Jumat, 15 Juli 2022 07:06 WIB
Penulis:Nila Ertina
Editor:Nila Ertina
JAKARTA - Rajin menabung pangkal kaya, itulah kalimat yang sering kali diungkapkan sejak kita kecil. Karena dengan rajin menabung dari sedikit demi sedikit akan menjadi bukit, bisa juga diungkapkan seperti itu.
Kekinian, akhirnya menabung pun sudah direncanakan untuk beberapa hal, mulai dari memenuhi keinginkan, seperti berlibur yang diimpikan.
Akan tetapi, saat mulai memesan penerbangan dan hotel, Anda mungkin akan menyadari bahwa harga hari ini jauh lebih tinggi daripada saat mulai menabung. Hal serupa mungkin juga Anda alami saat uang muka untuk rumah yang telah Anda tabung selama bertahun-tahun untuk dibeli, tiba-tiba justru di luar jangkauan Anda lagi.
Lalu, apa yang sedang terjadi dan mengapa semuanya menjadi mahal? Hal ini karena inflasi.
Baca Juga:
Menurut Bank Indonesia (BI), inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Namun, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut sebagai inflasi kecuali jika kenaikan tersebut telah meluas atau mengakibatkan kenaikan harga barang lainnya.
Itu artinya, meskipun jumlah uang yang ada di tabungan atau yang Anda miliki tetap sama, jumlah uang tersebut tidak dapat membayar banyak makanan, bahan makanan, gas, atau tagihan listrik sebanyak dulu.
Dengan kata lain, inflasi dapat mengurangi daya beli Anda dan mengikisnya untuk waktu yang lama. Saat Anda mempertimbangkan inflasi dan dampaknya terhadap tabungan Anda, ingatlah bahwa inflasi bukanlah hal yang baru terjadi.
Seperti yang dilansir dari laman Discover, berkurangnya daya beli uang Anda dan kenaikan suku bunga dapat memperumit bagaimana Anda mencapai tujuan keuangan dan tujuan tabungan Anda. Pada umumnya inflasi dapat secara serius mengganggu tujuan tabungan jangka pendek karena akan terasa harga barang menjadi tinggi.
Dampak Inflasi Terhadap Tabungan Jangka Pendek
Ketika inflasi melanda, jumlah tabungan yang Anda simpan untuk tujuan tabungan jangka pendek yang membutuhkan waktu tiga tahun atau kurang untuk mencapainya seperti liburan, bisa tiba-tiba tidak mampu mencukupi kebutuhan Anda tersebut.
Akibatnya, Anda mungkin perlu menghitung ulang tujuan tabungan Anda untuk menyesuaikan harga baru yang meningkat.
Dengan adanya kenaikan harga, Anda mungkin juga perlu menambahkan dana darurat untuk menutupi kenaikan biaya hidup seperti biaya utilitas atau bahan makanan.
Ingatlah bahwa dana darurat Anda harus dapat menutupi biaya hidup dari tiga sampai 12 bulan jika Anda kehilangan pendapatan. Saat Anda melakukannya, Anda juga harus menyimpan uang tersebut pada rekening tabungan yang memberikan bunga tinggi atau rekening pasar uang.
Dampak Inflasi Terhadap Tabungan Jangka Menengah
Inflasi dapat membuat tujuan tabungan jangka menengah Anda seperti membayar uang muka rumah mungkin membuat Anda menabung lebih banyak uang untuk mencapai tujuan Anda tersebut.
Baca Juga:
Hal ini karena Anda perlu membayar lebih untuk barang sehari-hari seperti bensin dan bahan makanan. Hal tersebut artinya ada lebih sedikit sisa gaji Anda untuk memenuhi target Anda. Namun, jika Anda tidak mampu memenuhinya, ada baiknya jika Anda mengubah target dan menyesuaikan dengan situasi saat ini.
Dampak Inflasi Terhadap Pensiun dan Tabungan Jangka Panjang
Tidak ada yang bisa memprediksi berapa lama periode inflasi tinggi akan berlangsung, jadi sulit untuk menebak dampaknya pada tujuan tabungan jangka panjang yang bisa memakan waktu puluhan tahun untuk dicapai, seperti menabung untuk kuliah atau pensiun.
Namun Anda bisa mengetahuinya dengan menaikkan perkiraan inflasi saat menggunakan kalkulator pensiun atau aplikasi perencanaan pensiun untuk mengetahui target tabungan pensiun yang Anda butuhkan. Selain itu, Anda juga harus ingat bahwa risiko inflasi di masa pensiun adalah hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam hal perencanaan pensiun.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Justina Nur Landhiani pada 15 Jul 2022