Papua
Rabu, 24 November 2021 15:31 WIB
Penulis:Nila Ertina
Editor:Nila Ertina
BAYUNGLENCIR, WongKito.co - Duta Besar (Dubes) Norwegia Rut Kruger Giverin berkunjung ke Desa Mendis Bayung Lencir Kabupaten Muba. Plt Bupati Beni Hernedi, menyambut dengan minum kopi sambil menyantap mi celor di kediaman warga Desa Mendis.
"Kami memiliki berbagai program untuk mendukung upaya-upaya keberlanjutan perkebunan kelapa sawit, keluh kesah yang disampaikan petani sawit hari ini adalah salah satu hal yang sangat menarik dan ingin kami pahami," ujar Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin, Rabu (24/11/2021).
Menurut dia, pelajaran yang sangat berharga dan menjadi bahan untuk dapat sampaikan saat bertemu dengan pejabat pemerintahan khususnya terkait aspirasi petani.
"Untuk pendanaan pemeliharaan perkebunan sawit masyarakat, sebenarnya pemerintah kami memiliki dana untuk petani mikro, dan akan kami pelajari apakah itu bisa di akses petani kecil," tuturnya.
Plt Bupati Muba Beni Hernedi dalam sambutannya mengatakan sangat antusias menyambut kunjungan Dubes Norwegia ke kelompok kelapa sawit yang menerapkan Best Management Praktis (BMP) yang merupakan bantuan dari Dubes Norwegia melalui Global Yield Gap Atlas (GYGA).
"Kedatangan Kedubes Norwegia ini wajib kita syukuri, menyambut nya dengan luar biasa, dan semangat. Bagi kita menunjukkan peran kita, mereka ingin melihat bagaimana praktek kelapa sawit yang ada di bawah, apa lagi kelompok kepala sawit di Mendis Jaya menjadi percontohan dalam peningkatan hasil produktivitas tandan buah segar," kata Beni.
Dia menyampaikan Pemkab Muba sudah melakukan banyak hal dan berkomitmen dalam keberlanjutan kelapa sawit, terutama terkait peningkatan produktivitas dengan program peremajaan sawit rakyat.
"Karena banyak isu sawit yang sudah tua, ada juga kesalahan bibit, makanya ini (replanting) yang terus kita lakukan. Kita ingin petani hasil yang baik, dan maksimal," ujarnya.
Koordinator Field Trials GYGA Hendra Sugianto mengungkapkan pendapingan yang dilakukan pihaknya telah dimulai sejak Oktober 2019, dan sudah masuk ke tahun ketiga. Di tahun pertama penelitian kepada kebun sawit produktivitas meningkat 24%, atau 2,9 ton pertahun per hektar. Tahun ke dua meningkat lagi sebesar 63%, atau 9,3 ton TBS per tahun per hektare.
"Kita harapkan petani disini menjadi contoh sehinga produksi sawit di mendis tidak di pandang sebelah mata," katanya.
Sementara Ketua Petani BMP Mendis Jaya Simono mengucapkan terima kasih kepada pihak GYGA yang telah melakukan pendampingan dalam mengolah perkebunan sawit yang benar.
"Kami sangat terbantu sekali dengan pendampingan ini, sehingga penghasilan kami meningkat," ucapnya.
Adapun beberapa aspirasi dari petani sawit di Mendis Jaya diantaranya, disampaikan oleh Novi yang berharap tidak hanya dilakukan pendampingan tapi juga dibantu pengadaan pupuk.
Kemudian Surianto, meminta arahan terkait pengajuan peremajaan kebun kelapa sawit, dan Wiwin juga meminta arahan mengenai ketidaktahuan masyarakat tentang penggarapan kawasan hutan untuk perkebunan sawit.(*)