Universitas Sriwijaya
Rabu, 07 Desember 2022 12:52 WIB
Penulis:Nila Ertina
Editor:Nila Ertina
Penulis: Dwita Febriana, Inaya Fadhila Risya, Shabrina Putri Johani, Sherly Dwi Saputri, Sy. Jihan Fadiyah, Verga Syabella
Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
Editor: Verga Syabella
PADA tanggal 10 September 2022, Kementerian Kesehatan RI mendapat laporan mengenai tingginya kasus gagal ginjal akut di berbagai rumah. Sejak Agustus 2022 sudah diperoleh 36 kasus.
Kemenkes menduga kejadian tersebut disebabkan oleh virus atau bakteri. Namun, pada pertengahan September 2022 WHO menemukan penyebab pasti gangguan gagal ginjal akut tersebut yaitu karena keracunan zat kimia yang terdapat dalam obat-obatan.
Pada bulan September 2022,lebih dari 50 persen orang meninggal dunia karena gangguan gagal ginjal.
Kemenkes kembali memeriksa secara teliti korban gagal ginjal akut tersebut, hingga ditemukan dalam organ ginjal terdapat bahan kimia.
Lalu, pada awal Oktober WHO merilis daftar obat yang terkontaminasi di Gambia. Kemenkes juga mengeluarkan surat edaran pada pertengahan Oktober untuk menghentikan penggunaan obat sirup kepada seluruh Dinas Kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi profesi kesehatan.
Sejak tanggal 2 sampai 15 November 2022, Kementerian Kesehatan melaporkan tidak ada penambahan kasus gagal ginjal akut pada anak. Hal itu menjadikan jumlah pasien gagal ginjal akut mencapai 324 kasus (tetap), dengan jumlah yang dirawat tinggal sebanyak 14 orang.
“Kita sangat bersyukur dalam dua minggu terakhir kasus di Tanah Air jumlahnya tidak bertambah. Yang dirawat tinggal 14 (orang) di RSCM,” kata Mohammad Syahril, selaku Juru Bicara Kementrian Kesehatan dalam konferensi pers update kasus gagal ginjal akut secara daring di Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Syahril pun mengatakan, jumlah pasien yang sembuh hingga 15 November 2022 mencapai 111 orang. Dan jumlah pasien yang meninggal tidak bertambah selama dua minggu terakhir, yaitu 199 orang.
“Yang meninggal tetap, (tidak ada penambahan). Masih ada 27 provinsi yang saat ini melaporkan kasus ini,” ucap Syahril.
Kasus ini perlahan menurun setelah Kementerian Kesehatan melarang penggunaan obat sirup dan membatasi konsumsi obat sirup yang mengandung zat pelarut tambahan.
Lalu, sebenarnya apa itu penyakit Gagal Ginjal Akut yang baru – baru ini meresahkan masyarakat? Menurut Suwirta (2010), gagal ginjal adalah suatu kondisi klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplatasi ginjal.
Gagal ginjal akut pada anak merupakan kondisi klinis ketika ginjal mengalami kerusakan atau penurunan fungsi.
Penyebab dan Gejala
Penyebab gagal ginjal akut pada anak dapat terjadi karena konsumsi obat dengan sediaan sirup, yang ternyata memiliki kandungan zat kimia berbahaya, yang memicu kerusakan pada ginjal.
Ketiga kandungan tersebut adalah etilenglikol (EG), dietilenglikol (DEG), dan etilen glikolbutil eter (EGBE).
Gejala umum yang akan dirasakan oleh anak penderita ginjal akut biasanya akan sering mengantuk, diare, mual, muntah - muntah, batuk dan pilek, serta infeksi saluran pencernaan hingga demam selama 3 - 5 hari. Lebih lanjut, gejala lain yang lebih khusus adalah jumlah air seni semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali dan perubahan warna pada urine yang menjadi pekat atau kecoklatan.
Kebijakan pemerintah dalam upaya pengendalian penyakit
Pemerintah tengah melakukan pemeriksaan dan penelitian mengenai penyebab pasti kasus gagal ginjal akut. Untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan, Kemenkes mengimbau kepada tenaga kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat dalam bentuk cair atau sirup.
Apotik juga diminta untuk tidak menjual obat dalam bentuk cair atau sirup kepada masyarakat. Solusi lainnnya Kemenkes menyarankan untuk mengkonsumsi obat dalam bentuk tablet atau kapsul.
