Selasa, 07 November 2023 17:36 WIB
Penulis:admin
Editor:admin
Jakarta, Wongkito.co - Kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) masih belum maksimal sepenuhnya. Hal itu diungkapan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Menurut Airlangga ada potensi US$8 miliar atau Rp124 triliun (Rp15.500 per dolar AS) masih parkir di tempat lain. Sehingga perlu didorong untuk masuk ke dalam pasar domestik. Selasa, 7 Nopember 2023.
“Kami akan lakukan evaluasi terkait DHE, karena belum maksimal dalam 3 bulan ini dan kami masih melihat potensi US$8 juta masih parkir di tempat lain,” katanya dalam konferensi pers PDB.
Baca juga
Pemerintah terus melakukan upaya menarik pulang DHE yang diakui Airlangga belum menjadi pilihan eksportir. Padahal adanya DHE juga digunakan untuk menjaga rupiah tak juga membuahkan hasil.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, saat ini pemerintah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) untuk pemanis (swetener) bagi eksportir.
Meskipun menurut Menkeu sebenarnya sudah ada insentif berupa pengurangan atau diskon tarif PPh. Namun sayangnya, insentif ini hanya berlaku untuk penempatan DHE di instrumen deposito atau term deposit (TD) valas.
Sehingga belum mengakomodir pemberian insentif untuk penempatan DHE di instrumen lainnya. Bendahara Negara ini mengatakan aturan terbaru nantinya juga akan mengaitkan besaran insentif dengan jangka waktu penempatan DHE tersebut.
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan PP Nomor 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam (PP DHE SDA), sebagai revisi dari PP Nomor 1 Tahun 2019. Dengan aturan ini, eksportir wajib menaruh DHE di Tanah Air dalam waktu 3 bulan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 07 Nov 2023