Inspirasi Desa Ekowisata dari Kranjska Gora

Sabtu, 28 Juni 2025 09:55 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

Editor:Redaksi Wongkito

1750661678660.webp
Desa Kranjska Gora di Slovenia. (kranjska-gora.si)

JAKARTA, WongKito.co - Kalau kamu pernah bermimpi tinggal di desa yang indah, dikelilingi pegunungan hijau, udara sejuk, dan penduduk lokal yang ramah, maka Kranjska Gora di Slovenia mungkin jadi tempat yang pas untuk kamu bayangkan. 

Akan tetapi, desa ini bukan cuma soal panorama yang cantik. Lebih dari itu, Kranjska Gora telah jadi sorotan dunia karena keberhasilannya dalam menerapkan konsep ekowisata yang berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat lokal.

Kabar baiknya, apa yang diterapkan Kranjska Gora bukan mustahil dilakukan di Indonesia. Bahkan, desa-desa di tanah air punya potensi besar untuk jadi seperti (atau bahkan melampaui) Kranjska Gora. 

Apa Itu Kranjska Gora?

Kranjska Gora adalah sebuah desa kecil di barat laut Slovenia, tepatnya di wilayah pegunungan Alpen Julian. Lokasinya dekat perbatasan Austria dan Italia, dan menjadi pintu gerbang ke Taman Nasional Triglav, taman nasional tertua dan terbesar di Slovenia. 

Dengan latar belakang pegunungan tinggi, hutan yang lebat, dan sungai-sungai jernih, desa ini menawarkan pengalaman wisata berbasis alam yang autentik dan mendalam.

Namun, daya tarik utama Kranjska Gora bukan hanya dari keindahan alamnya. Desa ini berhasil mengemas semua potensi itu menjadi sebuah model ekowisata yang memadukan konservasi lingkungan, pemberdayaan ekonomi lokal, pelestarian budaya, dan pengalaman wisata yang edukatif.

Kenapa Kranjska Gora Jadi Perhatian Dunia?

Kranjska Gora masuk dalam daftar "Top 100 Sustainable Destinations" dari Green Destinations, sebuah penghargaan internasional yang diberikan pada tempat-tempat wisata yang mampu menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan.

Beberapa faktor keberhasilan Kranjska Gora antara lain:

  1. Konservasi Lingkungan yang Ketat
    • Mereka membatasi jumlah wisatawan di kawasan sensitif.
    • Infrastruktur wisata (jalur hiking, jalur sepeda, penginapan) dirancang agar minim jejak karbon.
    • Sampah dikelola secara sistematis dengan prinsip daur ulang dan zero waste.
  2. Wisata Edukatif dan Berbasis Alam
    • Pengunjung tidak hanya menikmati alam, tapi juga diajak belajar tentang flora-fauna, ekosistem gunung, dan pentingnya konservasi.
    • Ada banyak aktivitas seperti trekking berpemandu, workshop tentang perubahan iklim, hingga kegiatan penanaman pohon.
  3. Pemberdayaan Ekonomi Lokal
    • Sebagian besar homestay, restoran, dan toko oleh-oleh dikelola oleh warga desa.
    • Produk lokal seperti madu, keju, dan kerajinan tangan dijual langsung ke wisatawan.
  4. Promosi Budaya Lokal
    • Masyarakat masih menjaga tarian, musik, dan pakaian tradisional.
    • Festival-festival lokal digelar rutin dan menjadi bagian dari paket wisata.
  5. Akses Teknologi dan Digitalisasi Wisata
    • Mereka memanfaatkan website dan media sosial untuk mempromosikan destinasi.
    • Booking homestay bisa dilakukan online, dan informasi kawasan tersedia dalam berbagai bahasa.

Kenapa Desa Ini Bisa Jadi Contoh bagi Indonesia?

Sekarang, mari kita refleksikan: Apa yang bisa kita pelajari dari Kranjska Gora dan bagaimana kita bisa menerapkannya di desa-desa Indonesia?

1. Kondisi Alam yang Mirip

  • Kranjska Gora berada di daerah pegunungan, mirip dengan banyak desa di Indonesia yang berada di dataran tinggi (seperti di Bali, Jawa Barat, atau Sumatera Barat).
  • Indonesia juga punya taman nasional dan kawasan konservasi seperti halnya Slovenia (misalnya TN Kerinci Seblat, TN Gunung Leuser, TN Bromo Tengger Semeru).

2. Ekowisata Berbasis Komunitas

  • Desa ini mengandalkan keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan wisata: dari pemandu hiking, penyedia homestay, hingga pelaku ekonomi kreatif.
  • Mirip dengan banyak desa wisata di Indonesia seperti Nglanggeran (Yogyakarta) dan Penglipuran (Bali), tetapi Kranjska Gora lebih terstruktur dan konsisten dalam pendekatan lingkungannya.

3. Diversifikasi Aktivitas Wisata

  • Tidak hanya mengandalkan panorama, tetapi juga menyediakan wisata edukasi lingkungan, kegiatan petualangan (hiking, bersepeda), dan budaya lokal.
  • Ini cocok untuk banyak desa Indonesia yang memiliki potensi agrowisata, geowisata, atau wisata spiritual.

4. Fokus pada Konservasi

  • Desa ini berada di pinggir Taman Nasional Triglav, dan sangat ketat dalam menjaga dampak kunjungan terhadap alam.
  • Banyak desa di sekitar kawasan konservasi di Indonesia bisa meniru sistem zonasi dan panduan wisatawan yang diterapkan di Kranjska Gora.

Saatnya Bergerak

Kamu yang tinggal di desa dan masih muda, kamu punya peran penting dalam masa depan desamu. Jangan tunggu orang kota datang dan mengambil alih potensi wisatamu. Justru kamu yang paling tahu apa keunikan desamu dan bagaimana cara mengangkatnya.

Kranjska Gora memang keren. Akan tetapi, Indonesia punya ratusan bahkan ribuan desa yang bisa jauh lebih keren. Dengan pendekatan yang tepat, berbasis alam, budaya, masyarakat, dan teknologi, desa-desa di Indonesia bisa menjadi destinasi ekowisata kelas dunia.

Dan semua itu bisa dimulai dari kamu. Anak muda desa yang mencintai tanah kelahirannya, yang mau belajar, berinovasi, dan bergerak.

Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 28 Juni 2025.