Kemenkes juga telah membeli anti dotum untuk menurunkan angka kasus gangguan gagal ginjal akut.
Selain itu, pemerintah telah mengeluarkan surat keputusan Direktur Jendral Pelayanan kesehatan Nomor HK. 02.02./2/1/3305/2022 tentang tata laksana dan manajemen klinik Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada anak di fasilitas pelayanan kesehatan.
Dengan dikeluarkannya surat keputusan tersebut diharapkan bisa menurunkan kasus gagal ginjal akut di Indonesia.
Program pencegahan Gagal Ginjal Akut pada Anak
G: Galakkan aksi bijak dalam mengolah dan menyerap informasi yang beredar
I: Ingat dan kenali gejala penyakit
N: Naikkan derajat kesehatan, dukung program Pemerintah dalam upaya penanggulangan kasus penyakit Gagal Ginjal Akut pada Anak
J: Jangan panik dan tetap waspada terhadap penyebab dan faktor risiko penyakit
A: Ayo jaga kesehatan ginjal, terapkan perilaku rutin minum air putih
L: Lindungi kesehatan anak dengan melakukan tindak pencegahan dan pengobatan total terkait penyakit Gagal Ginjal Akut pada Anak
Upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyakit gagal ginjal akut pada anak adalah dengan cara bijak dan hati – hati dalam memilih jenis maupun kandungan obat. Hindari obat sediaan sirup yang saat ini diyakini sebagai penyebab utama timbulnya penyakit misterius ini.
Selain itu, pastikan dosis obat yang diberikan sesuai dan waktu konsumsi obat sudah tepat. Orang tua juga perlu rutin memeriksa kondisi kesehatan, serta menjaga pola makan sang anak agar tetap seimbang dan sehat.
Lalu, batasi penggunaan gula, garam, natrium, termasuk penyedap rasa instan kemasan ke dalam hidangan anak.
Hal tersebut sebenarnya bisa berbahaya karena dapat membuat tekanan darah melonjak, yang mengakibatkan kinerja organ tubuh seperti pembuluh darah dan ginjal menjadi lebih berat. Terapkan perilaku rajin minum air putih sebagai langkah untuk menjaga kesehatan ginjal.
Orang tua diharapkan selalu up to date terkait informasi mengenai penyakit ini, namun tentunya harus bijak dalam menyerap berita yang beredar.
Jangan langsung menelan mentah – mentah perihal apa yang dibaca di platform sosial media manapun.
Ulas dan cari tahu kembali apakah informasi tersebut dapat dikonfirmasi dan dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jangan bersikap panik dan terus waspada serta lakukan antisipasi jika anak mengalami gejala penyakit gagal ginjal akut.
Referensi
Afifah, M. (2022, October 20). 6 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal Anak yang Bisa DiupayakanOrangtua. Retrieved December 01, 2022, from https://health.kompas.com/read/2022/10/20/213100868/6-cara-menjaga-kesehatan-ginjal-anak-yang-bisa-diupayakan-orangtua?page=all
Kemenkes.(2022).PemerintahlakukanupayaantisipasiUntukmencegahGagalGinjalAkut. Retrieved December 01, 2022, fromhttps://pusatkrisis.kemkes.go.id/pemerintah-lakukan-upaya-antisipatif-untuk-mencegah-gagal-ginjal-akut
Kemenkes.(2022).Kemenkesambilkebijakanantisipasiuntukcegahgangguangagalginjal pada anak. Retrieved December 01, 2022, fromhttps://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20221019/0841300/kemenkes-ambil-kebijakan-antisipatif-untuk-cegah-gangguan-ginjal-pada-anak/
Kompas.com. (2022, November16).Update KasusGagalGinjal: PasienTinggal 14 Orang, Tak Ada Penambahansejak 2 MingguTerakhir. Retrieved December 01, 2022, from https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/11/16/11574111/update-kasus-gagal-ginjal-pasien-tinggal-14-orang-tak-ada-penambahan-sejak-2
Rizal,Fadli. (2022).Gagalginjal. Retrieved December 01, 2022, from https://www.halodoc.com/kesehatan/gagal-ginjal
Azizah, K. (2022, October 26). KronologiKasusGagalGinjalAkut Anak di RI, Korban MeninggalSudah 143 Orang. Retrieved December 01, 2022, from https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6369570/kronologi-kasus-gagal-ginjal-akut-anak-di-ri-korban-meninggal-sudah-143-orang