UIN Palembang
Rabu, 21 Agustus 2024 08:07 WIB
Penulis:Nila Ertina
Editor:Nila Ertina
PALEMBANG, WongKito.co - Hadir sebagai pembicara utama, Kepala Strategi dan Kebijakan Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri, DR Yayan Ganda Hayat Mulyana mengungkapkan terus memperkuat posisi Indonesia di kancah global menjadi bagian penting dalam membangun diplomasi di era modern.
"Diplomasi Indonesia telah melalui berbagai fase transformasi untuk menghadapi tantangan global yang kompleks. Penting bagi kita untuk terus beradaptasi dengan perubahan dan memanfaatkan peluang yang ada di tengah lanskap internasional yang cepat berubah," kata dia, ketika menjadi pembicara pada seminar bertajuk Foreign Policy and History Talk dengan tema "Capaian Diplomasi Indonesia dari Perspektif Historis" yang diselenggarakan FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Palembang, Selasa (20/8/2024).
Ia mengatakan perlunya pendekatan diplomasi yang inovatif dan strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kancah global.
Karena itu, terus melakukan kajian-kajian terkait dengan berbagai inovasi, termasuk melibatkan para pakar dan akademisi menjadi langkah strategis, kata dia.
Baca Juga:
Seminar yang diselenggarakan di Kampus Jakabaring, UIN Palembang tersebut menghadirkan tiga narasumber yaitu Prof. Peter Carey (Sejarawan, Fellow Emeritus of Trinity, Oxford & Ilmu Budaya
Universitas Indonesia), Dr. Wildan Sena Utama, MA (Sejarawan UGM) dan Najmi Muhamad Fadli, MA (FISIP UIN Raden Fatah).
Prof. Peter Carey, bercerita pada masa awal kemerdekaan Indonesia, ada momentum dimana Sjahrir dengan tegas menanggapi diplomat Belanda Eelco van Kleffens di Dewan Keamanan Lake Success, sebagai salah satu contoh keberhasilan diplomasi Indonesia saat itu.
Dalam meteri berjudul "Jatuh dan Bangkitnya Diplomasi Indonesia" Peter mengupas bagaimana langkah strategis yang diambil the funding father dalam membangun komunikasi yang bernas untuk kepentingan bangsa.
Namun, meskipun di awal kemerdekaan, ia memastikan Indonesia telah mampu unjuk gigi dalam berdiplomasi sehingga menjadi catatan bangsa lain.
Sementara Najmi Muhammad Fadli, M.A., mempresentasikan topik "Jejak Langkah Indonesia Menjadi Pusat Produsen Halal di Dunia.
Baca Juga:
Ia menjelaskan bagaimana industri halal telah menjadi tren global yang signifikan, dengan nilai transaksi mencapai $254 miliar dan berkontribusi 1-3% terhadap GDP negara-negara Islam di dunia.
Sebelumnya, diawal seminar Prof. Dr. H. Izomiddin, Dekan FISIP UIN Raden Fatah menyampaikan seminar diselenggarakan sebagai bagian dari perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia.
Seminar ini memberikan kesempatan bagi kita semua untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang capaian dan tantangan diplomasi Indonesia dari perspektif historis, katanya.(mlk)