Intip Yuk Inovasi Alat Kondensasi Ikan Asap Rendah Emisi

Rabu, 17 Desember 2025 19:07 WIB

Penulis:Susilawati

Ikan
Ikan Asap (Istimewa )

PALEMBANG, WongKito.co  -  Kilang Pertamina Plaju menghadirkan inovasi Alat Kondensasi Ikan Asap Rendah Emisi, sebuah teknologi tepat guna yang mengadaptasi prinsip kerja kilang untuk meningkatkan produktivitas UMKM sekaligus menekan emisi dan dampak lingkungan.

Inovasi ini merupakan bagian dari Program Belida Musi Lestari, program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU III Plaju yang mengintegrasikan konservasi, pemberdayaan ekonomi, serta penerapan teknologi hijau berbasis kompetensi inti perusahaan. 

Teknologi yang digunakan mengadopsi prinsip kerja Crude Distillation Unit (CDU), unit utama di kilang yang memanfaatkan proses pemanasan dan pengembunan (kondensasi) untuk memisahkan fraksi minyak mentah berdasarkan titik didihnya.

Baca juga:

Prinsip tersebut dimodifikasi untuk proses pengasapan ikan, di mana asap hasil pembakaran bahan bakar alami seperti kayu atau tempurung kelapa dialirkan melalui pipa spiral berpendingin air sehingga suhu asap diturunkan dan uapnya terkondensasi menjadi asap cair atau liquid smoke.

Dengan sistem ini, asap tidak lagi terbuang ke udara bebas, melainkan dikelola menjadi produk turunan yang bernilai guna, sekaligus menciptakan proses pengasapan yang lebih bersih dan terkendali. Implementasi alat ini terbukti meningkatkan efisiensi dan produktivitas secara signifikan. Waktu produksi yang sebelumnya mencapai 10 jam kini dapat dipangkas menjadi 7 jam per siklus. 

Penggunaan bahan bakar kayu berkurang dari 30 kilogram menjadi 19,125 kilogram per produksi, sementara kapasitas produksi meningkat dari 20 kilogram menjadi 35 kilogram ikan per siklus. Suhu pengasapan juga menjadi lebih stabil dan terkontrol di angka 60 derajat Celsius, menghasilkan tingkat kematangan ikan yang lebih merata dan kualitas produk yang lebih baik.

Selain meningkatkan efisiensi, alat ini juga memberikan dampak nyata terhadap penurunan emisi. Emisi karbon dari proses pengasapan berhasil ditekan dari 2,72 ton CO₂e menjadi 1,73 ton CO₂e per siklus produksi. Output proses pengasapan yang sebelumnya berupa asap menyebar kini berubah menjadi asap cair yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut, sehingga proses produksi menjadi lebih ramah lingkungan dan berkontribusi pada upaya pengendalian perubahan iklim. Optimalisasi panas melalui sistem perangkap asap ini memastikan tidak ada asap terbuang, mempercepat proses pengasapan, dan menjaga kualitas udara di sekitar lokasi produksi.

“Inovasi ini merupakan contoh nyata bagaimana kompetensi inti kilang di bidang distilasi dan kondensasi dapat ditransformasikan menjadi solusi lingkungan yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Kami berupaya menghadirkan inovasi yang relevan dengan keberadaan kilang dan berdampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan UMKM,” ujar Siti Fauzia, Area Manager Communication, Relations & CSR RU III PT Kilang Pertamina Internasional.

Alat Kondensasi Ikan Asap Rendah Emisi ini telah diserahkan kepada UMKM Jasmine Suger di wilayah Sungai Gerong. UMKM tersebut memperoleh pasokan bahan baku ikan segar dari kelompok pembudidaya ikan setempat, seperti patin, nila, dan gurame, yang kemudian diolah menjadi ikan asap ramah lingkungan dan dipasarkan dengan harga sekitar Rp75.000 per kemasan.

Dengan pola tersebut, terbentuk ekosistem ekonomi terintegrasi mulai dari budidaya ikan, pengolahan berbasis teknologi bersih, hingga pemasaran produk bernilai tambah, sekaligus memperkuat kohesivitas sosial antara UMKM dan masyarakat sekitar.

Apresiasi datang dari Ir. Septi Fitri, M.M., yang saat diwawancarai pada 25 Agustus 2025 masih menjabat sebagai Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin. “Saya mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh Pertamina, khususnya melalui program CSR berupa pengembangan alat destilasi ikan asap. Inovasi ini merupakan terobosan baru dan pertama di Sumsel. Apabila inovasi ini berhasil diimplementasikan secara optimal, tentu akan mampu meningkatkan kapasitas produksi sekaligus pendapatan pelaku usaha perikanan, khususnya di Kabupaten Banyuasin,” ujarnya.

Selama ini, proses pengasapan ikan masih dilakukan secara manual dengan menggunakan kayu dan tungku tradisional, yang kurang efisien dan berdampak pada kualitas serta lingkungan. “Melalui inovasi destilasi ikan asap ini, diharapkan dapat dihasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik, biaya produksi yang lebih rendah, dan proses yang lebih ramah lingkungan. Jika hal tersebut dapat terwujud, maka inovasi ini akan menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para pelaku usaha dan generasi muda di Banyuasin,” ujarnya.

Keberadaan teknologi ini turut membawa dampak sosial yang lebih luas. Masyarakat di sekitar lokasi produksi tidak lagi terganggu oleh polusi udara yang ditimbulkan dari proses pengasapan tradisional, sementara pelaku UMKM merasakan peningkatan kenyamanan kerja, kapasitas produksi, dan daya saing produk. Inovasi ini juga menjadi yang pertama di Sumatera Selatan, serta berkontribusi dalam meningkatkan kapabilitas individu dan kelompok UMKM untuk menerapkan praktik produksi yang lebih modern dan berkelanjutan.

Melalui inovasi berbasis kompetensi inti ini, Kilang Pertamina Plaju memperkuat komitmennya terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi serta Tujuan 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim. Program ini sekaligus mencerminkan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasional Pertamina dengan menghadirkan solusi yang menyeimbangkan kinerja bisnis, perlindungan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi.