Dorong Percepatan Digitalisasi untuk Penguatan Ekonomi Daerah, Bank Indonesia Sumsel Gelar Temu Responden 2025

Kamis, 16 Oktober 2025 10:49 WIB

Penulis:Susilawati

BI
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan menyelenggarakan Temu Responden 2025 dengan tema “Percepatan Digitalisasi Ekonomi untuk Mewujudkan Ekonomi Sumatera Selatan yang Tangguh,” di Palembang. (Humas BI Sumsel/WongKito.co )

PALEMBANG, WongKito.co - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan menyelenggarakan Temu Responden 2025 yang berlangsung di Palembang. 

Kegiatan tahunan ini merupakan wujud apresiasi Bank Indonesia kepada para responden survei Bank Indonesia atas kontribusi aktif dalam penyediaan data dan informasi ekonomi yang menjadi dasar perumusan rekomendasi kebijakan ekonomi dan keuangan, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Mengusung tema “Percepatan Digitalisasi Ekonomi untuk Mewujudkan Ekonomi Sumatera Selatan yang Tangguh,” acara ini mencerminkan semangat untuk mendorong transformasi digital sebagai fondasi penguatan daya saing dan ketahanan ekonomi daerah. Digitalisasi dinilai mampu meningkatkan efisiensi, transparansi, serta membuka peluang bagi pelaku usaha, termasuk UMKM dan pedagang pasar tradisional, untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan produktivitas.

Baca juga:

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Bambang Pramono, menyampaikan bahwa dalam kapasitasnya sebagai otoritas yang menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia senantiasa memerlukan dukungan data dan informasi yang akurat sebagai dasar dalam merumuskan serta memberikan rekomendasi kebijakan kepada kantor pusat. 

Bambang juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh responden atas kontribusi mereka dalam penyediaan data dan informasi yang berkualitas. Ia menegaskan bahwa dukungan responden menjadi komponen penting dalam memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia.

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa Bank Indonesia secara konsisten berkoordinasi dengan perbankan dan berbagai instansi vertikal seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bulog, untuk memastikan kebijakan yang diambil selaras dengan kondisi perekonomian aktual di daerah. “Kami terus bersinergi dengan BPS, Bulog, dan perbankan agar kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kondisi riil di lapangan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, sehingga diperlukan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi tersebut perlu tetap dijaga agar tidak menimbulkan tekanan inflasi. Oleh karena itu, Bambang menekankan bahwa data dan informasi yang disampaikan oleh para responden memiliki peranan yang sangat vital dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga.

Sebagai bentuk apresiasi, Bank Indonesia juga memberikan penghargaan kepada para penyedia data terbaik dalam lima kategori:

⁠Responden Terbaik Kategori Penyedia Data Liaison: PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, Responden Terbaik Kategori Penyedia Data Survei Kegiatan Dunia Usaha: PTPN IV Regional 7, Responden Terbaik Kategori Penyedia Data Perkembangan Properti Komersial: Opi Mall, Responden Terbaik Kategori Penyedia Data Survei Penjual Eceran: Toko Sepatu Samudera, Responden Terbaik Kategori Penyedia Data Survei Harga Properti Residensial: PT Sekawan Kontrindo, Responden Terbaik Kategori Penyedia Data Survei Pemantauan Harga: Pak Hermansyah, Mitra Strategis Terbaik dalam Penyediaan Data Ekonomi Sumatera Selatan: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, Surveyor Terbaik: Yulia Putri (PT Sigma Research).

Acara ini turut dimeriahkan dengan seminar motivasi oleh motivational speaker nasional Andrie Wongso, yang membawakan materi bertema “Semangat Usaha di Era Digital.” 

Selain itu, digelar pula talkshow inspiratif yang menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Aviliani (Ekonom Senior INDEF), Marpaleni (Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Sumatera Selatan), dan Rafael Tan (Entrepreneur). Dalam sesi tersebut, para narasumber berbagi pandangan mengenai pentingnya kolaborasi, inovasi, dan adaptasi digital dalam menghadapi dinamika ekonomi global dan regional. 

Rafael Tan menuturkan bahwa di era digital, pelaku usaha perlu terus berinovasi dan berkreasi dalam memasarkan produk, khususnya melalui media sosial. 

Sementara itu, Aviliani menekankan bahwa digitalisasi sistem pembayaran melalui QRIS memberikan banyak manfaat, baik bagi pelaku usaha maupun perbankan. “Dengan QRIS, transaksi menjadi lebih mudah dan transparan. Data transaksi yang terekam juga membantu perbankan dalam melakukan credit scoring bagi para merchant, sehingga memperluas akses pembiayaan,” jelas Aviliani. 

Rafael turut menambahkan bahwa penggunaan QRIS juga sangat membantu pelaku UMKM, karena transaksi menjadi lebih praktis tanpa perlu menyediakan uang kembalian. 

Menutup sesi talkshow, para narasumber sepakat bahwa transformasi digital tidak boleh ditakuti, melainkan harus disikapi dengan semangat belajar dan beradaptasi. “Jangan takut pada teknologi, takutlah pada stagnasi. Di era transformasi digital ini, kita harus terus berkembang — setidaknya mulai mempelajari media sosial dan mengunggah konten terkait produk unggulan kita,” pungkas Rafael.