Ekonomi dan UMKM
Resmi Diluncurkan, Mastercard bisa Digunakan untuk "Buy Now, Pay Later"
JAKARTA - Mastercard resmi mengumumkan evolusi baru dalam model pembayaran, dengan meluncurkan penawaran kartu komersial baru yang dirancang khusus untuk usaha kecil dan menengah (UKM).
Berkembangnya industri “Buy Now, Pay Later” (BNPL) yang berorientasi pada konsumen akan melebihi USD$ 1 triliun atau setara dengan Rp 14,276 triliun (kurs dollar Rp 14.230 from Jisdor). Dalam nilai barang dagangan bruto (GMV) tahunan secara global pada tahun 2025.
Mengusung nama "Mastercard Pay & Split", produk ini memungkinkan lembaga keuangan untuk memberikan produk pembayaran yang sama kepada usaha kecil. Ini akan menjadi solusi cicilan open-loop berbasis jaringan yang pertama dari jenis dan akan tersedia di seluruh dunia.
"Pembiayaan selalu menjadi kendala bagi usaha kecil, tetapi dampak pandemi terhadap ekonomi benar-benar membawa masalah ini menjadi fokus utama,” Excutive Vice President, Products & Innovation, Asia Pacific, Mastercard, Sandeep Malhotra, dalam keterangannya, Jumat, 19 November 2021.
- Jaygan Fu Ponnudurai Resmi jadi CEO OVO, ini Profilnya
- Tahun Depan, Jokowi Setop Ekspor Bauksit dan Tembaga Mentah
- Solusi Tunas Pratama dan BIT Teknologi Nusantara Dapat Ikut Nikmati Pinjaman BCA Rp750 Miliar
Saat ini Mastercard Pay & Split sudah tersedia di seluruh Asia Pasifik. Menurut survei yang dilakukan oleh Mastercard pada tahun 2021, di kawasan Asia-Pasifik.
Sebanyak 77 persen responden di India, dan 80 persen responden di Singapura menyatakan minat mereka untuk menggunakan produk cicilan yang khusus dibuat untuk usaha kecil.
Hasil tersebut menunjukan antusiasme untuk produk BNPL komersial, di kalangan usaha kecil sangat tinggi.
Secara global, sebanyak 75 persen pemilik bisnis UKM yang telah menggunakan cicilan untuk pembelian pribadi mengatakan bahwa mereka mungkin saja akan mengadopsi pembayaran serupa untuk bisnis mereka.
"Banyak pemilik usaha kecil mengandalkan jalur kredit pribadi atau pemberi pinjaman non-bank untuk membantu membiayai operasional mereka, yang mana tidak ideal dalam hal pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan," tutupnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Adinda Purnama Rachmani pada 19 Nov 2021