Selasa, 25 Februari 2025 14:13 WIB
Penulis:Redaksi Wongkito
Editor:Redaksi Wongkito
JAKARTA, WongKito.co - Morgan Stanley menurunkan peringkat saham MSCI Indonesia dari sebelumnya “equal weight” menjadi “underweight”. Penurunan rating saham atau downgrade tersebut beriringian dengan peresmian Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Dikutip dari Bloomberg, Selasa, 25 Februari 2025, penurunan rating saham dipengaruhi penilaian soal tingkat return on equity saham di IHSG yang menunjukkan momentum penurunan. Hal ini terutama lantaran memburuknya lingkungan pertumbuhan domestik.
Ahli strategi Morgan Stanley, Jonathan Garner, mengatakan indikator ekonomi Indonesia saat ini menunjukkan kurangnya momentum pertumbuhan. Garner menyebut alasan utamanya adalah siklus belanja modal di Indonesia yang'jauh lebih lemah
Dia menyoroti investasi terhadap PDB yang bergerak sideways sepanjang tahun 2025, berkisar 29% PDB dibandingkan rata-rata 32% pada periode sebelum pandemi COVID-19. “Hal ini kemungkinan berarti berkurangnya penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan,” ujar Garner.
Tetap Waspada
Morgan Stanley memperingatkan investor agar tetap berhati-hati terhadap kemungkinan pembalikan dalam jangka pendek. Mereka secara umum lebih memilih eksposur di pasar lain di ASEAN. Pemangkasan rating saham RI langsung berdampak signifikan pada IHSG.
Pada perdagangan pagi hari di Sesi I Selasa, IHSG ambles 102,95 poin atau jatuh 1,53% jatuh ke posisi 6.646,64. Sejak pembukaan perdagangan, IHSG langsung terperosok ke zona merah, dengan Tekanan jual semakin kencang sejak pembukaan perdagangan, dengan rentang perdagangan pada area 6.772,65 dan sempat menyentuh 6.640,11.
Pelemahan nilai saham juga terjadi pada mayoritas emiten yang dikelola Danantara. Hal ini diperparah sentimen penarikan dana massal dari investor lantaran kekhawatiran atas nasib Danantara ke depan. Diketahui, badan investasi tersebut akan mengelola sekitar US$900 miliar atau sekitar Rp14.616 triliun aset dalam pengelolaan.
Kini Danantara mengelola tujuh emiten BUMN seperti yakni PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Mineral Industri Indonesia (Mind ID). Adapun holding MIND ID beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah Tbk (TINS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Danantara juga akan mengelola aset perbankan BUMN raksasa yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Targetnya, Danantara akan mengelola seluruh BUMN sebelum akhir Maret.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyambut baik peluncuran Danantara. Menurutnya, kehadiran badan yang dipimpin Rosan Roeslani itu akan membawa dampak positif dan menyegarkan pasar modal Indonesia. “Kalau kita lihat orang-orangnya (pemimpin Danantara) itu kapabel. Mereka bisa jadi panutan pasar,” ujar Iman.
Menurut Iman, Danantara akan mendorong pergerakan IHSG dan meningkatkan kapitalisasi pasar jika emiten di bawahnya dikelola dengan baik. Aksi korporasi atau penggalangan dana yang dilakukan emiten-emiten tersebut juga diharapkan dapat menghidupkan pasar. Ini terutama jika operasional emiten itu berjalan dengan baik.
Disinggung soal rencana meluncurkan instrumen investasi baru seiring peluncuran Danantara ini, Iman masih wait and see. “Bursa itu selalu adaptif. Kami dan OJK akan melihat apa kira-kira instrumen yang cocok,” tuturnya.
Artikel ini sudah tayang di TrenAsia.com oleh Chrisna Chanis Cara, 25 Februari 2025.