Uang Palsu
Selasa, 17 Desember 2024 07:16 WIB
Penulis:Nila Ertina
Narasi miring menyangkut isu kesehatan masih kerap dijumpai di jagat maya. Selain dalam bentuk klaim obat-obatan yang berlebihan, ada juga iklan obat penyakit tertentu yang diberi keterangan kurang sesuai.
Pada Rabu (11/12/2024) misalnya, muncul unggahan Instagram tentang obat Tuberkulosis (TBC atau TB) oleh akun bernama βdistributor_propolis_heproβ (arsip). Akun itu menyertakan video promosi produk propolis yang menampilkan seorang artis, Teuku Wisnu.
Dalam keterangan videonya disebutkan, produk ini bisa mengatasi berbagai penyakit, mulai dari sesak napas, paru-paru basah, hingga TBC. Unggahan ini seolah menarasikan bahwa propolis bisa menyembuhkan penyakit TBC.
βππππππππππ πππ πππππ πππππππππππ πππππ ππππππ ππππππππ πππππ. Hanya Booster Propolis Hepro yang bersifat Imunomodulator yang dapat menjaga imunitas tubuh dan Bersifat Hepatoprotektor yang mampu mengurangi efek samping penggunaan obat,β begitu bunyi takarir unggahannya.
Sampai Senin (16/12/2024), video ini sudah dilihat sebanyak 2 ribu kali. Klip dengan klaim identik juga ditemukan di TikTok, seperti bisa dilihat di sini.
Namun, bagaimana kebenaran klaim yang disebutkan?
Hasil Cek Fakta
Perlu diketahui mula-mula bahwa propolis merupakan bahan alami dari getah pohon atau tumbuhan yang digunakan oleh lebah untuk menutupi celah di sarangnya.
Menukil artikel Halodoc yang sudah ditinjau Dokter Rizal Fadli, propolis adalah zat resin yang dihasilkan oleh lebah, dari bahan dasar yang diambil dari pucuk tumbuhan. Zat ini disebut kaya kandungan flavonoid yang baik sebagai antioksidan, sehingga kerap dimanfaatkan untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan.
Sementara itu, TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Dilansir laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit ini dikatakan dapat menyerang siapa saja dan organ tubuh yang diserang biasanya adalah paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.
Penularan atau infeksi terjadi saat kuman TB yang berada dan bertebaran di udara terhirup oleh orang lain. Saat penderita TB batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri akan tersebar ke udara dalam bentuk percikan dahak atau droplet.
Gejala utama TBC bervariasi, antara lain batuk terus-menerus (berdahak maupun tidak berdahak), demam dan meriang dalam jangka waktu yang panjang, sesak nafas dan nyeri dada, serta berat badan menurun. Gejala lainnya juga mencakup munculnya darah bercampur dahak ketika batuk, menurunnya nafsu makan, dan berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan.
Lantas, apakah propolis bisa mengatasi penyakit TBC yang disebabkan oleh infeksi bakteri?
Untuk menjawab pertanyaan itu, Tim Riset Tirto menghubungi dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten. Dokter Nurul menyatakan bahwa penanganan utama penyakit TB adalah obat anti tuberkulosis, atau disebut juga OAT, yang saat ini menjadi obat program bagi pasien yang didiagnosis TB paru ataupun ekstra paru.
βDosisnya telah ditentukan dan wajib dipatuhi aturan minumnya oleh pasien yang didiagnosis TB untuk mencapai kesembuhan total. Tingginya kasus TB di Indonesia sering dikaitkan dengan tidak teraturnya pengobatan TB yang berakibat pasien resisten atau bakteri M. Tb tidak mempan dengan OAT, itulah sebabnya perlu kepatuhan dalam meminum obat TB,β ujar dr. Nurul kepada Tirto, Senin (16/12/2024).
Adapun propolis yang mengandung senyawa baik, menurut dr. Nurul, fungsinya berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sifatnya hanya melengkapi atau suplementasi, bukan terapi utama.
