petani milenial
Rabu, 30 November 2022 19:49 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito.co - Dalam rangka peringatan Hari Menanam Pohon 2022. Demfarm.id menggelar talk show live di Instagram dengan menghadirkan lebih dari 100 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari blogger, jurnalis, petani milenial daerah, dan masyarakat umum di wilayah Indonesia.
Talk show tersebut, menghadirkan founder @ibukita.kebun, Angga Diandry sebagai milenial yang sukses berkebun dengan memanfaatkan lahan yang minimalis di atas rumah, Rabu (30/11/2022).
Demfarm.id mengajak generasi muda untuk tidak malu menjadi petani
dan berperan dalam menjaga lingkungan sekitar menjadi lebih sejuk dan subur. Sebagai inspirasi bagi generasi milenial lainnya.
Bahkan, salah satu industri pupuk di Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sudah memiliki petani milenial binaan. Tak hanya itu, PKT juga mengembangkan program Community Forest di Provinsi Gorontalo.
Baca Juga:
Program ini digagas untuk memberikan perlindungan keanekaragaman hayati dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memberi nilai tambah ekonomi pada lahan yang kurang produktif untuk ditanami berbagai jenis pohon dan
komoditas.
Menjadi Petani Milenial
Sebagai petani muda atau petani milenial, Angga Diandry menyebutkan menjadi petani memang belum menjadi cita-cita banyak anak muda. Kurangnya minat generasi muda menurutnya disebabkan beberapa faktor, di antaranya akses permodalan masih sulit, ketersediaan pupuk, sarana produksi pertanian, hingga kepastian offtaker untuk harga panen.
Namun, faktor utama masih minimnya minat anak muda menjadi petani, kata Angga, adalah isu rendahnya pendapatan. Dalam kesempatan live bersama Demfarm ini, Angga membagikan pengalamannya berkebun di rumah.
“Masih banyak yang enggan jadi petani, satu karena kalah pamornya. Proses perjalanan jadi petani jangan dimulai karena uangnya, tapi mencoba untuk senang dulu menjalaninya. Saat perjalanan nemu kendala atau kalau ada tahapan salah, ya kita ulangi lagi,” kata Angga.
Angga mengaku hobi bercocok tanamnya terinspirasi dari eyang dan ibunya. Menurut Angga, waktu kecil ia suka menemani eyangnya memetik hasil kebun.
“Eyang saya dulu punya lahan luas, nanam mangga, durian, cabai dan banyak tanaman lainnya," kata dia.
Ia bercerita dulu suka menemani eyang petik cabai. Jadi dari kecil sudah punya pengalaman dengan kebun.
"Kalau ibu saya, suka nyuruh siram tanaman tiap pagi sebelum ke sekolah, terus tanamannya diajak ngobrol,” katanya.
Pria yang dijuluki “Dewa Sawi Pakcoy” saat ini memiliki kebun di roof top rumah pamannya.
Beragam tanaman yang ada di kebun ini terdiri dari, pakcoy, selada, dan kale.
Angga mengaku hasil panen pernah mencapai 22 kilogram pakcoy per minggu dengan harga jual dimulai Rp 40 ribu per 0,5 kilogram.
Namun, kekinian hanya panen 6 kg sampai 8 kg per pekan, karena
sekarang lebih fokus perbanyak kale. Pasarnya saya sekarang banyak permintaan kale, tambah dia.
Dalam rangka Hari Menanam Pohon 2022 pada Senin lalu, Angga mencoba menyampaikan bahwa berbuat baik untuk lingkungan tidak selalu harus dimulai dengan kegiatan besar.
Berkebun di rumah menjadi salah satu upaya membuat Indonesia lebih hijau.
“Kita tidak bisa menyalahkan siapa pun terkait masalah lingkungan. Jadi lebih baik mulai dari diri sendiri dulu. Saya sendiri, meskipun di lahan terbatas, sudah merasakan kalau bertani itu mudah, seru, dan banyak manfaatnya,” kata Angga.
“Yang terpenting, jalanin apa yang lo suka. Bikin dari hal kecil dulu, yang penting memulai.
Seiring berjalan akan dateng bisikan dari tanaman,” tutup Angga.(ril)
setahun yang lalu