Kamis, 21 Juli 2022 14:35 WIB
Penulis:Susilawati
LONDON- Inflasi Inggris terpantau mencapai level tertinggi sejak 40 tahun terakhir.
Berdasarkan laporan Reuters yang dikutip Rabu, 20 Juli 2022, indeks konsumen Inggris naik ke angka 9,4% per tahunnya.
Angka ini berada sedikit di atas perkiraan sejumlah ekonom yang memperkirakan inflasi Inggris berada pada angka 9,1% pada Mei lalu.
Adapun kontributor paling signifikan terhadap kenaikan tingkat inflasi berasal dari bahan bakar motor dan makanan.
Sebagai informasi, baik BBM maupun makanan dilaporkan melonjak kisaran 42,3% pada tahun ini. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak sebelum dimulainya rangkaian sejarah yang dibangun pada tahun 1989.
Baca Juga :
Bulan ini, terjadi kenaikan indeks harga konsumen kisaran 0,8% dibanding bulan lalu. Padahal sebelumnya, terjadi kenaikan sebanyak 0,7% pada Mei 2022. Sedangkan April, indeks harga konsumen Inggris berada di angka 2,1%,
"Tingkat CPI akan bertahan lebih tinggi sekitar tahun 1982, di mana perkiraan berkisar dari hampir 11% pada Januari hingga sekitar 6,5% pada bulan Desember,” tulis Kantor Statistik Nasional Inggris Seperti dikutip TrenAsia.com dari CNBC.
Perlu diketahui, sebelumnya Bank Central Inggris telah menerapkan lima kali kenaikan 25 basis poin berturut-turut untuk suku bunga lantaran ingin mengendalikan inflasi.
Namun Gubernur Bank Central Inggris, Andrew Bailey menyatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan kenaikan hingga 50 basis poin pada kebijakan yang akan dirilis pada Agustus.
Aksi ini tentunya merupakan kenaikan tunggal terbesar di Inggris dalam suku bunga selama hampir 30 tahun. Lewak aksi tersebut, Bailey bersumpah bahwa tidak akan ada syarat dalam komitmen Bank untuk mengembalikan inflasi ke target 2%.
“Dari perspektif kebijakan moneter, masa-masa ini merupakan tantangan terbesar bagi rezim kebijakan moneter penargetan inflasi yang telah kita lihat dalam seperempat abad sejak MPC dibentuk pada 1997,” kata Bailey.
Bank Central Inggris juga memperkirakan inflasi mencapai puncaknya sekitar 11% di akhir tahun.
Sementara angka dari Kantor statistik Inggris pada Selasa lalu menunjukkan bahwa upah riil di Inggris selama tiga bulan hingga Mei mengalami penurunan tertajam sejak pencatatan dimulai pada 2001 lantaran kenaikan gaji gagal mengimbangi tingkat inflasi.