βJadi tidak bisa hanya mengandalkan propolis untuk menangani TB, obat OAT utama adalah pilihan pengobatannya, akan tetapi penggunaan propolis terbatas untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh atau sebagai suplementasi saja bukan pengganti obat utama TB yaitu OAT yang berisikan antibiotika spesifik untuk TB,β lanjut dr. Nurul.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Ina Agustina Isturini, pun mengungkap hal senada. Ia menegaskan bahwa pengobatan TBC yang adekuat harus memenuhi empat prinsip, termasuk pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat dan mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi, serta diberikan dalam dosis yang tepat.
βPengobatan TBC yang tidak sesuai standar berisiko tidak efektif dan dapat menyebabkan kegagalan pengobatan, yang pada akhirnya berpotensi menyebabkan TBC resisten obat (TBC RO). Oleh karena itu, sangat penting bagi pasien TBC untuk mengikuti pengobatan dengan OAT yang telah direkomendasikan oleh tenaga medis, dan tidak menggantikan pengobatan tersebut dengan pengobatan herbal,β kata Ina lewat keterangan yang diterima Tirto, Senin (16/12/2024).
Propolis yang dimanfaatkan sebagai obat herbal pendamping penderita TBC memang pernah diungkap oleh sebuah studi yang dimuat di Jurnal Gizi Pangan (2018). Namun demikian, sekali lagi propolis dalam hal ini hanya digunakan sebagai pelengkap obat utama.
Penelitian oleh Mahani, dkk itu menyimpulkan bahwa suplementasi 20 tetes propolis dengan konsentrasi 30 persen sebagai adjuvan (pembantu/penunjang) terhadap obat anti tuberkulosis (ATD) standar untuk pengobatan pasien TBC paru, bermanfaat untuk mempercepat efek pengobatan dan pemulihan berat badan.
Seperti yang telah disampaikan Ina dari Kemenkes, pengobatan TBC yakni dengan patuh minum obat selama jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter.
Dilansir Alodokter yang telah ditinjau oleh dr. Pittara, empat obat TBC yang umumnya diminum di antaranya Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, dan Ethambutol. Obat tersebut harus dikonsumsi secara rutin selama 6β9 bulan.
Jika pasien berhenti minum obat sebelum waktu yang disarankan, maka bakteri TBC berpotensi kebal terhadap obat yang biasa diberikan. Akibatnya, TBC menjadi lebih berbahaya dan akan lebih sulit diobati.
Penyakit TBC sendiri bisa dicegah dengan beberapa upaya, antara lain makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga sirkulasi udara yang baik dengan cara membuka pintu dan jendela tiap pagi supaya rumah mendapatkan cukup sinar matahari dan udara segar, dan mendapatkan suntik vaksin BCG bagi anak usia di bawah 5 tahun untuk menghindari TB berat (meningitis dan milier).
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, propolis tidak bisa digunakan sebagai obat utama bagi penderita Tuberkulosis atau TBC. Obat herbal ini hanya berfungsi sebagai pelengkap obat utama.
Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten menjelaskan bahwa OAT atau obat antituberkulosis adalah terapi utama pasien TB. Sementara propolis sifatnya adalah suplementasi atau pelengkap dan tidak bisa digunakan sebagai terapi utama karena belum adanya bukti ilmiah kuat terkait hal ini.
Kepatuhan pasien TB mengkonsumsi OAT sangat diperlukan untuk mencapai kesembuhan total dari penyakit TB. Selain itu juga perlu dilakukannya kontrol rutin ke dokter untuk pasien yang telah terdiagnosis TB.
Dengan demikian, klaim soal produk propolis untuk menyembuhkan penyakit TBC bersifat missing context (menyesatkan tanpa tambahan keterangan).(Cekfakta.com)
Rujukan
https://www.instagram.com/p/DDa6UN8sdWB/
https://archive.ph/PKtR0
https://www.tiktok.com/@wisnumart/video/7087079656414776602
https://www.halodoc.com/artikel/ragam-manfaat-propolis-untuk-kesehatan-keluarga?srsltid=AfmBOoqTMlLlvR4KCrzNxFpWzndJ5hRVHm2c0E7BfAoa7syyJvGF3wkw
https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/pencegahan-infeksi-bagi-bayi-dan-balita/tuberkulosis#:~:text=Pengobatan%20TB-,Apa%20yang%20dimaksud%20Tuberkulosis%3F,kelenjar%20getah%20bening%2C%20dan%20jantung.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/17062/14277
https://www.alodokter.com/tuberkulosis/pengobatan