Ekonomi dan UMKM
Investasi Rp15 Miliar, PT INDY Membuka Bisnis Baru
Jakarta, Wongkito.co – Dengan menelan dana sebesar Rp15 miliar untuk investasi baru di bidang perdagangan kopi, teh dan kakao, PT Indika Energy Tbk (INDY) yang dikenal bergerak di bisnis batu bara, coba untuk merambah bisnis baru.
PT Indika Energy Tbk (INDY) mendirikan anak usaha PT Laras Ekosistem Organik yang bergerak dibidang non batubara, yaitu bisnis perdagangan komoditi. Selasa, 7 Nopember 2023.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, kedua anak usaha INDY yang dimaksud adalah PT Indika Multi Properti (IMP) dan PT Indika Inti Corporindo (IIC). Keduanya mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di bidang konsultasi manajemen, perdagangan besar kopi, teh dan kakao.
“PT Laras akan melakukan kegiatan usaha aktivitas konsultasi manajemen lainnya, perdagangan besar kopi, teh dan kakao,” tulis Sekretaris Perusahaan, Adi Pramono dikutip Senin 6 November 2023.
Disebutkan, IMP memiliki 99,99% saham PT Laras atau senilai Rp14,99 miliar sementara sisanya sebesar 0,01% digenggam oleh Indika Inti Corporindo dengan investasi senilai Rp1 juta.
Baca juga
- Kondisi Global Tak Menentu, Ekapor Indonesia Melemah
- Dalam Rangka Hari Listrik Nasional, 2.587 Warga Dapat Pemasangan Listrik Gratis
- Pemerintah Balikpapan Kembangkan Moda Transportasi BRT Sambut Pemindahan IKN
INDY menjelaskan, penyertaan saham IMP dan IIC dalam PT Laras merupakan kelanjutan langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha di sektor solusi berbasis alam.
Sebagaimana diketahui, perusahaan yang dipimpin oleh Arsjad Rasjid ini berkomitmen untuk mengurangi pendapatan dari batu bara hingga 50% pada 2025. Meskipun hingga kuartal III-2023, pendapatan dari tambang batu bara masih mendominasi sebanyak 88,90% dari total pendapatan.
Sepanjang sembilan bulan tahun ini, pendatan dari tambang batu bara mencapai US$2,04 miliar, turun dari US$2,87 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Secara akumulasi, pendapatan Indika Energy turun menjadi US$2,29 miliar dari sebelumnya US$3,13 miliar pada kuartal III-2022.
Dengan penurunan pendapatan tersebut, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkurang jadi US$93,83 juta dari sebelumnya US$338,39 juta.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 07 Nov 2023