Selasa, 12 September 2023 08:05 WIB
Penulis:admin
Editor:admin
Washington, Wongkito.co - Daging buatan hasil rekayasa genetika menjadi hal yang banyak diperbincangkan. Baru-baru ini ilmuwan berhasil menumbuhkan daging untuk dikonsumsi.
Daging buatan didapat tanpa harus menyembelih hewan. Daging buatan juga di klaim ramah hewan, menumbuhkan daging buatan diklaim lebih ramah lingkungan karena tak menghasilkan limbah metana. Selasa, 12 september 2023.
Sayangnya, konsumsi daging buatan ini masih menimbulkan perdebatan. Terutama bagi mereka yang berkeyakinan muslim. Mengingat prosesnya yang dilakukan tidak melalui penyembelihan, diragukan apakah daging ini halal untuk dikonsumsi.
Josh Tetrick, CEO Good Meat yang merupakan perusahaan pengembang daging buatan mengklaim bahwa daging buatan dapat diberi label halal. Namun, label halal diberikan ketika selnya dihasilkan sesuai standar agama.
Pendapat tersebut merupakan kemenangan bagi perusahaan daging yang dibudidayakan secara sel. Pasalnya, hal itu berarti pengikut Yudaisme dan Islam yang taat suatu hari nanti dapat mengonsumsi produk mereka.
“Ini merupakan penanda lain dalam menjadikan daging hasil budidaya sebagai solusi nyata,” kata Josh dikutip dari Reuters.
Baca juga
Sekilas tentang daging buatan, bahakn makanan ini sementara telah beredar di pasaran. Namun, peredarannya hanya berada di pasar AS dan Singapura, itu pun dalam jumlah kecil.
Ke depannya, perusahaan berharap berharap investor swasta dan publik akan memberikan dana yang cukup kepada sektor ini untuk meningkatkan produksi dan mengubah pola makan di seluruh dunia.
Sebelumnya, lembaga sertifikasi halal dunia, Othordoks Union mengatakan bahwa ayam budidaya yang diproduksi oleh perusahaan Israel SuperMeat memenuhi standarnya karena sel ayam tidak diberi bahan hewani apa pun dan diekstraksi dari telur yang telah dibuahi sebelum muncul bercak darah.
Seperti namanya, daging buatan bukanlah produk peternakan. Bahan makanan ini dibudidayakan dengan mengambil sampel sel hewan yang diberi campuran nutrisi dan ditanam dalam tong baja. Alhasil, hal ini menghindari kebutuhan akan operasi pertanian industri intensif lahan dan rumah potong hewan.
Masih tergolong baru, perusahaan-perusahaan di industri ini berharap produk mereka akan menarik bagi para vegan dan vegetarian serta para pemakan daging yang sadar iklim.
GOOD sendiri mengadakan panel yang terdiri dari tiga ahli syariah yang meninjau produksi perusahaan tersebut dan pada hari Minggu mengatakan bahwa daging hasil budidaya bisa halal jika sel-sel pembuat daging tersebut berasal dari hewan yang disembelih sesuai dengan hukum Islam.
Meskipun ayam GOOD saat ini tidak memenuhi standar tersebut, pendapat tersebut memberikan peta jalan bagi industri untuk membuat produk halal.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania