Hari Tanpa Belanja Cara Lawan Budaya Konsumerisme

Jumat, 26 November 2021 12:38 WIB

Penulis:Nila Ertina

Hari tanpa belanja
Hari tanpa belanja (ist)

PALEMBANG - Hari tanpa belanja? mungkin sangat bertolak  belakang dengan kondisi kekinian masyarakat modern yang setiap saat dan dari manapun bisa berbelanja secara online.

Tawaran berbagai produk dengan promosi yang sedemikian rupa hingga menarik minat pembeli terus menerus dihadapkan kepada kita.

Mengacu pada kondisi tersebut, seorang seniman asal Voncauver, Kanada, Ted Dave mencentuskan hari tanpa belanja.

Hari tanpa belanja merupakan inisiatif, Dave untuk melawan budaya konsumerisme, yang saat itu tahun 1993 dipublikan media Adbusters Kanada.

Saat ini, sedikitnya 30 negara turut berayakan hari tanpa belanja, demikian mengutip wikipedia.

Dave sang pencentus hari tanpa belanja tersebut, mengharapkan momentum itu bisa memberikan kesadaran publik agar lebih peka terhadap barang yang mereka beli.

Lalu konsumen juga mesti mempertanyakan produk yang mereka beli termasuk perusahaan-perusahaan yang memroduksi.

Kemudian, hari tanpa belanja juga membuka pikiran pembeli terkait dengan dampak produk yang mereka beli pada lingkungan.

Perayaan Hari Tanpa Belanja Indonesia

Meskipun dicetuskan seniman Kanada, pada 28 tahun lalu tapi kini perayaan hari tanpa belanja juga telah menyebar ke seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Di Nusantara hari tanpa belanja, diperingati setiap Sabtu terakhir pada bulan November.

Sedangkan di Amerika Serikat, Kanada dan juga Minahasa (Indonesia) peringatan biasa dilakukan usai sehari perayaan
thanksgiving atau pengucapan syukur, pada bulan Oktober.(Nila)