Kamis, 03 Agustus 2023 19:25 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Juli mencapai Rp162,09 triliun dengan emiten baru sebanyak 57 emiten.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengungkapkan penghimpunan dana ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan keempat global pada semester I-2023
“Nilai emisi emiten lewat Initial Public Offering (IPO) tersebut lebih tinggi dibandingkan pencapaian sepanjang tahun 2022,” kata Inarno Djajadi dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Juli 2023 secara virtual di Jakarta, Kamis, 3 Agustus 2023.
Inarno menjelaskan dalam pipeline masih terdapat 101 rencana penawaran umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp72,85 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 66 perusahaan.
Sementara itu, untuk penggalangan dana pada securities crowdfunding yang merupakan alternatif pendanaan bagi usaha kecil menengah (UKM), hingga 31 Juli 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 429 penerbit, 156.916 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp910 miliar.
Baca juga :
OJK juga menyatakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Juli 2023 mengalami penguatan 4,05% month to date (mtd) ke level 6.931,36.
Sebelumnya, atau pada Juni 2023, saham menguat 0,43% (mtd) ke level 6.661,88 dengan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp2,72 triliun (mtd) dan terjadi outflow sebesar Rp4,38 triliun (mtd).
Penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) terbesar pada Juli 2023 dicatatkan oleh saham di sektor energi dan sektor basic material.
Secara year-to-date (ytd), IHSG tercatat menguat sebesar 1,18%dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun. Pada Juni 2023 net buy sebesar Rp16,21 triliun ytd.
Pada sisi likuiditas transaksi, kata dia lagi, rata-rata nilai transaksi pasar saham termoderasi pada Juli 2023 menjadi Rp9,6 triliun mtd dan Rp10,24 triliun ytd.
“Juni 2023 sebesar Rp9,64 triliun month-to-date dan secara umum di bawah level rata-rata transaksi harian di tahun 2022, yaitu sebesar Rp14,71 triliun,” ujarnya pula.
Adapun di pasar obligasi, indeks pasar obligasi atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menguat 0,56% (mtd) dan 7,07% (ytd) ke level 369,1. Sebelumnya, pada Juni 2023 menguat 0,96% mtd dan 6,48% ytd.
Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat Rp269,8 miliar mtd dan secara ytd masih tercatat outflow sebesar Rp880,2 miliar.
Lebih lanjut, pasar Surat Berharga Negara (SBN) disebut masih melanjutkan tren positif dan membukukan inflow investor asing.
Pada Juli 2023, non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp8,3 triliun mtd dan pada Juni 2023 inflow sebesar Rp17,5 triliun mtd, sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 1,09 bps mtd di seluruh tenor.
“Secara year-to-date, yield SBN turun rata-rata sebesar 53,8 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp93 triliun year-to-date,” kata dia lagi.
Pada industri reksadana, nilai aktiva bersih (NAB) reksadana per 31 Juli 2023 tercatat sebesar Rp516,7 triliun atau naik 1,7 persen mtd dengan investor reksadana membukukan net subscription sebesar Rp4,21 triliun mtd.
Secara year-to-date, NAB meningkat 2,34 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp1,79 triliun.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Laila Ramdhini pada 03 Aug 2023