudah pernah dipajang di Gramedia, sudah bangga sekali," katanya.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan bahan bacaan bermutu bagi anak-anak Indonesia, terutama di daerah dengan tingkat literasi rendah. Untuk itu upaya meningkatkan dan memperluas budaya literasi terus dilakukan, salah satunya melalui program penerbitan buku cerita anak dwibahasa.
Badan Bahasa juga menghadirkan laman Buku Digital Indonesia yang menyediakan buku audio dan video sebagai media baca alternatif melalui gawai. “Kami ingin literasi dapat dijangkau siapa pun dan di mana pun, termasuk melalui teknologi digital,” katanya dalam diskusi literasi di Gramedia Burlian Palembang, Minggu (05/10/2025).
Pihaknya memastikan, literasi tidak hanya dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan daya pikir kritis serta menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. (yulia savitri)
3 hari yang lalu