Kebutuhan Energi ASEAN 2030 Akan Naik Mencapai 13 Persen

Senin, 18 September 2023 06:22 WIB

Penulis:admin

Editor:admin

Kebutuhan Energi ASEAN 2030 Akan Naik Mencapai 13 Persen
Kebutuhan Energi ASEAN 2030 Akan Naik Mencapai 13 Persen (Ist)

Jakarta, Wongkito.co - Kebutuhan energi ASEAN diperkirakan akan naik mencapai 13 persen di tahun 2030. Hal ini dikatakan oleh Kementerian Energi Sumber Daya mineral (ESDM), Arifin Tasrif.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, hal ini mengacu dalam laporan Asian Development Bank (ADB), prospek pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara sebesar 4,6% pada tahun 2023 dan diproyeksikan meningkat 4,9% pada tahun 2024. Hal ini harus diimbangi dengan energi bersih untuk mendukung Net Zero Emission (NZE).

"ASEAN dengan sumber daya energi bersih dan terbarukan yang sangat besar telah melakukan upaya terbaiknya dalam menerapkan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission pada pertengahan abad ini," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif di acara PYC International Energy Conference 2023. Senin, 18 September 2023.

Baca juga

Negara - negara di Kawasan Asia Tenggara (ASEAN) juga mempunyai paradigma pembangunan energi yang semakin terpusat menuju Net Zero Emission dimana transisi menuju energi baru dan terbarukan menjadi pilar utama untuk mencapai tujuan tersebut.

Apalagi negara-negara di ASEAN memiliki dengan sumber daya energi yang beragam dan berlimpah, khususnya sumber daya energi terbarukan yang berjumlah lebih dari 17.000 Giga Watt (GW) yang sebagian besar berasal dari tenaga surya 15.602 GW dan angin 1.255 GW. Sedangkan cadangan gas sekitar 130 Trillion Cubic Feet (TCF) terutama berasal dari Indonesia 44 TCF, Malaysia 32 TCF, dan Vietnam 22,8 TCF.

Arifin menuturkan, meski bahan bakar fosil diproyeksi masih mendominasi sektor energi, dengan minyak masih memberikan kontribusi terbesar sebesar 45,8% konsumsi energi, menurut laporan Pusat Energi ASEAN.

Namun, proses menuju NZE melalui transisi energi telah dilakukan Indonesia untuk menuju energi bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat bisa dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber energi.

Indonesia kata Arifin telah mengembangkan peta jalan transisi energi untuk mencapai Emisi Nol Bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat. Dalam peta jalan ini, ditujukan untuk mengembangkan 700 GW energi terbarukan dalam bauran energi, yang berasal dari tenaga surya, air, laut, panas bumi, dan nuklir.

Guna mendukung negara-negara ASEAN menuju NZE, Indonesia berencana akan membangun Super Grid untuk meningkatkan pengembangan energi terbarukan, sekaligus menjaga stabilitas dan keamanan sistem kelistrikan. Hal ini akan membuka peluang untuk terhubung dengan ASEAN Power Grid.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky