Selasa, 04 Juni 2024 18:18 WIB
Penulis:Susilawati
JAKARTA – Claudia Sheinbaum terpilih sebagai presiden perempuan pertama Meksiko dengan kemenangan telak yang bersejarah.
Otoritas pemilu resmi Meksiko mengatakan hasil awal menunjukkan, mantan walikota Mexico City berusia 61 tahun itu meraih antara 58% dan 60% suara dalam pemilu Minggu 2 Juni 2024 . Hal ini memberinya keunggulan sekitar 30 poin persentase atas saingan utamanya, pengusaha wanita Xóchitl Gálvez.
Sheinbaum akan menggantikan Presiden Andrés Manuel López Obrador, pada 1 Oktober 2024.
Baca juga:
Dalam pidato kemenangannya, dia juga menyoroti apa yang membedakan pemilu Meksiko ini dari pemilu sebelumnya. Dia mengatakan kepada para pemilih yang bersorak. “Untuk pertama kalinya dalam 200 tahun Republik (Meksiko), saya akan menjadi presiden perempuan pertama di Meksiko.”
Dia mengatakan ini adalah sebuah prestasi bukan hanya untuk dirinya tetapi untuk semua wanita.
“Saya sudah mengatakannya sejak awal, ini bukan hanya tentang saya yang bisa menduduki jabatan puncak, ini tentang kita semua yang bisa sampai di sini,” ujarnya, dikutip dari BBC, pada Selasa, 4 Juni 2024.
Dia menambahkan, “Saya tidak akan mengecewakan Anda.” Sheinbaum juga berterima kasih kepada saingannya, Xóchitl Gálvez, yang telah mengakui kemenangan.
Claudia Sheinbaum lahir pada 24 Juni 1962, di Mexico City, Meksiko. Ia adalah seorang politikus dan insinyur lingkungan dari Meksiko yang menjabat sebagai Presiden terpilih di negara tersebut. Dia adalah wanita pertama sekaligus orang Yahudi pertama yang terpilih untuk jabatan tersebut.
Dikutip dari Britannica, Sheinbaum sebelumnya menjabat sebagai walikota Mexico City periode 2018 hingga 2023 sebelum mengundurkan diri untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024 mewakili Gerakan Regenerasi Nasional (Movimiento Regeneración Nacional; MORENA). Dia meraih kemenangan telak pada bulan Juni.
Sheinbaum juga dikenal atas penelitian ilmiahnya dan advokasi kebijakan dalam bidang efisiensi energi, keberlanjutan, dan lingkungan. Dia adalah salah satu ilmuwan dan pembuat kebijakan yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2007 atas kontribusinya di Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB.
Sheinbaum adalah anak kedua dari Annie Pardo Cemo, seorang ahli biologi dan profesor emeritus di Universitas Otonomi Nasional Meksiko (UNAM) di Mexico City, dan Carlos Sheinbaum, seorang insinyur kimia.
Setelah menghabiskan masa kecilnya di Mexico City, Sheinbaum mendaftar di UNAM untuk belajar fisika. Untuk meraih gelar master dan doktor (juga di UNAM), ia mempelajari teknik energi dan melakukan penelitian doktoral di Lawrence Berkeley National Laboratory di Berkeley, California, AS.
Disertasinya membandingkan tren konsumsi energi di Meksiko dengan negara-negara industri lainnya. Sheinbaum kembali ke UNAM pada tahun 1995 sebagai anggota fakultas teknik.
Sheinbaum aktif dalam politik sebagai mahasiswa dan profesor pada tahun 1980-an dan 90-an. Meskipun ia membantu mendirikan Partai Demokrat Revolusioner yang dipimpin oleh mahasiswa pada tahun 1998, ia baru mulai memegang jabatan resmi pada awal abad ke-21.
Pada tahun 2000, ia diangkat sebagai menteri lingkungan hidup Mexico City oleh Walikota Andrés Manuel López Obrador, yang memiliki hubungan politik yang kuat dengannya. Dalam perannya tersebut, ia mengawasi pengenalan sistem bus kota, Metrobus, dan pembangunan tingkat kedua Periférico, sebuah jalan penghubung yang mengelilingi zona perkotaan Mexico City.
Setelah López Obrador kalah dalam pemilihan presiden Meksiko pada tahun 2006, Sheinbaum kembali ke UNAM, di mana dia berkontribusi pada bagian mitigasi perubahan iklim dalam laporan penilaian keempat dan kelima IPCC, Sheinbaum juga melanjutkan penelitian ilmiahnya selama waktu ini. IPCC dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian setelah publikasi penilaian keempat pada tahun 2007.
Pada tahun 2015, Sheinbaum terpilih sebagai walikota distrik Tlalpan di Mexico City. Dalam perannya ini, dia menekankan pentingnya hak atas air dan penggunaannya yang adil.
Meski mendapat kritik atas kecelakaan infrastruktur yang terjadi selama masa jabatannya, termasuk beberapa kematian akibat gempa berkekuatan 7,1 skala Richter yang melanda Tlalpan pada tahun 2017, dukungan politik Sheinbaum terus meningkat.
Dia terpilih sebagai walikota Mexico City pada Juli 2018, menerima 50% suara dari tujuh kandidat. Sheinbaum adalah wanita pertama sekaligus orang Yahudi pertama yang memegang jabatan tersebut.
Seperti pada jabatan sebelumnya, Sheinbaum mengatasi isu-isu transportasi umum dan lingkungan. Pemerintahannya memperluas pengumpulan air hujan, mereformasi pengelolaan sampah, dan memulai program reboisasi.
Ia juga mengumumkan rencana untuk memodernisasi sistem kereta bawah tanah kota yang sudah lama rusak dengan investasi besar-besaran untuk mendukung infrastruktur yang ada. Namun, para kritikusnya menyoroti pada terus terjadinya kecelakaan maut di kereta bawah tanah meskipun ia telah melakukan upaya reformasi.
Pada 12 Juni 2023, Sheinbaum mengumumkan rencananya untuk mengundurkan diri sebagai walikota Mexico City untuk mencalonkan diri sebagai presiden, sebagai kandidat dari MORENA.
Banyak yang melihatnya sebagai penerus ideologis dari Presiden López Obrador, karena ia memiliki posisi sayap kiri yang serupa, termasuk keyakinan bahwa semua warga negara berhak atas layanan kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan pekerjaan.
Namun, Sheinbaum menolak beberapa aspek tertentu dari pendekatan partai yang berkuasa terhadap pemerintahan, terutama yang terkait dengan perubahan iklim dan penciptaan lapangan kerja.
Jika López Obrador merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menopang industri perminyakan Meksiko, Sheinbaum menentang kebijakan tersebut. Ia telah mendorong peralihan dari bahan bakar fosil yang menimbulkan polusi ke energi terbarukan yang disubsidi secara nasional.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 04 Jun 2024