Gelar Capacity Building, BI Apresiasi Sumsel Raih Dua Penghargaan Bergengsi

Selasa, 02 Desember 2025 21:41 WIB

Penulis:Susilawati

BI
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Bambang Pramono pada rapat koordinasi Capacity Building dan High Level Meeting (HLM) di Palembang, Selasa (2/12) (Susila/WongKito.co)

PALEMBANG, WongKito.co - Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berserta seluruh pemerintah kabupaten/kota se-Sumsel menggelar rapat koordinasi Capacity Building dan High Level Meeting (HLM) untuk memperkuat sinergi dan koordinasi pengendalian inflasi dan mempercepat transformasi digital daerah.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, H. Herman Deru dan dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Bambang Pramono di Palembang, (02/12/2025).

Rapat Koordinasi tersebut memiliki dua agenda utama: evaluasi menyeluruh kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sekaligus merayakan pencapaian gemilang TPID dari Bank Indonesia.

Baca juga:

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel, Bambang Pramono pada kesempatan itu menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas capaian tersebut.

Jadi, Sumsel mendapat Award Juara dua kategori sekaligus yang cukup bergengsi, TPID Pemerintah sekaligus Digitalisasi Daerah, ujarnya.

Pencapaian positif ini tentunya menjadi dorongan kuat dalam mengantisipasi tantangan inflasi yang diprediksi akan meningkat, terutama menjelang momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Ia menuturkan, sebagai bagian dari persiapan menyambut Nataru, BI Sumsel bekerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) memperkuat sinergi dan kesiapan seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini.

Lebih lanjut ia juga menjelaskan, bahwa strategi pengendalian inflasi selama Nataru selalu didasarkan pada analisis data pola inflasi dalam tiga tahun terakhir, supaya intervensi yang dilakukan benar-benar menyasar komoditas penyebab inflasi.

Ia mengatakan," biasanya kebijakan kami saat Nataru lebih fokus pada langkah jangka pendek, termasuk operasi pasar dan penyediaan pangan murah yang kami tingkatkan intensitasnya."

Dampak situasi global dan cuaca ekstrem menjadi saat ini menjadi catatan penting. Meskipun inflasi masih dipengaruhi harga emas global yang sulit dikontrol, fokus utama adalah komoditas yang rentan terhadap cuaca dan bencana, seperti cabai dan bawang.

"Jadi, kita lihat komoditas apa yang terpengaruh dengan cuaca. Dari mana biasanya kita memasok komoditas ini. Selama ini, kita bekerja sama dengan menggunakan komoditas yang tersedia secara lokal. Tentu saja, persediaan ini harus kita jaga. Jika diperlukan, kita bisa mengambil dari tempat lain," ujarnya pula.