Selasa, 16 Juli 2024 10:07 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor mobil dari Indonesia pada semester I 2024 mencapai US$2,78 miliar atau sekitar Rp 44,9 triliun.
Jika dibandingkan dengan periode Januari-Juni 2023 yang mencapai US$2,97 miliar atau sekitar Rp 48 triliun nilai tersebut tentu sedikit lebih rendah. Meskipun mengalami penurunan, ekspor mobil buatan lokal telah menjangkau berbagai pasar baik di kawasan ASEAN, bahkan hingga Amerika Latin.
"Pada tahun 2021 hingga 2023 nilai ekspor mobil dari Indonesia terus mengalami peningkatan. Meskipun pada Januari-Juni 2024 sedikit lebih rendah peningkatannya dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu," kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (15/7/2024).
Baca Juga:
Menilik kembali tahun 2020, Dilansir dari data kementrian perdagangan dalam laporan bertajuk “Realisasi Ekspor Otomotif Indonesia Periode 2018-2023”, menunjukan ekspor otomotif Indonesia mengalami penurunan signifikan akibat dampak pandemi COVID-19. Nilai ekspor berkurang drastis sebesar 31,80% dibandingkan tahun 2019, kala itu nilainya kala itu anjlok menjadi US$2,69 miliar atau sekitar Rp43,4 triliun.
Situasi ini mencerminkan dampak serius pandemi terhadap rantai pasokan dan permintaan global yang mempengaruhi industri otomotif Indonesia.
Pada tahun 2021, kinerja ekspor otomotif kembali meningkat dengan pertumbuhan sebesar 24,89% mencapai sekitar US$3,39 miliar atau sekitar Rp54,8 triliun.
Tren positif berlanjut hingga tahun 2022, dimana nilai ekspor melonjak sebesar 65,04%, mencapai US$5,54 miliar atau sekitar Rp89,5 triliun, dan kembali naik menjadi US$6,12 miliar atau sekitar Rp98,9 triliun pada tahun 2023.
Peningkatan tersebut menjadi indikator positif kemampuan industri otomotif Indonesia meningkatkan kualitas produk dan memperluas jangkauan pasar, serta mengatasi tantangan yang dihadapi selama pandemi.
Negara Tujuan
Filipina menjadi negara tujuan utama ekspor mobil Indonesia, porsinya mencapai 27,64% dari total ekspor. Setelah Filipina, Meksiko berada di urutan kedua dengan kontribusi sebesar 10,53%, diikuti oleh Uni Emirat Arab sebesar 5,46%.
Secara rinci, Filipina menjadi tujuan utama ekspor mobil dari Indonesia, mencakup 27,64% dari total ekspor. Ini berarti sekitar 1 dari 4 mobil yang diekspor dari Indonesia dikirim ke Filipina," terang Amalia.
Sisanya, sebesar 24,68%, diekspor ke berbagai negara lain di dunia. Keberagaman tujuan ekspor menunjukkan mobil buatan Indonesia memiliki daya tarik yang luas dan mampu bersaing di berbagai pasar internasional.
Sejauh ini pemerintah dan pelaku industri terus berupaya meningkatkan daya saing melalui inovasi teknologi, peningkatan kualitas, serta strategi pemasaran yang lebih agresif.
Baca Juga:
Selain itu, perluasan pasar ke negara-negara baru dan peningkatan penetrasi di pasar yang sudah ada menjadi fokus utama untuk menjaga dan meningkatkan nilai ekspor di masa mendatang.
Daftar Mobil
Toyota Avanza: MPV ini dikenal hemat bahan bakar dan memiliki kabin yang luas, sehingga sangat populer di kawasan Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Daihatsu Sigra: Mirip dengan Avanza, kendaraan ini juga hemat bahan bakar dan praktis, sangat diminati di Filipina dan Myanmar.
Mitsubishi Xpander: Sebagai pelopor Low MPV dengan desain yang menarik dan kabin yang lega, mobil ini sangat laris di Filipina, Vietnam, dan Amerika Latin.
Suzuki Carry: Kendaraan niaga yang tangguh dan irit bahan bakar ini disukai di Pakistan, Bangladesh, dan berbagai negara di Afrika.
Honda Brio: Hatchback yang lincah, hemat bahan bakar, dan ekonomi ini laris diekspor ke Filipina dan Vietnam.
Toyota Fortuner: SUV ini diekspor ke banyak negara di Oceania dan beberapa negara di Timur Tengah.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 16 Jul 2024