Harga Batu Bata di Palembang Anjlok, Pengusaha Bangsal Sulit Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Kamis, 21 November 2024 20:06 WIB

Penulis:Hafidz Trijatnika

Editor:Hafidz Trijatnika

Pegawai menurunkan batu bata dari bak mobil truk yang telah dipesan pembeli di Banyuasin pada Kamis, 21 November 2024.
Pegawai menurunkan batu bata dari bak mobil truk yang telah dipesan pembeli di Banyuasin pada Kamis, 21 November 2024. ((Sigit Prasetya/Wongkito.co))

PALEMBANG, Wongkito.co – Harga batu bata jumbo di Palembang kini tengah anjlok, pada periode November 2024. Memasuki akhir tahun, harga batu bata di Palembang kini dibanderol Rp1.150 per unit, dari sebelumnya sempat tinggi pada Maret 2024 lalu. Para pengusaha batu bata terancam sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena untung yang sangat tipis.

Muis, salah satu pengusaha batu bata di Jalan Gotong Royong, Kelurahan Sukodadi, Kecamatan Sukarami, Palembang mengatakan, dengan harga Rp1.150 per unit, keuntungan yang didapat sangat tipis bila dibandingkan dengan modal yang harus dikeluarkan. 

"Murah, harga ini harga pasaran. Jadi kalau satu bangsal turun, yang lain ikut turun," kata Muis, Kamis (21/11/2024).

Muis tidak mengetahui pasti penyebab turunnya harga batu bata tersebut, namun salah satu yang disadari adalah akibat pembangunan yang memang belum terlalu masif, proyek pemerintah dan perumahan yang juga belum terlalu banyak di penghujung tahun. Pada Maret 2024,  harga batu bata sempat mencapai Rp1.400 per unit. Dengan harga tersebut, pengusaha bisa mendapatkan keuntungan sekitar 40 persen dari modal yang dikeluarkan untuk biaya produksi.

“Kalau harga Rp1.150 ini, mepet nian. Kalau sampai membuat bangkrut tidak, tapi untuk yang anggota keluarganya banyak, pasti akan sulit buat sehari-hari. Kami merasa terjepit dengan kondisi begini,” ujar Muis.

Muis menyebutkan, biaya produksi mulai dari membeli tanah dan kayu bakar sudah cukup mahal, ditambah biaya untuk proses cetaknya.

"Makan dicukup-cukupin lah. Belum biaya beli kayu yang makin mahal, tanah untuk produksinya, terus upah molen cetak batu batanya. Untungnya cuma bisa cukup untuk makan," tambahnya. (*)